Siklon Tropis Adalah: Pengertian, Penyebab, Proses Terjadi, Dampak-Mitigasi

Siklon Tropis Adalah: Pengertian, Penyebab, Proses Terjadi, Dampak-Mitigasi

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 19 Mar 2024 15:08 WIB
Ilustrasi Cuaca Ekstrem
Ilustrasi Siklon Tropis. Foto: Ilustrasi Cuaca Ekstrem (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Solo -

Cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan disebabkan oleh siklon tropis. Siklon tropis adalah fenomena alam yang kerap melanda wilayah pesisir.

Siklon tersebut membentuk badai di atas permukaan laut yang hangat. Ciri khasnya adalah angin kencang yang berputar di sekitar pusatnya. Tidak hanya angin kencang, siklon tropis juga membawa hujan deras.

Ingin tahu lebih banyak tentang siklon tropis yang dapat menyebabkan kerugian besar? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siklon Tropis Adalah

Mengutip laman Pusat Meteorologi Maritim, siklon tropis adalah badai besar yang terbentuk di atas lautan hangat dengan kecepatan angin kencang yang berputar di sekitar pusatnya. Didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot.

Siklon tropis memiliki mata siklon di pusatnya, yang dikelilingi oleh dinding mata yang merupakan wilayah dengan kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar. Masa hidupnya berkisar antara 3 hingga 18 hari, dan akan melemah ketika bergerak ke perairan dingin atau daratan.

ADVERTISEMENT

Terdapat beberapa istilah lain untuk menyebut siklon tropis, yaitu badai tropis, typhoon, topan, siklon, cyclone, atau hurricane. Penyebutan yang berlainan ini tergantung pada wilayah terbentuknya.

Penyebab Siklon Tropis

Berdasarkan informasi dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, siklon tropis akan terbentuk jika seluruh penyebab ini terpenuhi.

  1. Suhu laut yang minimal mencapai 26,5 Β°C hingga ke kedalaman 60 meter.
  2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil, memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus, yang menjadi indikator wilayah konvektif kuat.
  3. Kadar kelembaban yang relatif tinggi di atmosfer paras menengah, yaitu sekitar 5 km. Hal ini penting karena atmosfer kering di ketinggian tersebut tidak mendukung perkembangan badai guntur dalam siklon tropis.
  4. Siklon tropis biasanya terbentuk pada jarak minimal sekitar 500 km dari khatulistiwa, meskipun terbentuknya di dekat ekuator tidak umum.
  5. Adanya gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berputar dan penumpukan angin.
  6. Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian harus relatif stabil, karena perubahan yang besar dapat mengganggu perkembangan badai guntur.

Proses Terjadinya Siklon Tropis

Siklon tropis memiliki siklus hidup yang meliputi beberapa tahapan, dimulai dari pembentukan hingga punahnya. Tahap-tahap tersebut dapat dibagi menjadi empat bagian:

1. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini, terjadi gangguan atmosfer yang ditandai dengan wilayah konvektif yang terlihat pada citra satelit cuaca. Meskipun pusat sirkulasi belum sepenuhnya terbentuk, seringkali terlihat ujung sabuk awan yang membentuk spiral.

2. Tahap Belum Matang
Wilayah konvektif yang kuat mulai terbentuk lebih teratur, membentuk sabuk awan melingkar atau wilayah yang relatif bulat. Intensitasnya meningkat bersamaan dengan penurunan tekanan udara permukaan dan peningkatan kecepatan angin maksimum hingga mencapai gale force wind. Pusat sirkulasi mulai tampak terbentuk, dan angin dengan kecepatan maksimum terkonsentrasi pada cincin di sekitarnya.

3. Tahap Matang
Pada tahap ini, bentuk siklon tropis cenderung stabil dengan tekanan udara minimum di pusatnya dan angin maksimum yang tidak banyak fluktuasi. Sirkulasi siklonik dan wilayah dengan gale force wind meluas.

Pada siklon yang lebih kuat, mata siklon dapat terlihat jelas. Fenomena ini ditandai dengan wilayah bersuhu paling hangat di tengah sistem perawanan, dikelilingi oleh dinding perawanan konvektif.

4. Tahap Pelemahan
Terakhir, pusat siklon yang hangat mulai menghilang, tekanan udara meningkat, dan wilayah dengan kecepatan angin maksimum melebar menjauh dari pusat siklon. Tahap ini dapat terjadi cepat jika siklon tropis masuk ke wilayah yang tidak mendukung pertumbuhannya, seperti memasuki perairan lintang tinggi atau daratan.

Waktu rata-rata yang diperlukan sebuah siklon tropis dari pembentukan hingga punah adalah sekitar tujuh hari, meskipun variasinya dapat mencapai 1 hingga 30 hari.

Dampak Siklon Tropis

Dampak dari siklon tropis terbagi menjadi dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung.

1. Dampak Langsung
Dampak langsung dari siklon tropis meliputi gelombang tinggi, badai, storm surge, hujan deras, dan angin kencang di daerah yang dilaluinya. Contohnya, siklon tropis Kirrily pada tahun 2009 menyebabkan rusaknya rumah, terendamnya puluhan rumah, kerusakan jalan raya, dan gelombang tinggi di Kepulauan Kai, Laut Banda.

2. Dampak Tidak Langsung
Sementara itu, dampak tidak langsung siklon tropis terjadi melalui perubahan pola cuaca yang mempengaruhi Indonesia, seperti terbentuknya daerah pumpunan angin dan daerah belokan angin.

Daerah pumpunan angin, misalnya, dapat mengakibatkan hujan lebat di daerah Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur, seperti yang terjadi saat siklon tropis George pada tahun 2007.

Daerah belokan angin, di sisi lain, dapat menyebabkan hujan lebat di sekitar Sumatera bagian Selatan atau Jawa bagian Barat. Selain itu, adanya siklon tropis di sekitar perairan utara Sulawesi atau Laut Cina Selatan dapat menyebabkan berkurangnya curah hujan di wilayah Sulawesi bagian utara atau Kalimantan karena menyerap udara lembab di sekitarnya.

Mitigasi Siklon Tropis

Dikutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mitigasi terhadap dampak siklon tropis dilakukan dengan langkah-langkah antisipatif, seperti pembentukan Standard Operating Procedure (SOP) menjelang musim penghujan. Pemeriksaan rutin terhadap daerah aliran sungai juga penting untuk mencegah penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir bandang.

Selain itu, warga yang tinggal di daerah berpotensi bencana, seperti lereng bukit dengan kemiringan tinggi, diimbau untuk selalu waspada dan siap evakuasi dini jika dibutuhkan. Sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya juga diperlukan untuk mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh siklon tropis.

Demikian penjelasan lengkap mengenai siklon tropis. Semoga dapat memberikan manfaat!




(rih/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads