Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik Beserta Penjelasan dan Contohnya

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik Beserta Penjelasan dan Contohnya

Naufal Adam - detikJateng
Kamis, 26 Sep 2024 11:27 WIB
Ilustrasi tempat sampah di Jepang
Ilustrasi pemisahan kategori sampah. Foto: (Drazen_/Getty Images)
Solo -

Sampah menjadi salah satu isu lingkungan krusial di era modern saat ini. Aktivitas konsumsi yang tinggi oleh masyarakat, tak jarang menjadi penyebab meningkatnya jumlah sampah baik organik maupun anorganik.

Ironisnya, banyak masyarakat belum selektif dalam mengelola sampah. Sehingga hal tersebut berakibat pada pencemaran lingkungan dan berbagai masalah lainnya.

Salah satu hal penting yang kurang disadari oleh masyarakat adalah pemilahan sampah organik dan anorganik. Jenis sampah organik dan anorganik sebenarnya dapat diolah dengan cara yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, berikut adalah informasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik beserta penjelasan dan contohnya.

Pengertian Sampah Organik dan Anorganik

Sebelum membahas tentang perbedaan sampah organik dan anorganik, tentunya kita perlu mengetahui tentang pengertian apa itu sampah organik dan apa itu sampah anorganik. Berikut adalah penjelasannya.

ADVERTISEMENT

1. Sampah Organik

Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti hewan, tanaman, dan manusia. Sampah ini mudah terurai secara alami dan dapat diolah menjadi kompos atau pupuk organik lainnya.

Pengelolaan sampah organik yang baik dapat memberikan manfaat seperti mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik, dan menghemat sumber daya alam. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik, sampah organik dapat menimbulkan penyakit dan bau tidak sedap.

Sampah organik terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Sampah Organik Kering

Sampah organik kering, seperti daun kering, ranting pohon, dan tulang belulang, sering dianggap tidak bernilai dan dibuang begitu saja. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, sampah ini bisa diubah menjadi kompos, mulsa, atau bahkan bahan bakar alternatif.

Dibandingkan sampah organik basah yang mudah membusuk, sampah organik kering membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai. Namun, bukan berarti sampah ini tidak bisa dimanfaatkan

b. Sampah Organik Basah

Sampah organik basah merupakan jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup dan memiliki kandungan air tinggi. Hal ini menyebabkan sampah ini mudah membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap.

Dibandingkan dengan sampah organik kering, sampah organik basah memiliki tingkat dekomposisi yang lebih cepat karena kandungan airnya yang tinggi.

Meskipun mudah terurai, sampah organik basah dapat menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Pembusukan sampah ini menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola sampah organik basah dengan tepat, seperti dengan pengomposan atau pengolahan biogas.

Contoh sampah organik adalah sebagai berikut:

a. Sampah Organik Kering

  • Ranting dan dahan pohon
  • Sampah kayu
  • Kertas
  • Serbuk gergaji
  • Sabut kelapa

b. Sampah Organik Basah

  • Sisa makanan
  • Kulit buah dan sayur
  • Telur dan cangkangnya
  • Ampas kopi dan teh
  • Susu basi

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik, seperti plastik, kaleng, dan styrofoam, merupakan sampah yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk kembali ke alam. Sampah jenis ini berasal dari bahan non hayati, produk sintetik, dan hasil pengolahan bahan tambang.

Jika tidak dikelola dengan baik, sampah anorganik dapat mencemari tanah. Hal ini dikarenakan sampah anorganik sulit terurai dan akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, sehingga merusak lapisan tanah.

Oleh karena itu, pengelolaan sampah anorganik menjadi sangat penting. Sampah anorganik dapat dipilah dan dimanfaatkan untuk kerajinan daur ulang atau diolah di pabrik. Untuk memudahkan proses pengelolaan, sampah anorganik biasanya ditempatkan di tempat sampah berwarna kuning.

Berikut adalah beberapa jenis dan contoh dari sampah anorganik:

a. Logam dan Produk Olahannya

Sampah anorganik jenis ini terdiri dari besi, baja, aluminium, tembaga, dan lain-lain. Contohnya kaleng bekas, besi tua, dan perkakas rumah tangga yang sudah rusak. Sampah logam dan produk olahannya dapat diolah kembali menjadi baja konstruksi, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.

b. Plastik

Plastik menjadi salah satu jenis sampah anorganik. Jenis sampah anorganik ini terdiri dari polietilen, polipropilen, polistirena, dan lain-lain. Contohnya botol plastik, kresek plastik, dan bungkus makanan plastik. Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi botol plastik baru, tas plastik, dan lain-lain

c. Kertas

Jenis sampah anorganik selanjutnya adalah sampah anorganik jenis kertas. Sampah anorganik ini terdiri dari kertas HVS, kertas karton, kardus, dan lain-lain. Contohnya koran bekas, majalah bekas, dan kardus bekas. Sampah kertas dapat diolah kembali menjadi kertas HVS baru, karton, dan lain-lain.

d. Kaca dan Keramik

Kaca dan keramik termasuk dalam salah satu jenis sampah anorganik. Jenis sampah anorganik kaca dan keramik terdiri dari kaca botol, kaca gelas, keramik, dan lain-lain. Contohnya botol kaca bekas, pecahan kaca, dan keramik bekas. Sampah kaca dan keramik dapat didaur ulang menjadi botol kaca baru, keramik baru, dan lain-lain.

e. Detergen

Jenis sampah anorganik yang terakhir adalah sampah anorganik jenis detergen. Sampah anorganik jenis detergen ini mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Contohnya sabun cuci piring, sabun cuci baju, dan deterjen bubuk. Sampah detergen harus diolah di tempat khusus untuk menghilangkan bahan kimia berbahaya sebelum dibuang ke lingkungan.

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Setelah mengetahui pengertian tentang sampah organik dan anorganik, berikut adalah perbedaan dari sampah organik dan anogranik:

Asal sampah

  • Organik: Berasal dari makhluk hidup (tumbuhan, hewan)
  • Anorganik: Berasal dari bahan non-hayati (plastik, logam, kaca)

Sifat sampah

  • Organik: Mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme
  • Anorganik: Sulit terurai secara alami, bahkan ada yang tidak terurai sama sekali

Proses penguraian

  • Organik: Menghasilkan kompos dan gas metana
  • Anorganik: Tidak menghasilkan kompos, dapat mencemari lingkungan

Dampak

  • Organik: Jika tidak dikelola, dapat menimbulkan bau, menarik hewan liar, dan mencemari lingkungan.
  • Anorganik: Jika tidak dikelola, dapat mencemari tanah dan air, membahayakan kesehatan manusia, dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Pengolahan

  • Organik: Pengomposan, digester biogas, pakan ternak
  • Anorganik: Daur ulang, pengolahan limbah B3, pembuangan ke TPA

Demikian informasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik beserta penjelasan dan contohnya. Semoga bermanfaat ya detikers!

Artikel ini ditulis oleh Naufal Adam peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(par/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads