6 Jenis Pelangi Beserta Faktor dan Proses Terjadinya

6 Jenis Pelangi Beserta Faktor dan Proses Terjadinya

Azhar Hanifah - detikJateng
Jumat, 27 Sep 2024 15:05 WIB
Potret pelangi
Potret pelangi. (Foto: Pixabay/Kanenori)
Solo -

Pelangi adalah sebuah fenomena alam yang indah dan dikagumi oleh banyak orang. Proses terjadinya pelangi dapat disebabkan oleh beberapa faktor cahaya, seperti cahaya bulan dan sinar Matahari.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelangi diartikan sebagai lengkung spektrum warna di langit, tampak karena pembiasan sinar Matahari oleh titik-titik hujan atau embun. Pada umumnya, pelangi terdiri dari tujuh warna spektrum, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Menariknya ketujuh warna tersebut selalu berurutan.

Namun, tahukah kamu jenis pelangi tidak hanya satu tetapi ada banyak jenisnya? Beberapa di antaranya memang lebih jarang terlihat dibandingkan yang lain. Dikutip dari laman Interesting Engineering dan Listverse, berikut penjelasan tentang jenis-jenis pelangi yang ada di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

6 Jenis Pelangi dan Proses Terjadinya

1. Pelangi Primer

Pelangi primer adalah jenis pelangi paling umum yang dihasilkan oleh cahaya Matahari. Ini terjadi ketika cahaya dibiaskan atau dibelokkan saat melewati tetesan air di atmosfer.

Pembelokan ini menyebabkan cahaya dipisahkan menjadi berbagai panjang gelombang (warna), yang kemudian dipantulkan kembali membentuk busur lingkaran. Salah satu ciri paling mencolok dari pelangi ini adalah ia selalu muncul di bagian langit yang berlawanan dengan Matahari.

2. Pelangi Ganda

Salah satu bentuk yang paling langka adalah pelangi ganda. Peristiwa ini terjadi ketika ada beberapa pelangi terbentuk di tempat dan waktu yang sama. Pelangi ganda biasanya muncul saat Matahari berada rendah di langit, seperti di pagi atau sore hari.

Pelangi ini terbentuk karena adanya cahaya yang dipantulkan dua kali pada sudut yang sedikit berbeda, sehingga menghasilkan dua pelangi. Salah satu ciri yang paling mencolok dari pelangi ganda adalah adanya warna pelangi kedua, yang disebut sebagai pelangi sekunder, yang biasanya lebih tinggi, lebar, dan lebih redup dibanding pelangi primer.

3. Pelangi Bulan

Pelangi bulan alias 'moonbow' juga salah satu pelangi langka yang tercipta karena cahaya bulan. Hal ini terjadi saat cahaya dari bulan dibiaskan atau dibelokkan saat melewati tetesan air di atmosfer.

Bentuk pelangi ini seperti melapisi tepi luar bulan. Namun, terlihat kusam karena cahaya bulan sangat lemah dan pelangi bulan sangat jarang terlihat.

Waktu terbaik melihatnya adalah pada malam bulan purnama saat sedang hujan. Namun, saat situasi seperti itu langit akan sangat gelap, sehingga pelangi bulan tampak redup karena mata manusia kurang sensitif terhadap spektrum warna dalam kondisi cahaya redup.

4. Pelangi Merah

Proses terbentuknya pelangi merah atau disebut juga pelangi monokrom sama seperti terbentuknya pelangi Matahari. Perbedaannya adalah Matahari harus berada rendah di langit agar pelangi merah dapat terjadi.

Cahaya Matahari harus menempuh jarak yang lebih jauh melalui atmosfer karena sudutnya yang rendah. Hal ini membuat panjang gelombang cahaya yang lebih pendek, seperti biru, hijau, kuning, dan hanya menyisakan warna merah. Biasanya pelangi ini terbentuk saat Matahari terbit atau terbenam.

5. Pelangi Kembar

Pelangi kembar terdiri dari dua busur pelangi yang berasal dari satu titik dasar, terjadi ketika cahaya dipantulkan kembali oleh tetesan air dalam dua sudut yang berbeda. Hal ini menyebabkan busur pelangi terlihat seperti 'kembar'. Warna-warna pada pelangi kedua muncul dalam urutan yang sama dengan pelangi pertama.

6. Pelangi yang Terbalik

Ada beberapa pelangi yang tampak terbalik. Misalnya busur circumzenithal, atau pelangi terbalik. Proses terjadinya pelangi terbalik hampir sama dengan pembentukan pelangi biasa. Pelangi terbalik terjadi karena pembiasan cahaya yang lebih kuat pada sudut yang lebih besar, sehingga urutan warna pada pelangi ini terbalik dari pelangi biasa.

Itulah 6 jenis pelangi dan proses terbentuknya. Semoga membantu menambah wawasan detikers, yaa!

Artikel ini ditulis oleh Azhar Hanifah, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sto/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads