Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) akan melaksanakan uji coba makan bergizi gratis di 30 sekolah yang ada di tiga kabupaten miskin ekstrem. Uji coba itu menelan anggaran hingga Rp 2,25 miliar.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng Yunita Dyah Suminar mengatakan, uji coba itu diinisiasi Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana. Hal ini dilakukan guna mendukung berjalannya program Presiden-Wakil Presiden Indonesia Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Dengan bantuan keuangan (Bankeu) dari Pemprov untuk tiga kabupaten. Kabupaten Brebes, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo," kata Yunita saat dihubungi awak media, Kamis (7/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kabupaten itu kebetulan termasuk kabupaten miskin ekstrem dan prevalensi stuntingnya juga cukup tinggi," sambungnya.
Uji coba makan bergizi gratis akan dimulai sejak Jumat (8/11) besok di Kabupaten Wonosobo. Disusul Sabtu (9/11) di Kabupaten Brebes, dan Senin (11/11) di Kebumen.
"Karena program ini akan dilaksanakan di 2025, maka diujicobakan di tiga kabupaten itu. Ada sebanyak 2 ribu anak per kabupaten," jelasnya.
Nantinya, produk makanan yang akan digunakan pun berasal dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Sebanyak Rp 2,25 miliar anggaran digelontorkan untuk program uji coba makan bergizi gratis tersebut.
"Per satu kali makan Rp 15 ribu termasuk pajak dan dusnya. Sasarannya itu sebenarnya ini sebuah gerakan untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang makanan bergizi seimbang," jelasnya.
"Anggarannya Rp 750 juta per kabupaten, total anggaran ada Rp 2,25 miliar. Yang melakukan itu dari kabupaten. Supaya terdistribusi dengan baik, penyedia itu dianjurkan untuk yang sudah terdaftar di Blangkon (belanja langsung toko online) Jateng," lanjut Yunita.
Uji coba makanan bergizi gratis itu, kata Yunita, akan digulirkan selama 25 hari kepada para siswa SD dari kelas 1-6. Ada 12 SD di Kabupaten Brebes, 12 SD di Kabupaten Kebumen, dan 6 SD di Kabupaten Wonosobo.
"Nah maka ini menjadi satu uji coba di Jateng. Nanti akan dievaluasi mulai dari persiapannya, menunya, minat anak-anaknya, peningkatan presensi," paparnya.
"Sebelum itu, dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, kemudian indeks massa tubuh supaya nanti bisa dievaluasi karena kegiatan ini 25 hari," sambung Yunita.
(ahr/ams)