Panasnya! BMKG Ungkap Suhu di Semarang 33-35 Derajat Celcius Seminggu Terakhir

Panasnya! BMKG Ungkap Suhu di Semarang 33-35 Derajat Celcius Seminggu Terakhir

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 29 Okt 2024 15:28 WIB
Ilustrasi Panas Musim Kemarau
Ilustrasi cuaca panas Semarang. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pheelings Media
Semarang -

Cuaca di Kota Semarang terasa sangat panas terik beberapa waktu ke belakang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah (Jateng) mengungkap, suhu terpanas di Semarang mencapai 37 derajat Celsius.

"Untuk suhu terpanas di Kota Semarang 37 derajat Celsius tanggal 8 Oktober," kata Prakirawan Stasiun BMKG Ahmad Yani Semarang, Winda Ratri, saat dihubungi detikJateng, Selasa (29/10/2024).

Winda mengatakan, menurut data BMKG Ahmad Yani Semarang, satu minggu ke belakang cuaca terik memang terjadi di Kota Semarang. Suhu di Kota Semarang berkisar di angka 33-35 derajat Celsius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan data pengamatan di kantor kami seminggu ini suhu maksimum berkisar antara 33-35 derajat Celcius," jelasnya.

Winda mengatakan, hal ini wajar terjadi, sebab diperkirakan suhu maksimum di Kota Semarang terjadi pada bulan Oktober. Berkaca dari 22 Oktober 2019 silam yang suhu bisa mencapai 39,4 derajat Celsius.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, jika dibandingkan dengan suhu pada awal Oktober, suhu beberapa waktu terakhir pun disebut telah mengalami penurunan. Cuaca panas sendiri dipengaruhi tutupan awan serta cuaca di suatu daerah.

"Suhu udara bisa berbeda tergantung tempat atau lokasi. Suhu juga dipengaruhi oleh tutupan awan serta cuaca di suatu wilayah," jelasnya.

"Ketika pertumbuhan awan minim dan cuaca cukup cerah, tentunya suhu maksimum juga lebih tinggi dibandingkan ketika banyak pertumbuhan awan," lanjutnya.

Winda memperkirakan, cuaca panas akan terjadi hingga November. Ia mengimbau masyarakat bisa terus waspada terhadap kenaikan temperatur serta tidak melakukan kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan.

"Serta waspada potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir," tegasnya.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads