43 Orang Diperiksa Terkait Kematian dr Risma Aulia, Termasuk Saksi Ahli

43 Orang Diperiksa Terkait Kematian dr Risma Aulia, Termasuk Saksi Ahli

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 27 Sep 2024 19:05 WIB
Sejumlah lilin menghiasi poster duka cita atas meninggalnya salah satu mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi berinisial ARL (30) dengan dugaan perundungan saat aksi lilin sebagai simbol berkabung Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (UNDIP) di Lapangan Widya Puraya UNDIP, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/9/2024). Aksi tersebut sebagai dukungan kepada pihak terkait dalam menyelesaikan kasus yang tengah terjadi di PPDS FK UNDIP berasaskan keadilan tanpa menyudutkan salah satu pihak, doa dan solidaritas kepada keluarga ARL, serta dukungan moril kepada Dekan FK UNDIP Yan Wisnu Prajoko selaku Dokter Spesialis Bedah dengan Subspesialis Bedah Onkologi dan dosen pendidikan dokter spesialis-subpesialis yang aktifitas klinisnya diberhentikan sementara di RSUP Kariadi Semarang. ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc.
BEM Gelar Aksi Nyalakan Lilin untuk Kasus PPDS FK UNDIP. Foto: ANTARA FOTO/AJI STYAWAN.
Semarang -

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 43 saksi terkait kematian dr Aulia Risma, mahasiswi PPDS Anestesi Undip yang diduga sempat mengalami perundungan. Polisi juga meminta keterangan ahli.

"Sampai saat ini ada 43 saksi, kemudian mengumpulkan barang bukti dari screenshoot kemudian ada voice note kemudian ada petunjuk surat dokumen dan lain-lain," kata Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Johanson Simamora di kantornya, Jumat (27/9/2024).

Ia menjelaskan 43 saksi itu terdiri dari junior, senior, dan teman seangkatan Aulia. Pihak Kemenkes juga dimintai keterangan karena sebelumnya sudah melakukan investigasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memeriksa juga dari Kemenkes karena Kemenkes melakukan investigasi kasus itu. Kemudian kami melakukan pemeriksaan saksi ahli meliputi saksi ahli pidana, saksi ahli autopsi psikologi sehingga mudah-mudahan kasus ini terang benderang dan ada petunjuk lebih lanjut," lanjutnya.

Untuk diketahui, dr Aulia ditemukan meninggal di kosnya di Semarang pada 12 Agustus 2024 lalu. Dia diduga bunuh diri dan disebut sempat menerima perlakuan bully dan pemerasan. Pihak keluarga sudah melaporkan kasus itu ke Polda Jateng.

ADVERTISEMENT

"Kasus pelaporan dari orang tua almarhumah dr Aulia Risma yang sudah dilaporkan ke kita tanggal 4 September 2024, bahwa laporan itu sudah kami tindak lanjuti kemudian kami penyidik telah membentuk tim gabungan atau tim khusus untuk mempercepat penyelidikan atas laporan orang tua almarhumah," tegas Johanson.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads