Sejarah Pelantikan Presiden dan Wapres Indonesia Selalu Tanggal 20 Oktober

Sejarah Pelantikan Presiden dan Wapres Indonesia Selalu Tanggal 20 Oktober

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Minggu, 20 Okt 2024 11:31 WIB
Prabowo dan Gibran
Momen pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Foto: Dok YouTube MPR
Solo -

Tanggal 20 Oktober setiap lima tahun menjadi momen bersejarah yang dinanti-nantikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Seperti apakah sejarah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia selalu tanggal 20 Oktober?

Hari ini, Minggu, 20 Oktober 2024, kita menyaksikan pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pasangan presiden-wakil presiden terpilih ini ditetapkan oleh KPU pada 24 April 2024 dalam Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024.

Seperti apakah sejarah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang selalu dilaksanakan pada 20 Oktober? Mari simak penjelasan lengkap yang dirangkum dari buku Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009 oleh A Kardiyat Wiharyanto, Biografi Tokoh Presiden dan Wakil Presiden oleh Muhammad Elbrahimy, serta laman resmi Portal Informasi Indonesia berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Pelantikan Presiden dan Wapres Indonesia Selalu 20 Oktober

Sejak era reformasi, tanggal 20 Oktober seolah menjadi tanggal sakral dalam sejarah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Tradisi ini dimulai sejak Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur dilantik pada 20 Oktober 1999.

Gus Dur memimpin Indonesia dengan wakil presiden Megawati Sukarnoputri. Namun, masa jabatan Gus Dur terhenti lebih cepat pada 23 Juli 2001, sehingga Megawati Sukarnoputri pun dilantik menjadi Presiden RI pada tanggal yang sama.

ADVERTISEMENT

Setelah Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melanjutkan tradisi ini ketika ia dilantik pada 20 Oktober 2004, dengan wakilnya Muhammad Jusuf Kalla. Pelantikan ini menandai pemerintahan SBY yang kemudian berlangsung dua periode. Pada periode kedua, SBY kembali dilantik pada 20 Oktober 2009, kali ini dengan wakil Boediono.

Tradisi ini terus berlanjut pada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Jokowi pertama kali dilantik sebagai Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2014, dengan wakilnya Muhammad Jusuf Kalla yang kembali menjabat sebagai Wapres untuk periode kedua. Lima tahun kemudian, pada 20 Oktober 2019, Jokowi dilantik untuk masa jabatan keduanya, kali ini dengan wakilnya Ma'ruf Amin.

Tepat hari ini, Minggu 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto bersama dengan Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 2024-2029.

Dari perjalanan para presiden ini, kita bisa melihat bahwa tanggal 20 Oktober telah menjadi bagian penting dari tradisi kenegaraan di Indonesia sejak 1999. Meskipun sebelumnya pelantikan presiden dilakukan di tanggal yang bervariasi, sejak reformasi, tanggal ini memberikan simbol kesinambungan dan stabilitas dalam demokrasi Indonesia.

Sejarah Pelantikan Presiden Sebelum Reformasi

Sebelum era reformasi, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia tidak memiliki pola tanggal yang konsisten seperti era pasca-1999. Pada masa orde lama dan orde baru, tanggal pelantikan presiden bergantung pada situasi politik dan kondisi negara yang dihadapi pada saat itu.

Presiden pertama Indonesia, Sukarno, dilantik pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Sukarno memimpin bersama Wakil Presiden Mohammad Hatta, yang menjabat hingga 1956.

Tidak ada tanggal khusus untuk pelantikan presiden pada masa awal kemerdekaan ini, karena kondisi negara yang masih berjuang mempertahankan kedaulatannya. Masa jabatan Sukarno berakhir pada 12 Maret 1967, ketika ia lengser dari jabatannya melalui Sidang Istimewa MPRS yang menetapkan Soeharto sebagai Pejabat Presiden.

Di era orde baru, Soeharto dilantik secara resmi sebagai Presiden Indonesia pada 12 Maret 1967. Pelantikannya tidak mengikuti pola tanggal tertentu, melainkan karena proses politik yang terjadi saat itu. Selama 31 tahun kepemimpinannya, Soeharto dilantik kembali dalam periode-periode berikutnya, tetapi tanggal pelantikannya pun berubah-ubah, tidak mengikuti tradisi tertentu.

Selama era Soeharto, beberapa tokoh penting mengisi posisi Wakil Presiden Indonesia, dimulai dengan Hamengkubuwono IX, yang menjabat dari 23 Maret 1973 hingga 23 Maret 1978. Beliau adalah seorang tokoh yang dihormati dan dikenal karena kontribusinya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Setelahnya, Adam Malik menempati jabatan Wakil Presiden dari 23 Maret 1978 hingga 11 Maret 1983.

Kemudian, Umar Wirahadikusumah menjabat dari 11 Maret 1983 hingga 11 Maret 1988, membawa pengalaman militer dan kemampuan administratifnya untuk mendukung stabilitas dan pembangunan ekonomi Orde Baru. Soedharmono menggantikan Umar, menjabat dari 11 Maret 1988 hingga 11 Maret 1993, dan dikenal sebagai birokrat yang handal, membantu menjalankan program-program pembangunan pemerintah.

Lalu, Wakil Presiden Try Sutrisno menjabat dari 11 Maret 1993 hingga 11 Maret 1998, di mana beliau berusaha menjaga stabilitas politik di tengah tantangan yang semakin meningkat. Pada 11 Maret 1998, Bacharuddin Jusuf Habibie menjadi Wakil Presiden terakhir di bawah Soeharto yang menjabat hingga Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Setelah Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie diangkat menjadi Presiden. Habibie menggantikan posisi presiden secara otomatis sesuai dengan ketentuan konstitusi. Masa jabatan Habibie berakhir pada 20 Oktober 1999, ketika Gus Dur dilantik sebagai presiden, memulai tradisi pelantikan pada tanggal 20 Oktober yang kita kenal sekarang.

Demikian penjelasan lengkap mengenai sejarah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang selalu dilaksanakan pada 20 Oktober sejak era Gus Dur. Semoga bermanfaat!




(sto/apu)


Hide Ads