Sebanyak 141 warga Dukuh Windan Baru, RT 04 RW 07, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo malam ini berangkat umrah. Mereka berkumpul di depan Masjid Hamzah sebelum bertolak ke Jakarta.
Ketua panitia, Mahfud Afdarul Chodri (48) mengatakan, umrah bareng warganya ini bertajuk from Hamzah to Mekkah. Hamzah sendiri merupakan nama masjid di lingkungan RT-nya.
"Malam ini kita berangkat dari Masjid Hamzah dengan menggunakan jalur darat pakai bus kita ke Jakarta. Besok pagi sampai sana, lalu sorenya kita baru berangkat menuju ke Jeddah," kata Mahfud kepada awak media, Sabtu (26/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panitia menyiapkan tiga bus untuk membawa jemaah ke Jakarta. Karena jalan kampung yang sempit, bus diparkirkan di Jalan Slamet Riyadi, Kartasura.
"Ini ada acara sebentar (di Masjid Hamzah), nanti kita jalan bersama ke jalan raya bersama pengantar menuju bus. Tidak semua naik bus, ada yang sudah di Jakarta dan beberapa karena faktor kesehatan berangkat naik pesawat ke Jakarta. Mungkin yang di bus berkurang 10 orang," jelasnya.
Dia mengatakan, dari 141 jemaah tidak ada yang berhalangan untuk berangkat. Mereka sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk ibadah umrah ini.
"Untuk yang berhalangan berangkat tidak ada. Usia paling muda balita 8 bulan karena orang tuanya ikut, dan yang paling tua lansia usia 82. Ada 4 orang yang masuk kategori lansia, tapi masih roso," ujarnya.
Dia mengatakan, umrah bersama warga satu RT ini baru pertama kali diadakan oleh warga kampungnya. Panitia menyiapkan waktu 1 tahun untuk umrah bersama ini.
Diberitakan sebelumnya, Mahfud mengatakan rencana umrah bersama warga satu RT ini direncanakan pada Oktober 2023 lalu. Dia menilai, banyak warga yang antusias meski pendapatan mereka tidak besar.
Mahfud menegaskan, tidak ada paksaan bagi warganya yang ingin mengikuti ibadah umrah massal ini. Namun warga banyak yang termotivasi, sehingga banyak yang ikut mendaftar.
"Kita tidak memaksa, tapi kita sama Ustaz Na'im (salah satu pembimbing umrah) menyampaikan, umrah akan menghilangkan kemiskinan dan menghilangkan kesusahan hati. Jadi setelah umrah itu jaminannya tidak kekurangan, dan akan digantikan Allah. Jadi lebih ke memotivasi," kata Mahfud saat dihubungi detikJateng, Selasa (15/10),
"Ini sasaran kita memang untuk yang tidak punya gaji tetap, yang mereka harus 10-11 bulan kali pembayaran kalau mereka mengumpulkan sendiri, mungkin berat. Karena mungkin bisa dapat yang harga Rp 30 jutaan," imbuhnya.
Panitia kemudian mencari biro yang memberi harga keberangkatan umrah paling murah, dan mendapatkan harga sekitar Rp 20 juta. Sejak Oktober tahun lalu, sebagian peserta mulai mencicil dari Rp 500 ribu hingga semampunya setiap bulannya.
Mahfud mengatakan, saat ini semua peserta sudah lunas membayar biaya umrah.
"Dari awal panitia bekerja dengan satu niatan, yaitu ikhlas, tidak mencari untung, siap tombok, dan membantu warga. Kita rapat selama setahun ini sudah 19 kali, kalau ada kendala dikomunikasikan. Kendalanya hampir tidak ada, kita lebih mengakomodir yang tidak memiliki gaji tetap. Karena mereka harus mencicil setiap bulannya," jelasnya.
![]() |
Ada cerita unik yang menyertai perjuangan para warga RT 04, seperti apa?
Cerita Unik
Dari 141 warga itu, Mahfud mengatakan ada beberapa peserta yang memiliki cerita unik. Seperti seorang warga yang dibiayai warga lain untuk ikut umrah. Bahkan hingga saat ini, peserta tersebut tidak mengetahui siapa yang membiayainya untuk pergi ibadah umrah.
"Ada salah satu jemaah yang profesinya sebagai salah satu marbot masjid di daerah Solo. Ada warga lain yang tidak berangkat, tapi daftar ke panitia, menyetorkan uang untuk atas nama marbot tadi. Dan beliau sampai sekarang tidak tahu siapa yang membiayai," ucapnya.
"Amanatnya yang membiayai ini, tolong jangan disampaikan kalau saya yang membiayai, termasuk kepada marbot ini," sambungnya.
Selain itu, ada juga salah satu warga yang berangkat umrah sebagai tukang ojek online (Ojol). Bahkan, saat ini, warga tersebut tengah merawat ibunya yang sakit.
Berkat doa sang ibu, ojol tersebut kini telah melunasi biaya ibadah umrah meski dia harus mencicil setiap bulannya.
"Dia waktu daftar juga belum punya uang, waktu itu dia bismillah siap. Ibunya dari Cilacap sakit, kemudian dia rawat di sini. Alhamdulilah, beliau dimudahkan, dan sudah lunas. Yang berangkat satu orang, karena nanti istrinya yang akan merawat ibunya," kata Mahfud.
"Kata-kata orang tuanya itu, anakku ini memang anak yang saleh dan selalu saya doakan. Semoga semuanya dikabulkan," imbuhnya.
Ada juga warga yang setelah mendaftar umrah, dia mendapatkan pekerjaan bekerja sebagai sopir di pembangunan tol Solo-Jogja. Uang gajinya sebagai sopir disetorkan ke panitia semua, dan kini ia sudah melunasi biaya umrah bersama sang istri.
"Sebelumnya suami-istri membuka laundry. Pas mendaftar umrah, suaminya bekerja sebagai sopir di proyek tol Solo-Yogyakarta. Setiap bulan gajinya tidak diambil, langsung disetorkan ke panitia. Alhamdulilah beliau berdua berangkat bersama istrinya," ucapnya.
Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apu)