Petani di Klaten Sambat Harga Sayur Anjlok, Tomat Rp 1.000 Per Kg

Petani di Klaten Sambat Harga Sayur Anjlok, Tomat Rp 1.000 Per Kg

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 11 Okt 2024 11:57 WIB
Petani memanen panen kubis garapannya di Desa Sorogaten, Kecamatan Tulung, Klaten, Jumat (11/10/2024).
Petani memanen panen kubis garapannya di Desa Sorogaten, Kecamatan Tulung, Klaten, Jumat (11/10/2024). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten - Harga sayur mayur yang terus jatuh membuat petani di Kabupaten Klaten pusing. Para petani mengaku hanya bisa menjual tomat seharga Rp 1.000 per kilogram, jauh dari harga normal yakni Rp 5.000.

"Yang jatuh ya tomat, cabai merah keriting, kubis, gambas. Tomat dari petani harga jualnya di bawah Rp 1.000 per kilogram, biasanya di atas Rp 5.000," ungkap petani warga desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Khodri kepada detikJateng di sawah sekitar rumahnya, Jumat (11/9/2024).

Dijelaskan Khodri, harga cabai merah keriting yang biasanya bisa dijual Rp 15.000, kini dari petani tinggal Rp 8.000 per kilogram. Harga pare dan gambas atau ceme juga terus anjlok.

"Pare dan gambas tinggal harga Rp 4.000 padahal biasanya sampai Rp 6.000. Dikatakan rugi ya rugi tapi kalau petani selama masih ada yang beli ya dijual, mau bagaimana lagi," kata Khodri.

Penyebab anjloknya harga, sebut Khodri, disebabkan masuknya hasil panen dari luar daerah. Meskipun di Klaten tidak semua panen tapi barang dari daerah lainnya banyak.

"Dari luar banyak karena panen raya, jelas dengan harga turun tidak cucuk dengan ongkos tanam. Ya kadang dibagi-bagi,'' imbuhnya.

Supadi, pengepul sayur dari Selo, Kabupaten Boyolali, Supadi menyatakan harga sayuran anjlok parah dua bulan terakhir. Harga tomat, cabai merah keriting, gambas dan kubis terus turun.

"Kubis sekarang per kilogram dari petani harganya kurang dari Rp 1.000, di pasar masih Rp 1.200. Padahal lebaran Idul Adha kemarin sampai Rp 12.000 per kilogram," katanya kepada detikJateng yang ditemui saat panen di Kecamatan Tulung, Klaten.

"Ini hukum pasar karena banyak barang, banyak daerah panen di Wonosobo, Malang, Ngawi dan daerah lainnya. Tomat juga parah tidak sampai Rp 1.000 per kilogram dari petani," katanya.

Petani Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sukiman menyatakan kondisi yang sama di daerahnya di Gunung Merapi. Tomat harganya Rp 1.000.

"Tomat harganya cuma Rp 1.000, kemarin tetangga saya panen dibuat pakan sapi. Sayur lainnya juga sama," ungkap Sukiman.

Terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten Lilik Nugraharjo menyatakan jatuhnya harga sayuran karena melimpahnya stok di pasaran. Hal itu dikarenakan adanya hasil panen raya di daerah lain yang masuk ke Klaten.

"Meskipun Klaten tidak panen raya tapi daerah lain panen raya, masuk ke Klaten sehingga harga jatuh karena stok banyak. Jadi mekanisme pasar penyebabnya, apalagi ini hajatan juga berkurang," kata Lilik melalui sambungan telepon.


(afn/aku)


Hide Ads