Apa Perbedaan Kelomang dan Keong? Kenali Ciri Fisiknya!

Apa Perbedaan Kelomang dan Keong? Kenali Ciri Fisiknya!

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 07 Nov 2024 10:14 WIB
Kelomang pakai cangkang sampah plastik
Kelomang pakai cangkang sampah plastik. (Foto: Shawn Miller/BBC)
Solo -

Ketika sedang berada di pantai, kita kerap menjumpai dua makhluk bercangkang yang sekilas mirip, yaitu kelomang dan keong. Meski sama-sama bercangkang, keduanya sama sekali berbeda. Tahukah kamu apa perbedaan kelomang dan keong, detikers?

Kelomang sendiri memiliki nama ilmiah Pagurus bernhardus atau disebut dengan hermit crab. Hewan kecil ini kerap diperjualbelikan sebagai mainan anak-anak. Semenatra itu, keong laut merupakan keluarga Strombidae yang cangkangnya begitu cantik.

Penasaran apa saja perbedaan kelomang dan keong? Mari simak penjelasan lengkap yang dihimpun dari laman Scottish Wildlife Trust serta Fact and Details berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Kelomang dan Keong

Terdapat lima hal yang membedakan kelomang serta keong, mulai dari struktur tubuh dan asal cangkangnya. Yuk, simak!

1. Struktur Tubuh

Kelomang adalah krustasea, artinya mereka berkerabat dengan kepiting, udang, dan lobster. Mereka memiliki tubuh lunak, terutama pada bagian abdomen yang rentan. Karena itu, kelomang membutuhkan cangkang kosong untuk melindungi tubuhnya. Mereka tidak memiliki cangkang yang tumbuh secara alami dari tubuhnya sendiri, melainkan menempati cangkang bekas hewan lain sebagai tempat berlindung.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, keong atau siput laut adalah moluska yang memiliki cangkang spiral yang tumbuh secara alami dari tubuh mereka sendiri. Cangkang ini terdiri dari kalsium karbonat yang kuat, dan melindungi tubuh lunak siput dari ancaman. Keong dapat menarik seluruh tubuhnya ke dalam cangkangnya sebagai perlindungan dari predator atau kondisi lingkungan yang berbahaya.

2. Perlindungan Diri

Kelomang melindungi dirinya dengan mencari dan menempati cangkang bekas, biasanya dari siput yang telah mati. Ketika kelomang tumbuh lebih besar, mereka akan mencari cangkang baru yang lebih besar sebagai tempat tinggal baru. Kelomang juga sering kali berebut cangkang dengan kelomang lain, terutama jika persediaan cangkang kosong di sekitarnya terbatas.

Berbeda dengan kelomang, keong tidak perlu mencari cangkang baru ketika tumbuh. Cangkang keong tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan tubuhnya, sehingga mereka tidak perlu berpindah-pindah. Ketika merasa terancam, keong dapat menarik tubuhnya ke dalam cangkang dan menutup bagian bukaan dengan operkulum atau pelindung yang terbentuk alami.

3. Makanan dan Pola Makan

Kelomang adalah pemakan bangkai (scavenger) yang biasanya mencari sisa-sisa organisme mati atau membusuk untuk dimakan. Mereka akan menjelajahi dasar laut untuk mencari sumber makanan dan memanfaatkan bangkai atau sisa makanan lain yang ditemukan di lingkungan sekitarnya. Beberapa kelomang juga bisa membentuk hubungan simbiosis dengan anemon laut untuk perlindungan tambahan.

Sementara itu, keong memiliki radula, yaitu lidah bertekstur kasar yang dilengkapi dengan gigi-gigi kecil yang digunakan untuk mengikis makanan. Makanan keong bervariasi tergantung pada spesiesnya, tetapi umumnya mereka memakan alga, plankton, dan partikel organik kecil. Beberapa keong dewasa memakan alga berfilamen yang hidup di bebatuan laut atau dasar laut.

4. Cara Bergerak

Kelomang bergerak dengan mengandalkan kaki yang terletak di bawah tubuhnya, serta kaki tambahan yang lebih kecil untuk mencengkeram bagian dalam cangkang agar tetap aman saat bergerak. Mereka menggunakan cangkang sebagai perlindungan dan berjalan dengan membawa cangkang di atas punggungnya. Kelomang memiliki sepasang capit yang berbeda ukuran, yang juga dapat membantu menutup bukaan cangkang ketika mereka merasa terancam.

Berbeda dengan kelomang, keong bergerak menggunakan otot kaki besar yang disebut 'kaki perut' yang terletak di bagian bawah tubuhnya. Mereka bergerak dengan cara menggeliat dan merangkak dengan mengeluarkan lendir untuk mengurangi gesekan dan melindungi tubuhnya dari luka. Lendir ini membantu mereka bergerak lebih halus di atas permukaan kasar, seperti batu atau pasir.

5. Hubungan Simbiosis dengan Organisme Lain

Umumnya, kelomang memiliki hubungan simbiosis dengan hewan lain, khususnya dengan anemon laut. Anemon dapat menempel di cangkang kelomang yang menawarkan perlindungan tambahan dengan sengatan tentakelnya yang menakutkan bagi predator. Sebagai imbalan, anemon mendapatkan sisa-sisa makanan dari kelomang serta kesempatan untuk berpindah tempat dan mendapatkan sumber makanan baru. Selain anemon, kelomang juga dapat ditumbuhi alga atau ditempeli oleh teritip.

Berbeda dengan kelomang, keong umumnya tidak memiliki hubungan simbiosis yang kuat dengan organisme lain. Mereka lebih sering hidup sendiri dan tidak melibatkan organisme lain sebagai pelindung atau sumber makanan. Namun, beberapa spesies keong mungkin memiliki organisme kecil yang hidup di cangkangnya, seperti alga atau teritip, meskipun keberadaan mereka lebih bersifat pasif. Keong lebih mengandalkan cangkang kerasnya sendiri sebagai perlindungan tanpa interaksi simbiosis aktif dengan spesies lain.

Nah, itulah lima hal yang membedakan antara kelomang dengan keong. Semoga bermanfaat!




(sto/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads