Apa Perbedaan Angin Puyuh, Puting Beliung, Topan, Lisus, dan Tornado?

Apa Perbedaan Angin Puyuh, Puting Beliung, Topan, Lisus, dan Tornado?

Anindya Milagsita - detikJateng
Rabu, 16 Okt 2024 11:58 WIB
Angin tornado
Angin tornado. (Foto: Pixabay/NatureNomad)
Solo -

Terdapat berbagai istilah yang berkaitan dengan angin, sebut saja angin puyuh, puting beliung, topan, lisus, hingga tornado. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang menyimpan rasa penasaran mengenai perbedaan di antara jenis-jenis angin tersebut.

Sebagaimana diketahui, angin kencang merupakan salah satu fenomena cuaca yang kerap dijumpai masyarakat di berbagai belahan dunia, tak terkecuali pada wilayah Indonesia. KBBI mendefinisikan angin sebagai gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Meskipun sebagian angin memberikan dampak yang cenderung menyejukkan, tetapi tidak sedikit yang justru mampu memicu kerusakan terhadap hal-hal yang dilewati olehnya.

Hal ini membuat mengenal lebih dekat dengan jenis-jenis angin menjadi informasi yang menarik untuk diketahui oleh setiap orang. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memahami perbedaan antara angin puyuh, puting beliung, topan, lisus, hingga tornado.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas seperti apa gambaran perbedaan di antara beberapa jenis angin tersebut? Sebagai cara untuk mengetahui jawabannya, terdapat informasi yang akan disampaikan di dalam artikel ini. Temukan penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Angin Puyuh?

Pertama ada istilah angin puyuh yang mungkin tidak asing lagi di telinga sebagian orang di Indonesia. Namun, siapa sangka ternyata angin yang satu ini justru termasuk dalam jenis angin puting beliung. Seperti diungkap dalam buku 'Pengantar Meteorologi' karya Wiwit Suryanto dan Alutsyah Luthfian, angin puyuh berbentuk corong yang menghubungkan tanah dengan awan.

ADVERTISEMENT

Angin puyuh termasuk jenis puting beliung yang akan membentuk pusaran dalam wujud corong yang terjadi di perbatasan udara yang panas dan dingin. Biasanya angin puyuh akan berhenti berpusar saat berada di wilayah dingin.

Sementara itu, Wahyudi dalam bukunya 'Buku Pintar Penanggulangan Angin Puting Beliung' menjelaskan angin puyuh yang muncul di Indonesia cenderung memiliki kekuatan yang mencapai 80-100 km/jam. Secara umum, angin puyuh dapat terjadi saat pusaran angin berputar saat terjadinya ketidakstabilan yang tercipta akibat pemanasan dan gradien aliran atau arus. Inilah yang membuat angin puyuh dapat berwujud kecil maupun besar.

Mengenal Angin Puting Beliung

Masih mengacu dari buku yang sama, disampaikan bahwa angin puting beliung merupakan jenis angin yang disebabkan oleh adanya awan cumulonimbus. Hal ini dikarenakan puting beliung terjadi saat dua massa udara yang memiliki suhu udara berbeda, kerapatan, dan arah angin yang bertemu. Adapun kecepatan angin puting beliung dapat mencapai lebih dari 60 km/jam.

Kemudian Prof Dr Ir Achmad Syarifudin, MSc, PU-SDA dan Henggar Risa Destania,ST, MEng dalam bukunya 'Pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan dan Bencana Hidrometeorologi' menjelaskan puting beliung termasuk jenis angin yang kencang dengan kecepatan 40-50 km/jam. Biasanya angin puting beliung terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat sekitar 3-5 menit saja. Puting beliung juga cenderung muncul saat terjadinya musim pancaroba dari musim hujan menuju musim kemarau.

Seperti Apa Gambaran Angin Topan?

Selanjutnya ada topan yang juga menjadi salah satu jenis angin yang kerap terjadi di berbagai belahan dunia. Meskipun lebih sering dikenal sebagai angin topan, jenis angin ini memiliki sejumlah julukan lain yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Diungkap dalam buku 'Topan' karya Iqbal Triadi Nugraha, dalam bahasa asing istilah angin topan kerap disebut sebagai typhoon, cyclone, dan hurricane.

Tidak hanya itu, angin topan juga disebut sebagai angin ribut atau angin kencang karena kecepatannya yang sangat besar. Tercatat angin topan dapat mencapai kecepatan hingga 120 km/jam. Biasanya angin ini muncul saat terjadinya hujan yang dibarengi dengan petir.

Menurut Britannica, angin topan juga dapat disebut sebagai siklon tropis karena berasal dari lautan tropis. Selain memiliki kecepatan yang sangat kuat, angin topan juga termasuk angin kencang dikenal berbahaya karena memberikan pengaruh terhadap cuaca di sekitarnya. Tidak hanya memicu angin yang kuat, curah hujan lebat dan perubahan tekanan atmosfer juga akan terjadi saat angin topan muncul.

Melihat Lebih Dekat Angin Lisus

Pernah mendengar istilah angin lisus atau leysus? Mungkin belum banyak yang tahu jika angin lisus merupakan nama lain dari angin puting beliung. Seperti diungkap dalam publikasi 'Apa Itu Angin Puting Beliung?' yang diterbitkan BPBD Sumut, angin puting beliung disebut juga sebagai angin ribut, angin puyuh, dan angin leysus atau lisus.

Jenis angin ini termasuk angin kencang tetapi cenderung melemah kecepatannya secara berangsur-angsur saat terjadi. Tidak hanya di darat, angin lisus juga dapat muncul di laut yang disebut juga sebagai water spout. Kemunculan angin lisus bisa dideteksi lebih awal dikarenakan ada beberapa ciri-ciri penyertanya.

Sebut saja udara panas yang tiba-tiba menguap, udara yang berubah menjadi dingin seketika, hingga munculnya awan cumulonimbus. Meskipun tergolong angin berkecepatan rendah, angin lisus justru dapat memberikan dampak tertentu pada wilayah yang dilaluinya. Tidak hanya memicu kerusakan, tidak jarang angin lisus juga memicu korban jiwa.

Terjadinya Angin Tornado

Meskipun selama ini dikenal sebagai angin berkecepatan tinggi, ternyata tornado merupakan nama lain dari angin topan. Hal ini diungkap dalam buku 'Asyiknya Mengenal Bumi Kita' karya Diana Tri Hartati bahwa angin tornado memiliki berbagai sebutan. Misalnya saja siklon tropis, hurikan, dan angin topan.

Angin tornado biasanya berwujud mirip seperti corong kondensasi yang terlihat jelas. Tidak hanya berwujud pusaran angin, tidak jarang tornado juga berpusar dengan membawa puing-puing dari wilayah yang telah dilewati sebelumnya. Meskipun kerap melanda wilayah Amerika Serikat, tornado juga sering muncul di sejumlah wilayah tropis.

Namun, tornado sangat jarang dijumpai di wilayah Benua Antartika maupun wilayah yang dekat dengan garis khatulistiwa. Salah satu tanda akan terjadinya tornado biasanya diawali dengan terbentuknya awan cumulonimbus. Kemudian awan tersebut akan berwujud gulungan dan lapisan berwarna putih hingga abu-abu. Lalu secara cepat akan membentuk pusaran angin dengan kecepatan lebih dari 300 km/jam.

Perbedaan Angin Puyuh, Puting Beliung, Topan, Lisus, dan Tornado

Mengacu dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dipahami bahwa istilah angin puyuh, puting beliung, topan, lisus, dan tornado memiliki perbedaan, tetapi beberapa di antaranya ternyata berkaitan. Ternyata angin puyuh, puting beliung, dan lisus adalah jenis angin yang sama. Angin ini dikenal memiliki pusaran angin dengan kecepatan yang tergolong rendah.

Meskipun begitu, dampak yang dihasilkan oleh angin puyuh, puting beliung, hingga lisus kerap memicu kerusakan hingga memakan korban jiwa. Angin ini bisa diprediksi kemunculannya karena ada sejumlah tanda yang akan terjadi sesaat sebelum pusaran angin terbentuk.

Kemudian angin topan dan tornado juga merupakan istilah yang merujuk pada angin yang sama. Berbeda dengan angin puyuh, puting beliung, dan lisus yang berkecepatan tergolong rendah, topan atau tornado justru sangat tinggi. Tidak hanya berkecepatan tinggi, angin topan atau tornado juga terjadi dengan penyerta lainnya. Misalnya saja hujan maupun petir.

Kerusakan yang diakibatkan oleh jenis angin ini cukup besar karena pusaran anginnya mampu membawa sisa puing-puing yang telah dilewati sebelumnya. Namun demikian, angin tornado atau topan ini hanya muncul di sejumlah wilayah tertentu, misalnya wilayah tropis maupun Amerika Serikat.

Nah, itulah tadi rangkuman penjelasan perbedaan antara angin puyuh, puting beliung, topan, lisus, hingga tornado. Semoga informasi ini membantu.




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads