Sempat Hilang di Gunung Slamet, Vio Berbagi Kisah di Sekolah: Izin yang Jujur

Sempat Hilang di Gunung Slamet, Vio Berbagi Kisah di Sekolah: Izin yang Jujur

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 16 Okt 2024 10:08 WIB
Siswi SMKN 3 Semarang yang sempat hilang di Gunung Slamet, Naomi Daviola, menjadi pembicara dalam acara SMKN 3 Semarang Parenting Terpadu, Senin (14/10/2024).
Siswi SMKN 3 Semarang yang sempat hilang di Gunung Slamet, Naomi Daviola, menjadi pembicara dalam acara SMKN 3 Semarang Parenting Terpadu, Senin (14/10/2024). Foto: Dok SMKN 3 Semarang
Solo -

Naomi Daviola alias Vio (17), pendaki yang sempat hilang tiga hari di Gunung Slamet, berbagi kisahnya di acara Parenting Terpadu di sekolahnya, SMKN 3 Semarang. Kepada teman-temannya, Vio berpesan tentang pentingnya meminta izin orang tua sebelum bepergian, terutama saat hendak mendaki gunung.

"Buat teman-teman yang hobi hiking atau pergi ke mana, pokoknya izin yang jujur ke orang tua, karena izin orang tua itu penting," kata Vio dalam video yang diunggah di akun Instagram @harti_salatiga, dikutip detikJateng pada Selasa (15/10/2024).

Akun Instagram tersebut milik Kepala SMKN 3 Semarang, Harti. Dalam video itu, Vio tampak mengenakan seragam berwarna merah. Dia hadir di tengah para siswa dalam acara SMKN 3 Parenting Terpadu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vio kemudian bercerita bahwa dirinya memang tidak meminta izin kepada ayah dan ibunya saat hendak mendaki Gunung Slamet. Vio juga mengaku saat itu dia beralasan hendak ikut kegiatan pramuka. Kemudian, dia berangkat ke jalur pendakian Gunung Slamet di Purbalingga sendirian.

"Naik motor sendirian ke Purbalingga, keadaan motornya remnya blong," ujar Vio.

ADVERTISEMENT

Setelah sempat tersesat dalam perjalanan turun dari puncak Gunung Slamet hingga akhirnya ditemukan oleh tim pencari, Vio menyadari kesalahannya.

"Kejadianku jadi pelajaran buat teman-teman semua, kalau misal nggak diizinin jangan marah, tapi nego ke orang tua," jelasnya.

Penjelasan Kepala SMKN 3 Semarang

Kepala SMKN 3 Semarang, Harti, mengatakan kegiatan Gapadu yang mengangkat tema pembelajaran sosial emosial dan budaya positif dalam video di akun Instagramnya itu diselenggarakan pada Senin (14/10).

"Pelajaran ke depan kalau ada kegiatan sebaiknya izin ke orang tua. Kalau ada orang tua keberatan, sebaiknya punya teknik negosiasi. Sehingga pola pembinaan sekarang, siswanya sendiri yang akan mengambil aksi perubahan untuk dirinya sendiri," kata Harti kepada wartawan, Selasa (15/10/2024).

Harti berharap para siswa SMKN 3 Semarang memetik pelajaran berharga dari peristiwa yang dialami Vio.

"Pesannya komunikasi yang jujur dengan keluarga, bahwa ke depan terutama doa ibu adalah menjadi hal yang jangan disepelekan," ucap dia.

Kini SMKN 3 Semarang juga berencana membuat kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam.

"Mbak Naomi memberikan saran untuk sekolah, kalau bisa sekolah memiliki tambahan ekskul (ekstrakurikuler) yaitu ekskul pencinta alam," kata Harti.

Harti menjelaskan, kini diketahui bahwa kegiatan mendaki gunung menjadi tren di kalangan pemuda.

"Ternyata banyak anak-anak yang suka muncak. Sehingga ini menjadi aset positif karena itu juga softskill mereka maupun hardskill, bagaimana keterampilan untuk bertahan di alam terbuka kita support," jelasnya.

"Maka sekolah akan menampung ini (pengadaan ekstrakurikuler pecinta alam) sebagai potensi. Ini salah satu refleksi dari peristiwa hilangnya Naomi adalah menambah ekskul baru, yaitu pencinta alam," sambung Harti.

Harti menambahkan, pengadaan ekstrakurikuler tersebut bukan hal yang mudah. Diperlukan bimbingan dan pengawasan dari para ahli. Maka itu Harti akan melakukan seleksi guna mencari guru pendamping dan pelatih khusus.

"Berikutnya kita akan seleksi gurunya, pelatihnya. Apakah pelatih itu harus ada standar tertentu, itu menjadi salah satu perhatian kami. Ini sudah kita rapatkan," pungkasnya.




(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads