Warga Satu RT di Sukoharjo Umrah Bareng, Marbot-Ojol Ikut Berangkat

Warga Satu RT di Sukoharjo Umrah Bareng, Marbot-Ojol Ikut Berangkat

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Selasa, 15 Okt 2024 18:36 WIB
Masjid Hamzah di Dukuh Windan Baru, RT: 04/07, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Masjid Hamzah di Dukuh Windan Baru, RT: 04/07, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Sukoharjo - Kisah inspiratif datang dari warga di Dukuh Windan Baru, RT 4/ RW 7, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Sebanyak 141 warganya akan berangkat umrah bersama pada bulan ini.

Persiapan matang dilakukan panitia untuk menyiapkan ibadah umrah bersama warga satu RT ini. Pasalnya, tidak semua warganya sudah memiliki uang untuk biaya umrah ini. Sehingga skema pembayaran dengan cara mencicil disiapkan oleh panitia.

Ketua panitia Mahfud Afdarul Chodri (48) mengatakan, rencana umrah bersama warga satu RT ini direncanakan pada Oktober 2023 lalu. Dia menilai, banyak warga yang antusias meski pendapatan mereka tidak besar.

Mahfud menegaskan, tidak ada paksaan bagi warganya yang ingin mengikuti ibadah umrah massal ini. Namun warga banyak yang termotivasi, sehingga banyak yang ikut mendaftar.

"Kita tidak memaksa, tapi kita kita sama ustaz Na'im (salah satu pembimbing umrah) menyampaikan, umrah akan menghilangkan kemiskinan dan menghilangkan kesusahan hati. Jadi setelah umrah itu jaminannya tidak kekurangan, dan akan digantikan Allah. Jadi lebih ke memotivasi," kata Mahfud saat dihubungi detikJateng, Selasa (15/10/2024),

"Ini sasaran kita memang untuk yang tidak punya gaji tetap, yang mereka harus 10-11 bulan kali pembayaran Kalau mereka mengumpulkan sendiri, mungkin berat. Karena mungkin bisa dapat yang harga Rp 30 jutaan," imbuhnya.

Panitia kemudian mencari biro yang memberi harga keberangkatan umrah paling murah, dan mendapatkan harga sekitar Rp 20 juta. Sejak Oktober tahun lalu, sebagian peserta mulai mencicil dari Rp 500 ribu hingga semampunya setiap bulannya.

Mahfud mengatakan, saat ini semua peserta sudah lunas membayar biaya umrah. Saat ini, warga sudah bersiap untuk berangkat pada Sabtu (26/10) mendatang.

"Dari awal panitia bekerja dengan satu niatan, yaitu ikhlas, tidak mencari untung, siap tombok, dan membantu warga. Kita rapat selama setahun ini sudah 19 kali, kalau ada kendala dikomunikasikan. Kendalanya hampir tidak ada, kita lebih mengakomodir yang tidak memiliki gaji tetap. Karena mereka harus mencicil setiap bulannya," jelasnya.

Dari 141 warga itu, Mahfud mengatakan ada beberapa peserta yang memiliki cerita unik. Seperti seorang warga yang dibiayai warga lain untuk ikut umrah. Bahkan hingga saat ini, peserta tersebut tidak mengetahui siapa yang membiayainya untuk pergi ibadah umrah.

"Ada salah satu jamaah yang profesinya sebagai salah satu marbot masjid di daerah Solo. Ada warga lain yang tidak berangkat, tapi daftar ke panitia, menyetorkan uang untuk atas nama marbot tadi. Dan beliau sampai sekarang tidak tahu siapa yang membiayai," ucapnya.

"Amanatnya yang membiayai ini, tolong jangan disampaikan kalau saya yang membiayai, termasuk kepada marbot ini," sambungnya.

Selain itu, ada juga salah satu warga yang berangkat umrah sebagai tukang ojek online (Ojol). Bahkan, saat ini, warga tersebut tengah merawat ibunya yang sakit.

Berkat doa sang ibu, Ojol tersebut kini telah melunasi biaya ibadah umrah meski dia harus mencicil setiap bulannya.

"Dia waktu daftar juga belum punya uang, waktu itu dia bismillah siap. Ibunya dari Cilacap sakit, kemudian dia rawat di sini. Alhamdulilah, beliau dimudahkan, dan sudah lunas. Yang berangkat satu orang, karena nanti istrinya yang akan merawat ibunya," kata Mahfud.

"Kata-kata orang tuanya itu, anakku ini memang anak yang saleh dan selalu saya doakan. Semoga semuanya dikabulkan," imbuhnya.

Ada juga warga yang setelah mendaftar umrah, dia mendapatkan pekerjaan bekerja sebagai sopir di pembangunan tol Solo-Yogyakarta. Uang gajinya sebagai sopir disetorkan ke panitia semua, dan kini ia sudah melunasi biaya umrah bersama sang istri.

"Sebelumnya suami-istri membuka laundry. Pas mendaftar umrah, suaminya bekerja sebagai sopir di proyek tol Solo-Yogyakarta. Setiap bulan gajinya tidak diambil, langsung disetorkan ke panitia. Alhamdulilah beliau berdua berangkat bersama istrinya," ucapnya.

Mahfud mengatakan, pihak panitia sebenarnya tidak ingin menyebarluaskan rencana 141 warga Dukuh Windan Baru, RT: 04/07 berangkat umrah bersama, karena khawatir ke arah riya. Namun kabar tersebut sudah menyebar, sehingga dia berharap kisah ini mampu menginspirasi orang lain.

"Setelah ini viral, kami menyikapinya, ini buka permintaan dari kami, panitia, peserta, ini karena Allah yang menghendaki. Mudah-mudahan dengan ini, bisa menginspirasi umat Islam yang lain, agar bisa ikut bergerak, ikut seperti ini satu RT, komplek, kelompok pengajian berangkat bareng. Harapannya bisa menginspirasi umat Islam yang lain," pungkasnya.


(afn/ahr)


Hide Ads