Kabar adanya penimbunan kucing di rumah bekas warung di Kluyon, Kelurahan Kramat Utara, Kota Magelang membuat gempar. Terungkapnya lokasi penimbunan kucing itu berawal dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN).
Di rumah bekas warung yang berukuran kurang lebih 2,5x2,5 meter itu ada sekitar 42 kucing ditimbun di rumah itu. Ironisnya, 25 kucing di antaranya sudah mati. Berikut sederet pengakuan penimbun kucing-kucing tersebut.
Rawat Kucing Jalanan
Wanita yang menyewa rumah bekas warung untuk menimbun kucing itu diketahui berinisial ES. Perempuan 51 tahun itu mengaku, selama ini dirinya memang sering mengambil kucing-kucing liar yang ditemukan di jalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi itu bahkan sudah dilakukan sejak tiga tahun yang lalu
"Saya rescue (kucing) dari jalanan kurang lebih 3 tahunan. Saya dapatnya di jalan," kata ES mengawali pembicaraan kepada awak media di daerah Cacaban, Rabu (30/10/2024).
Sempat Kumpulkan 50-an Kucing
ES mengaku, sebelum menempati bekas warung saat ini dia pernah mengumpulkan hingga 50-an kucing liar. ES mengatakan, tempat tinggal pertama yang dia huni berada di Perum Depkes, Kota Magelang. Saat itu, ada sekitar 50-an kucing yang berhasil didapatkan dari jalanan.
"Saat itu 50 ekor, saya welcome. Kalau ada yang mau adopsi monggo. Terus tinggal 40-an ekor kewalahan (memeliharanya), tapi saya nggak tega lihat (kucing) kleleran di jalan," ujar ES.
25 Ekor Kucing Mati
ES mengatakan, dari 50-an kucing liar yang dibawanya pulang tidak semuanya bisa bertahan. Ia mengaku saat di Depkes ada 25 ekor kucing yang mati.
Setelah dari Depkes, ia pindah kontrak selama satu tahun di daerah Klontong, wilayah Jambewangi, Secang, Kabupaten Magelang. Berikutnya, pindah lagi menuju Banaran wilayah Kabupaten Magelang sekitar tiga bulan dan di Kluyon, Kota Magelang satu bulan.
"Datang ke Kluyon sekitar bulan September. Ya bawa ini 17 ekor dan ngambil lagi 5 ekor (mati). Ya bau, tapi saya kasih kopi," katanya.
Motif Mengambil Kucing Jalanan
ES menyampaikan, dirinya hanya sebatas mengambil kucing liar yang ditemukannya di jalanan tanpa mengukur kemampuan untuk merawatnya. Akibatnya, puluhan ekor kucing justru mati saat dirawatnya.
"(Motif mengambil kucing di jalanan) Sebenarnya saya mau merawat, tapi nggak tahu diri, nggak tahu ukuran, nggak tahu batasnya berapa. Saya di jalan (lihat kucing) nggak tega ambil," kata dia.
Ambil Kucing Jalanan Saat Jualan
Lebih lanjut, ES mengaku sebelumnya berjualan lumpia goreng berkeliling. Saat menjajakan lumpia tersebut jika di jalan menemukan kucing ia bawa pulang. Kemudian berhenti tidak berjualan semenjak empat bulan yang lalu.
"Saya terus (kerja) buruh tenaga. Bantu-bantu nyuci pakaian orang, kalau ada yang menyuruh," katanya.
"(Peralihan kucing ke JAAN) Ya rasanya kecewa, campur aduk, nano-nano. Cuman, saya mikirnya ke depan demi baiknya saya, wong saya juga punya batas kemampuan. Saya sadar diri, saya mampunya berapa, ya sudah," tuturnya sambil menyeka air mata.
Minta Izin Rawat Kucing
Meski kucing-kucingnya sudah direscue oleh JAAN, ES tetap berniat untuk merawat beberapa kucing yang pernah diambilnya di jalanan. ES meminta izin kepada JAAN untuk bisa memelihara dua ekor kucing. Dua ekor kucing yang dimintanya dikenal paling galak.
"Saya mau izin dua ekor (pelihara)," pintanya.
(apl/rih)