Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusadataru) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memetakan daerah rawan banjir rob di Jateng. Berbagai upaya pun telah dilakukan guna mengantisipasi banjir rob.
Hal ini diungkapkan Kabid Sungai, Bendungan dan Pantai, Andis Setiyo Septiyantok. Ia mengatakan, memasuki musim hujan, sudah ada beberapa daerah yang berpotensi terkena banjir rob di Jateng.
"Kalau rob ada di daerah-daerah pesisir seperti Demak, Pekalongan, Tegal, Pemalang, Kendal, yang pesisir seperti Kota Semarang juga kan juga ada pengaruhnya," kata Andis kepada awak media di Kantor BPBD Jateng, Kecamatan Semarang Utara, Rabu (16/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang musim hujan, Pusdataru pun telah menyiapkan berbagai upaya guna meminimalisir dampak rob seperti membuat tanggul pantai dan meninggikan parapet sungai.
"Di Pekalongan ada, di Pemalang, kita membuat tanggul-tanggul pantai. Kemudian kita tinggikan parapet sungai yang terkena intrupsi air laut, rob, yang dilakukan secara bertahap," jelasnya.
"Harapannya tanggul laut nutup, parapet sungai nutup, kemudian ada pintu-pintu untuk menahan air di sungai itu untuk masuk. Ketika tanggulnya sudah tutup, ada pintu-pintu di sungai, otomatis kalau ada air naik, itu bisa ditutup," sambungnya.
Tak hanya itu, pihaknya pun mengadakan kolam retensi atau kolam resapan untuk penampungan air sementara agar air hujan meresap ke dalam tanah atau dialirkan ke sungai.
Sementara untuk mengantisipasi banjir rob dahsyat di Demak, pemerintah tengah membangun Tol Semarang-Demak Seksi I di Kaligawe, Semarang. Tol itu nantinya berfungsi sebagai tanggul laut penahan rob.
"Demak itu juga nanti akan dibuat tanggul raksasa yang menutup dari Kaligawe. Sekarang sudah dikerjakan, untuk menahan air laut, kayak dam, di atasnya dibangun tol," jelasnya.
Pembangunan itu pun dilaksanakan secara bertahap atau multi years, dan ditargetkan selesai tahun 2026. Lantaran belum selesai dibangun, banjir rob masih dimungkinkan terjadi di Kabupaten Demak.
"Penanganannya itu belum selesai, karena masih ada yang terbuka. Jadi air laut bisa masuk lewat tambak, drainase pinggir jalan raya," ungkapnya.
"Kalau sudah tutup semua, yang di daratan tutup tanggul laut, yang di sungai tutup pintu. Nanti sudah nggak masuk," lanjutnya.
(apu/apu)