Seorang warga Kecamatan Genuksari, Kota Semarang protes soal Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari Posyandu yang dinilai kurang bergizi. Kritikan itu justru mendatangkan bentakan dari Ketua RT dan pihak lainnya.
Unggahan yang memperlihatkan kritikan soal PMT itu diunggah seorang warga asal Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Ika Purnama Sari. Ika menyebut peristiwa itu bermula saat dirinya ke Posyandu, Selasa (12/11/2024).
"Proses biasa pendaftaran, antre, lalu anak saya 11 bulan ditimbang berat badan, diukur panjang badan, serta ukur lingkar kepala dan lengan kemudian antri pencatatan di KMS (Kartu Menuju Sehat) lalu ke meja PMT dan selesai kami pulang," kata Ika saat dimintai konfirmasi detikJateng, Jumat (15/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ika mengaku heran dengan pemberian makanan bergizi berupa pisang, puding, dan beberapa makanan kemasan, lalu mengunggahnya ke akun Instagram pribadinya. Dia bermaksud menanyakan hal tersebut kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang.
"Beberapa kali PMT saya temukan Ultra Processed Food (UPF) tersebut ada, tapi yang kemarin terbanyak dalam satu paket PMT dengan real food hanya satu yaitu buah pisang," jelasnya.
"Dalam unggahan saya juga bertanya standar PMT seperti apa dan tag akun @dkksemarang dan @infokejadian_genuk dengan harapan ada awareness dan evaluasi serta kontrol atau pengawasan dari dinas terkait," lanjutnya.
Tanpa ia duga, malam hari itu juga Ketua Posyandu, Ketua RT dan Ketua RW setempat bersama sejumlah warga mendatangi rumahnya. Dalam pertemuan itu, Ika mengaku dibentak oleh para tamunya itu.
"Kami tersinggung atas bentakan-bentakan dari Ketua RT 04 yang ketempatan Posyandu, yang mana bertamu namun tidak memiliki adab seperti itu. Karena mempermasalahkan saya unggah dan tag akun @dkksemarang," jelasnya.
Keesokannya, ia kembali kedatangan tamu, yakni Lurah Genuksari Yatno dan Kepala Puskesmas. Saat itu, mereka menyampaikan permintaan maaf dan berkomitmen untuk mengevaluasi PMT. Hingga kini, Ketua RT disebut belum meminta maaf atas perilaku tidak mengenakkan tersebut.
"Dari Ketua RT 04 yang membentak-bentak saya dan suami terkait kritik PMT belum ada permintaan maaf sama sekali," lanjut Ika.
Sementara itu, Lurah Genuksari, Yatno mengaku telah menyarankan Ketua RT terkait untuk mendatangi rumah Ika dan meminta maaf atas perbuatan yang dilakukannya itu. Ia juga berjanji akan mengevaluasi PMT.
"Saya sudah menyarankan Pak RT untuk datang ke yang bersangkutan untuk meminta maaf. Kemudian di kelurahan kan ada rakor RT RW, di situ nanti akan saya sampaikan dalam pelayanan bermasyarakat harus santun dan bersikap lebih memanusiakan masyarakat," jelasnya.
"Nanti kami evaluasi makanan PMT agar lebih mengarah ke yang bergizi, saya berjanji, dan berbeda-beda bulan ini apa, bulan depan apa. Pokoknya yang mengandung gizi, didampingi oleh tenaga Puskesmas yang ahli gizi. Kemudian warga yang mengunggah juga sepakat," lanjutnya.
(ams/aku)