Gegara Hujan Deras, Muncul Sampah di Bendung Tukuman Klaten

Gegara Hujan Deras, Muncul Sampah di Bendung Tukuman Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 28 Sep 2024 18:45 WIB
Penampakan tumpukan sampah di Bendung Tukuman, Cawas, Klaten, Sabtu (28/9/2024).
Penampakan tumpukan sampah di Bendung Tukuman, Cawas, Klaten, Sabtu (28/9/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten - Bendung Tukuman di aliran Sungai Dengkeng, Kecamatan Cawas, Klaten mulai muncul sampah. Kemunculan sampah di bendung terbesar di sungai hulu Sungai Bengawan Solo itu dipicu hujan beberapa hari terakhir.

"Ya karena hujan beberapa hari. Air naik tapi separuhnya saja belum," ungkap warga Nuryanto kepada detikJateng, Sabtu (28/9/2024).

Menurut Nuryanto, sampah mulai datang kiriman dari hulu kemarin karena hujan. Jika dalam jumlah besar sampah bisa membuat sungai meluap.

"Kalau banyak bisa meluap ke kanan kiri. Ini pintu bendung bisa dibuka semua, cuma harus dibantu warga jika banjir besar," katanya.

Sampah, kata Nuryanto, menjadi faktor pemicu banjir luapan. Tapi juga disebabkan kedalaman yang menjadi pendek karena sedimen.

"Musim hujan kemarin meluap sampai Dusun Modran. Memang juga karena tanggul pendek tapi ini sudah dikeruk, sudah perbaikan," lanjut Nuryanto.

Selain di bendung sisi Utara, sampah juga terlihat di bawah jembatan Modran. Sampah bambu dan kayu besar tersangkut di tiang penyangga jembatan yang jaraknya dengan Bendung Tukuman sekitar 400 meter.

Penampakan tumpukan sampah di Bendung Tukuman, Cawas, Klaten, Sabtu (28/9/2024).Penampakan tumpukan sampah di Bendung Tukuman, Cawas, Klaten, Sabtu (28/9/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Sementara di atas sekitar 100 meter dari jembatan, proses normalisasi sudah selesai. Tanggul di Desa Planggu sudah bersih dan sungai tampak lebih lebar dan dalam.

Koordinator Pengawas Sungai wilayah Klaten Balai Besar Sungai wilayah Bengawan Solo, Alung Prasaja Utama menyatakan sampah memang menjadi kendala. Tidak hanya kayu tapi juga sampah rumah tangga, seperti kasur.

"Bukan cuma kasur saja. Saat kami bersih-bersih menemukan sofa, tikar, ada spring bed, semua ada di dalam sungai,'' katanya kepada detikJateng.

"Kita terus berusaha, sepanjang sungai pasang papan larangan. Malah papan larangan dicoret cat, memang harus sabar," imbuhnya.


(apu/apu)


Hide Ads