Petaka Kecelakaan Renggut Nyawa Sopir-Ajudan Kapolres Boyolali di Tol Batang

Terpopuler Sepekan

Petaka Kecelakaan Renggut Nyawa Sopir-Ajudan Kapolres Boyolali di Tol Batang

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 06 Okt 2024 09:49 WIB
Penampakan Fortuner milik Kapolres Boyolali yang mengalami kecelakaan di Tol Batang, Selasa (1/10/2024).
Penampakan mobil Fortuner milik Kapolres Boyolali yang mengalami kecelakaan di Tol Batang, Selasa (1/10/2024). Foto: dok. Robby Bernardi/detikJateng
Solo -

Kecelakaan maut melibatkan mobil Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga dengan truk bermuatan tiang listrik di tol Batang, Selasa (1/10) dini hari. Akibat kejadian itu dua orang meninggal dunia yakni sopir dan ajudan Kapolres.

Kecelakaan di Tol Batang

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto mengatakan kecelakaan itu terjadi sekira pukul 01.25 WIB di Tol Kandeman KM 346+800, masuk wilayah Batang. Mobil Toyota Fortuner H 1981 MY yang membawa Kapolres Boyolali menabrak truk trailer H 9806 BV bermuatan tiang listrik dari beton.

Dua orang tewas seketika dalam kejadian itu yakni ajudan dan sopir Kapolres, Bripda Rio Risna Saputra (23) warga Ngadirejo RT 01/07 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo dan Bripda Vabrillian Dean Artono (23) warga Dukuh Asem Growong RT 09/03 Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kurang lebih pukul 01.25 laka lantas di Tol Kandeman KM 346+800. Kecelakaan melibatkan Kapolres Boyolali," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto di Mapolrestabes Semarang, Kecamatan Semarang Selatan, Selasa (1/10/2024).

Dalam kecelakaan tersebut, Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga dinyatakan selamat dan menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka-luka.

ADVERTISEMENT

"Dua meninggal, driver (sopir) dan pendamping (ajudan). Pak Kapolres Boyolali kondisi sehat, pemeriksaan rumah sakit. Beliau luka dan syok atas kejadian itu," jelas Artanto.

Perjalanan Kapolres Boyolali diketahui hendak menuju ke Jakarta untuk keperluan menengok keluarga yang sedang sakit. Kapolres juga sudah mengajukan izin terkait kepergiannya dini hari itu.

"Beliau mau ke Jakarta akan menengok keluarga yang sakit dan sudah izin. Saat kejadian posisi beliau di kursi belakang," tutur Artanto.

Sementara kedua korban meninggal langsung dimakamkan siang harinya di kampung halamannya masing-masing.

Truk yang terlibat kecelakaan dengan mobil Kapolres Boyolali di Tol Batang, Selasa (1/10/2024).Truk yang terlibat kecelakaan dengan mobil Kapolres Boyolali di Tol Batang, Selasa (1/10/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Pengakuan Kernet Truk

Menurut pengakuan kernet truk, Purwanto (26), ia sempat mengira benturan yang dirasakannya merupakan ban truk yang meletus.

Saat itu truk yang ditumpanginya mendahului truk lainnya sekitar 200 meter. Tak lama, saat truk ingin masuk ke jalur lambat, laju truk terasa berat tertahan sesuatu. Ia pun sempat mengira bahwa beban yang dirasakan merupakan ban truk yang meletus

"Awalnya ya, saya kira kebanan (ban meletus), terus truknya minggir, minggir sedikit-sedikit, minggir berhenti saya turun," kata Purwanto saat ditemui detikJateng di GT Kandeman, Batang, Selasa (1/10).

Saat turun, ia langsung mengecek ban sebelah kiri, namun tidak ada yang pecah. Kemudian dia berputar untuk mengecek ban sebelah kanan. Saat itu baru diketahui bahwa ada mobil nyangkut di belakang truknya.

"Saya cek ban sebelah kiri nggak pecah. Terus saya muter sebelah kanan, saya melihat ada mobil di belakang," jelasnya.

Purwanto awalnya sempat mengira ban meletus karena sebelumnya ban truk itu juga sempat meletus di Semarang. Selain itu, ia mengatakan tidak terasa ada sebuah dorongan keras saat terjadi benturan dengan mobil.

"Nggak kerasa benturan (saat kecelakaan). Melihat ada mobil belakang seperti itu ya lemas. Ini baru saya alami," katanya.

Lebih lanjut, Purwanto menduga mobil Fortuner itu berupaya menyalip laju truknya. Padahal, truk tronton yang ditumpanginya sudah berada di jalur lambat.

Purwanto menyebut saat kecelakaan, truk melaju dengan kecepatan 40-50 km/jam. Truk tidak bisa melaju dengan kencang mengingat beban yang dibawa cukup berat, yakni beton tiang listrik atau plating listrik.

"Kendaraan truk perkiraan kecepatan 40 km, kalau yang belakang (mobil), ya tentunya lebih dari seratus," ucapnya.

Menurut Purwanto, ada beberapa mobil yang memberikan sinyal dari lampu dim terkait keberadaan mobil nyangkut itu. Tapi ia baru mengetahuinya setelah truk berhenti.

"Ya, ada mobil yang beberapa kali ngedim seakan mengingatkan ada mobil yang nyantol. Saya tahu setelah truk berhenti karena saya kira justru ban meletus itu tadi," kata Purwanto.

"Kaku, di dalam mobil ada tiga orang. Dua di depan dan satu di kursi kedua. Dua depan kondisinya seperti itu, saya enggak berani melihat dekat," tambahnya.

Diketahui, truk tersebut melakukan perjalanan dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuju Tegal.

Kondisi Kapolres Boyolali

Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga kini menjalani perawatan di RS Tlogorejo Semarang. Yoga mengalami luka-luka dan masih butuh istirahat.

"Masih dirawat di RS Tlogorejo, beliau dalam keadaan sadar, perlu istirahat," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, lewat pesan singkat, Rabu (2/10).

Artanto menyebut Yoga menderita luka akibat kecelakaan tersebut. Yoga kini tengah menjalani pemulihan karena dalam kondisi terguncang.

"Kapolres cedera, luka lah, namanya kecelakaan berat pasti ada luka lah. Sekarang sedang pemulihan karena dia ada syok dia, namanya kecelakaan besar kan harus ada pemulihan ya, tidak bisa cepat," jelas Artanto.

Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Selidiki

Sementara terkait penyelidikan kecelakaan, Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) Polda Jawa Tengah menurunkan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.

"Ini masih penyelidikan ya karena itu kejadian mengakibatkan meninggal dunia, tentunya penyelidikan harus hati-hati dan mesti ada kepastian. Kita menggunakan scientific crime investigation dan kita lakukan juga TAA dari Ditlantas untuk melaksanakan penyelidikan laka lantas tersebut. Sudah ada tim TAA dari kemarin," kata Artanto di Polda Jateng.




(rih/rih)


Hide Ads