Penimbunan kucing di sebuah rumah bekas warung di Kluyon, Kelurahan Kramat Utara, Kota Magelang, diungkap Jakarta Animal Aid Network (JAAN). Ada sekitar 42 kucing ditimbun di rumah yang ditinggali wanita inisial ES, 51 tahun (sebelumnya ditulis IT). 25 kucing di antaranya sudah mati. Begini kesaksian warga.
Hanya beberapa warga Dusun Kluyon yang mengetahui bahwa ES memelihara banyak kucing di rumah itu. Rumah itu bekas warung rujak. Pemiliknya lansia berinisial AM (79). ES baru mengontrak rumah itu sekitar sebulan lalu. Rumah bekas warung itu berada di depan rumah utama AM.
"Warga yang mengetahui ada kucing di situ hanya sedikit. Entah (warga) sekitar sini tahu semuanya atau tidak. Saya tahunya karena sering jalan-jalan pagi lewat situ," kata Djamik (72), warga Kluyon saat ditemui awak media, Rabu (30/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djamik awalnya mengetahui ada seorang perempuan (ES) yang membawa empat atau lima keranjang di rumah mungil berukuran sekitar 2,5 x 2,5 meter persegi itu.
"Selang beberapa hari saya tanya kok bawa keranjang. Terus mbaknya menyampaikan kalau memelihara kucing liar jumlahnya 19 ekor," ujar Djamik.
Tiap jalan-jalan pagi melewati rumah kontraakan ES, Djamik mengaku terkadang mencium aroma kotoran dan bekas air kencing kucing.
"Pas jalan itu orang tiga. Saat jalan pas kebetulan kondisi jalan naik mak breng (mencium bau tidak sedap) tergantung arah angin. Kalau mencium bangkai belum pernah," ucap dia.
Djamik mengaku tidak pernah melihat kucing-kucing itu di luar rumah. Rumah kontrakan ES itu menurutnya selalu tertutup pintu dan jendelanya.
"Kalau siang (mbaknya pergi) kerja, nggak tahu di mana. Setahu saya kalau malam ya bobok sama kucing," kata dia.
Djamik pun sempat heran soal ES bisa tidur di bekas warung yang sempit itu bersama belasan kucing.
"Saya (ketemu orangnya) ya nggak bau kucing. Kalau mau mandi pagi dan sore lewat (depan rumah) di masjid. Kalau saya jalan pagi lewat sana, kadang bau, kadang nggak. Ya bau itu dari kotoran (kucing)," pungkasnya.
Penjelasan Jakarta Animal Aid Network
Diberitakan sebelumnya, Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mengungkap adanya kasus penimbunan kucing di Magelang. Ada sekitar 42 kucing yang awalnya ditimbun dan 25 di antaranya mati.
Kasus itu diunggah di akun Instagram JAAN @jakartaanimalaidnetwork. Dalam unggahannya yang dilihat detikJateng pada Selasa (29/10/2024), JAAN memperlihatkan proses evakuasi kucing-kucing itu dari sebuah gubuk yang juga dijadikan tempat tinggal.
Di sana, kucing-kucing itu terlihat berada di kandang kecil yang disusun di dalam gubuk tersebut. Aktivis JAAN juga memperlihatkan bangkai kucing yang masih berada di dalam gubuk itu.
"Minggu lalu kami mendapat informasi tentang kasus penimbunan kucing di Magelang. Penimbun tersebut memiliki 42 ekor kucing namun tidak memiliki biaya untuk merawatnya. Dia diusir dari tempat tinggalnya karena bau bangkai, kotoran, dan lain-lain yang tidak dapat ditolerir oleh para tetangga. Kemudian dia pindah ke sebuah tempat kecil dengan 17 kucing yang tersisa.
Penimbunnya bahkan menyimpan sisa-sisa yang telah mati beberapa bulan yang lalu. Kucing-kucing yang tersisa dibawa ke klinik dokter hewan karena kami tidak tahu ke mana lagi harus membawa mereka dan mereka semua membutuhkan perawatan medis," tulis JAAN dalam unggahannya.
Aktivis JAAN, Mustika mengatakan proses evakuasi kucing itu terjadi pada 9 Oktober lalu. Awalnya menerima laporan adanya orang yang menelantarkan atau tidak bisa memberi makan kucing.
Kucing ini milik seorang ibu yang kos di daerah Kluyon, Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.
"Ketika saya sampai mencium bau nggak enak, kayak bangkai kering. Nah, akhirnya saya diizinkan yang punya rumah buka dari jendela," kata Mustika saat dihubungi detikJateng, Selasa (29/10/2024).
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Saya masuk tanpa ada pemiliknya (kucing). Di situ bau nggak karuan, kondisi kucing-kucingnya kondisinya seperti itu (tidak sehat)," kata Mustika.
Kucing-kucing tersebut berada di kandang dengan kondisi yang memprihatinkan. Kemudian, semua kucing dievakuasi dibawa menuju klinik hewan.
"Jumlah kucing 17 ekor yang masih hidup. Terus yang mati tidak dikuburkan sampai kering di dalam rumah sekitar 17 ekor," ujarnya.
"Ibu ini (pemilik kucing) posisinya suka, mau menyelamatkan kucing, tapi pada intinya tidak punya kemampuan. Jadi, kita katakan dia holder," kata dia.
Saat ini, dirinya juga kebingungan untuk merawat kucing-kucing tersebut karena biaya perawatan dan pemulihan yang cukup besar. Dia mempersilakan jika ada yang ingin mengadopsi kucing-kucing itu.
"Kami membuka donasi untuk kucing-kucing itu. Sekarang kucing-kucing itu posisinya masih di Magelang dan dari kucing-kucing itu sempat ada bakteri sehingga tidak bisa evakuasi ke Jakarta," ujarnya.
"(Adopsi) Boleh dengan syarat. Syaratnya harus dipelihara dengan baik, tidak diliarkan, disterilkan dan pelihara dengan layak," pungkasnya.