BPBD Jateng Petakan Rawan Banjir-Longsor: Semarang-Klaten Waspada!

BPBD Jateng Petakan Rawan Banjir-Longsor: Semarang-Klaten Waspada!

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 11 Okt 2024 13:40 WIB
Ilustrasi penyakit yang muncul saat musim hujan dan banjir
Ilustrasi banjir menggenangi jalan. (Foto: Shutterstock)
Semarang -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng) mengungkap daerah-daerah rawan bencana selama musim hujan di wilayahnya. Lantas mana saja daerah yang rawan banjir hingga rawan longsor?

"Derah pegunungan itu sudah mulai musim hujan, tapi untuk wilayah di Pantura Timur kayak Rembang, Jepara, itu memang belum terlalu intens," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng, Muhamad Chomsul, saat dihubungi detikJateng, Jumat (11/10/2024).

Beberapa wilayah disebut sudah harus waspada akan bencana banjir yang rutin datang tiap tahunnya. Daerah rawan banjir itu yakni Kota Semarang, Demak, Pati, Kudus, Pekalongan, Klaten, Banyumas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kota Semarang, terutama bagian utara daerah pesisir. Demak juga, karena memang relatif dataran rendah ke arah pesisir. Kemudian Pati, Kudus, Pekalongan, Klaten. Klaten lebih pada limpahan Sungai Dengkeng yang memang tiap tahun meluap, kemudian Banyumas," jelasnya.

Selain banjir, potensi longsor di Jateng juga dikatakan cukup tinggi. Beberapa daerah rawan longsor yakni Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Karanganyar, Purworejo, Kebumen, Magelang, hingga Temanggung.

ADVERTISEMENT

"Untuk daerah rawan longsor di Jawa Tengah itu bagian tengah yang memang daerah pegunungan. Ada Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Karanganyar, Purworejo, Kebumen, Magelang, Temanggung, dan beberapa daerah lainnya," paparnya.

Berkaca dari tahun sebelumnya, banjir dahsyat sempat terjadi di empat kabupaten/kota di Jateng. Keempat daerah itu yakni Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kota Semarang, serta Kabupaten Brebes.

Guna meminimalisir dampak musim hujan, BPBD telah melakukan berbagai upaya mitigasi. Mulai dari sosialisasi kebencanaan, pembentukan desa tangguh bencana, penanaman pohon, serta koordinasi lintas sektor untuk memastikan kesiapan seluruh pihak dalam menghadapi musim hujan.

"Terkait bagaimana kesiapan tanggul mereka, agar kita lakukan identifikasi tanggul-tanggul yang rawan. Kemudian kesiapan operasionalnya untuk antisipasi misal terjadi bencana," jelasnya.

Chomsul mengimbau masyarakat agar membersihkan lingkungan khususnya drainase agar aliran air tak tersumbat. Masyarakat di daerah rawan longsor juga bisa mengenali kembali jalur evakuasi, titik kumpul, serta titik pengungsian.

"Terus memantau perkembangan cuaca melalui informasi yang selalu di-share di grup WA dan sebagainya. Itu bisa diperhatikan, jangan diabaikan, karena memang itu yang bisa dilakukan dalam rangka mengurangi risiko kejadian longsor," tegasnya.

"Kemudian menjaga kesehatan juga perlu, perubahan musim ini kan memang juga berpengaruh terhadap kondisi suhu, cuaca, yang berdampak pada kesehatan kita. Jadi mari kita menjaga kesehatan, yang tahu kita sendiri," lanjutnya.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads