Kapan Seorang Wanita Mandi Wajib Setelah Haid? Ini Penjelasan Hukumnya

Kapan Seorang Wanita Mandi Wajib Setelah Haid? Ini Penjelasan Hukumnya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Sabtu, 02 Nov 2024 14:51 WIB
ilustrasi mandi/mandi wajib/mandi junub
Ilustrasi wanita mandi wajib setelah haid. Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai
Solo -

Setiap bulan, sebagian besar wanita muslimah mengalami haid sehingga tidak boleh sholat dan berpuasa. Kita baru boleh menjalankan ibadah tersebut setelah mandi wajib. Lantas, kapan seorang wanita mandi wajib setelah haid?

Dikutip dari buku La Tahzan untuk Wanita tulisan Ummu Azzam, haid atau menstruasi merupakan hadas besar, yaitu penghalang bagi seseorang untuk menjalankan ibadah yang disyaratkan untuk thaharah atau bersuci. Tata cara untuk menyucikan diri dari hadas besar adalah dengan mandi besar, mandi junub, atau mandi wajib.

Pastikan detikers menyimak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mandi wajib setelah haid!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapan Seorang Wanita Mandi Wajib Setelah Haid?

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJateng dari buku Pendidikan Agama Islam oleh Rasidin, seorang wanita harus mandi wajib setelah haid terputus. Batas minimal keluarnya darah haid adalah selama 24 jam atau satu hari semalam. Umumnya, wanita mengalami haid selama 6 hingga 7 hari. Apabila darah haid mengalir terus-menerus melebihi 15 hari, darah tersebut tidak lagi dianggap haid, melainkan termasuk dalam kategori Istihadhah.

Batas waktu terputusnya darah haid adalah selama maksimal 15 hari. Jika darah haid berhenti sebelum 15 hari, maka wanita tersebut harus mandi setelah darahnya terputus. Mandi ini dilakukan untuk menyucikan diri agar dapat kembali menjalankan ibadah, seperti sholat.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari buku Haid dan Kesehatan Menurut Ajaran Islam yang ditulis dan diterbitkan Majelis Ulama Indonesia, haid yang telah selesai dapat diketahui dengan cara memasukkan kapas ke dalam kemaluan hingga mencapai area yang tidak wajib dibasuh saat istinja'. Jika kapas dikeluarkan dan tidak ada darah yang keluar sama sekali, maka haid dianggap sudah selesai.

Namun, jika ada darah yang masih menempel pada kapas, meskipun sedikit, maka masa haid belum berakhir. Jika seorang wanita mandi wajib dalam keadaan darah masih ada, maka hukumnya tidak sah.

Hukum Mandi Wajib Setelah Haid

Masih dikutip dari buku Haid dan Kesehatan Menurut Ajaran Islam terbitan MUI, mandi wajib setelah haid memiliki kedudukan hukum yang penting dalam Islam. Setiap wanita yang selesai dari masa haid diwajibkan untuk mandi besar, mandi junub atau mandi wajib. Hal ini menjadi syarat sah untuk melaksanakan ibadah seperti sholat dan thawaf. Mandi wajib ini juga berlaku bagi mereka yang mengalami nifas setelah melahirkan.

Perintah untuk mandi wajib ini tercantum di dalam surat Al Maidah ayat 6. Mari simak ayatnya berikut ini!

ΩŠΩŽΨ£ΩŽΩŠΩ‘ΩΩ‡ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ†ΩŽ Ψ‘ΩŽΨ§Ω…ΩŽΩ†ΩΩˆΨ§ Ψ₯ِذا قُمْΨͺُمْ Ψ₯ِلى Ψ§Ω„Ψ΅Ω‘ΩŽΩ„ΩˆΨ©Ω ΩΩŽΨ§ΨΊΩ’Ψ³ΩΩ„ΩΩˆΨ§ ΩˆΩΨ¬ΩΩˆΩ‡ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩŠΩ’Ψ―ΩΩŠΩŽΩƒΩΩ…Ω’ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ±ΩŽΨ§ΩΩΩ‚Ω ΩˆΩŽΨ§Ω…Ω’Ψ³ΩŽΨ­ΩΩˆΨ§ Ψ¨ΩΨ±ΩΨ‘ΩΩˆΨ³ΩΩƒΩΩ…Ω’ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΨ±Ω’Ψ¬ΩΩ„ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω’ΩƒΩŽΨΉΩ’Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ω†Ω وَΨ₯ِن كُنΨͺُمْ Ψ¬ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ¨Ω‹Ψ§ ΩΩŽΨ£ΩŽΨ·Ω’Ω‡Ω‘ΩŽΨ±ΩΩˆΨ§ (Ω¦)

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah ..." (QS Al-Maidah: 6)

Selain itu, mandi wajib juga diperintahkan di dalam surat An-Nisa ayat 43 berikut ini:

ΩŠΩŽΨ£ΩŽΩŠΩ‘ΩΩ‡ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ†ΩŽ Ψ‘ΩŽΨ§Ω…ΩŽΩ†ΩΩˆΨ§ Ω„Ψ§ ΨͺΩŽΩ‚Ω’Ψ±ΩŽΨ¨ΩΩˆΨ§ Ψ§Ω„Ψ΅Ω‘ΩŽΩ„ΩˆΨ©ΩŽ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ†Ψͺُمْ Ψ³ΩΩƒΩŽΨ±ΩŽΩ‰ حَΨͺΩ‘ΩŽΩ‰ ΨͺΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…ΩΩˆΨ§ Ω…ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΩ‚ΩΩˆΩ„ΩΩˆΩ†ΩŽ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ Ψ¬ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ¨Ω‹Ψ§ Ψ₯Ω„Ψ§ ΨΉΨ§Ψ¨Ψ±Ω‰ Ψ³ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ„Ω حَΨͺΩ‘ΩŽΩ‰ ΨͺΩŽΨΉΩ’ΨͺΩŽΨ³ΩΩ„ΩΩˆΨ§ (Ω€Ω£)

Artinya

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi..." (QS An Nisa: 43)

Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid

Berdasarkan informasi yang terdapat dalam buku Haid dan Kesehatan Menurut Ajaran Islam terbitan MUI, rukun mandi wajib ada dua, yaitu niat dan mengalirkan air ke seluruh anggota badan. Mari simak tata cara lengkapnya berikut ini!

1. Niat Mandi Wajib

Niat merupakan syarat mutlak diterima atau ditolak suatu ibadah dan segala perbuatan tergantung pada niatnya. Oleh karena itu, kita harus mengawali mandi wajib dengan niat. Berikut ini adalah salah satu contoh bacaan niat mandi wajib setelah haid yang bisa dibaca sebelum mengalirkan air ke seluruh badan.

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ§Ω„ΨΊΩΨ³Ω’Ω„ΩŽ Ω„ΩΨ±ΩŽΩΩ’ΨΉΩ حَدَثِ Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩŽΩŠΩ’ΨΆΩ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰

Nawaitul ghusla li raf'i hadathil haid lillahi ta'ala.

Artinya:
"Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats haid karena Allah Ta'ala"

2. Membersihkan Kotoran di Tubuh

Sebelum mandi wajib, dianjurkan untuk membersihkan farji (area kemaluan) serta bagian tubuh lain yang terkena kotoran. Langkah ini bertujuan memastikan semua kotoran yang mungkin masih melekat pada tubuh telah hilang sepenuhnya. Membersihkan tubuh dari kotoran sebelum mandi adalah bagian dari tata cara yang dianjurkan, sehingga air mandi wajib dapat menyucikan seluruh tubuh secara sempurna.

3. Disunnahkan Berwudhu Sebelum Mandi

Sebelum mandi wajib, muslimah disunnahkan untuk berwudhu terlebih dahulu untuk menghilangkan hadas kecil. Dasar hukum dari anjuran ini merupakan hadits berikut:

Dari Aisyah A.S.: "Jika Nabi mandi junub, beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya. Kemudian beliau berwudhu seperti berwudhu untuk sholat, kemudian bekuai masukkan jari jemarinya kedalam Air, lalu menyela-nyela pangkal rambutnya dengan air tersebut. Kemudian menuangkan air (dalam suatu riwayat: hingga ketika beliau merasa telah membasahi kulit kepalanya maka beliau menuangkannya) ke atas kepalanya sebanyak tiga kali cidukan dengan kedua tangannya, kemudian beliau menuangkan air keseluruh tubuhnya. (HR. Muslim, Abu Dawud, an-Nasa'i)

4. Menyiramkan Air ke Seluruh Tubuh

Saat mandi wajib, sangat penting untuk memastikan air menyentuh seluruh tubuh, mulai dari kepala hingga ujung kaki, tanpa ada satu bagian pun yang terlewat. Terutama bagian-bagian yang sulit dijangkau, seperti kulit kepala hingga helaian rambut, juga harus terkena air. Hal ini karena mandi wajib harus dilakukan dengan seksama, dan kesempurnaan dalam penyiraman tubuh menjadi salah satu syarat sahnya ibadah mandi tersebut.

Demikian penjelasan lengkap mengenai waktu yang tepat untuk mandi wajib setelah haid, hukum, dan tata caranya. Semoga bermanfaat!




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads