Pada lebaran 2023, warga Dukuh Windan Baru, RT: 04/07, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo piknik bersama ke sejumlah pantai ke Gunungkidul. Berawal dari piknik bersama, tercetus ide untuk berangkat menjalankan ibadah umrah bersama-sama.
Kini, rencana itu terealisasi. Sejumlah 141 warga di RT tersebut kini telah mendaftar umrah bareng dan berangkat pada Oktober ini.
Berita mengenai warga Sukoharjo yang umrah bareng ini menjadi salah satu artikel yang banyak diakses pembaca detikJateng dalam sepekan terakhir.
Berawal dari Piknik
Salah seorang warga yang menjadi pembimbing umrah, Muhammad Na'im mengatakan, niat ibadah umrah bersama warga satu RT ini, berawal dari piknik RT di Gunung Kidul, di Yogyakarta pada tahun 2023 lalu.
"Setelah lebaran tahun lalu, bapak-bapak piknik ke Gunung Kidul dengan 10 mobil. Saat pulang ibu-ibu iri, akhirnya kita rencanakan sewa bus se-RT berangkat semua ke Pantai Siung, dan Pecici," kata Na'im, saat ditemui detikJateng di rumahnya di Dukuh Windan Baru, Sabtu (12/10/2024).
Setelah itu, warga yang merupakan jemaah Masjid Hamzah itu ingin melakukan piknik yang mendatangkan berkah, lalu diusulkan untuk pergi umrah bersama. Masyarakat kemudian mencari biro umrah untuk memfasilitasi ibadah umrah tersebut.
Na'im mengatakan, tidak ada paksaan bagi warga yang ingin mengikuti umrah massal tersebut. Sebab, ini tujuannya untuk ibadah.
"Ada 141 warga, (berangkat) tanggal 26 Oktober 2024 besok," ujarnya.
"Warga kemudian mulai menabung, persiapannya sekira 1 tahunan. Yang berangkat ada bapak-bapak, ibu-ibu, anaknya. Ada yang satu keluarga penuh berangkat, ada yang sekeluarga satu orang saja, dan dua orang," sambungnya.
Ambil Paket Termurah
Mereka kemudian mendaftar ke salah satu biro umrah dengan mengambil paket yang termurah. Hal itu dilakukan agar tidak memberatkan warga yang memiliki ekonomi pas-pasan.
"Kita pakai paket paling murah, minimal Kemenag. Rata-rata paketnya Rp 20 jutaan," kata Na'im.
Ketua panitia Mahfud Afdarul Chodri (48) mengatakan memang tidak semua peserta berasal dari warga yang kaya. Namun mereka tetap bersemangat untuk ikut umrah bareng itu.
"Kita tidak memaksa, tapi kita kita sama ustadz Na'im (salah satu pembimbing umrah) menyampaikan, umrah akan menghilangkan kemiskinan dan menghilangkan kesusahan hati. Jadi setelah umrah itu jaminannya tidak kekurang, dan akan digantikan Allah. Jadi lebih ke memotivasi," kata Mahfud.
Beragam Kisah Unik
Dari 141 warga itu, Mahfud mengatakan ada beberapa peserta yang memiliki cerita unik. Seperti seorang warga yang dibiayai warga lain untuk ikut umrah. Bahkan hingga saat ini, peserta tersebut tidak mengetahui siapa yang membiayainya untuk pergi ibadah umrah.
"Ada salah satu jamaah yang profesinya sebagai salah satu marbot masjid di daerah Solo. Ada warga lain yang tidak berangkat, tapi daftar ke panitia, menyetorkan uang untuk atas nama marbot tadi. Dan beliau sampai sekarang tidak tahu siapa yang membiayai," ucapnya.
"Amanatnya yang membiayai ini, tolong jangan disampaikan kalau saya yang membiayai, termasuk kepada marbot ini," sambungnya.
Selain itu, ada juga salah satu warga yang berangkat umrah sebagai tukang ojek online (Ojol). Bahkan, saat ini, warga tersebut tengah merawat ibunya yang sakit.
Berkat doa sang ibu, Ojol tersebut kini telah melunasi biaya ibadah umrah. Meski dia harus mencicil setiap bulannya.
"Dia waktu daftar juga belum punya uang, waktu itu dia bismillah siap. Ibunya dari Cilacap sakit, kemudiann dia rawat di sini. Alhamdulilah, beliau dimudahkan, dan sudah lunas. Yang berangkat satu orang, karena nanti istrinya yang akan merawat ibunya," kata Mahfud.
(ahr/ahr)