Proses Pembuatan Garam dari Air Laut hingga Jadi Bumbu Masakan

Proses Pembuatan Garam dari Air Laut hingga Jadi Bumbu Masakan

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 24 Sep 2024 15:40 WIB
Ilustrasi garam
Ilustrasi proses pembuatan garam. (Foto: Freepik/freepik)
Solo -

Garam merupakan salah satu bumbu yang wajib ada di dapur untuk memberikan rasa asin pada masakan. Lantas, seperti apa proses pembuatan garam dari air laut hingga jadi bumbu masakan yang kita gunakan sehari-hari?

Garam yang kita gunakan sehari-hari untuk memasak disebut garam konsumsi. Menurut Srie Muljani dkk dalam buku Transformasi Teknologi Produksi Garam, garam konsumsi adalah garam yang dikonsumsi bersama-sama dalam makanan atau minuman. Kadar Natrium Klorida (NaCl) dalam garam konsumsi paling tidak ada 94% dan harus memenuhi standar kualitas tertentu.

Kali ini, detikJateng akan membagikan informasi mengenai proses pembuatan garam yang dirangkum dari artikel ilmiah berjudul Proses Pembuatan Garam dari Pemanfaatan Air Laut (Studi Kasus Petani Garam Desa Kedung Mutih Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) oleh Khoirin Nida dkk dan Kajian Proses Pengolahan Garam Beryodium pada Usaha CV. Polewali Jaya Palla di Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna oleh Wa Ode Aisyah dkk. Mari simak penjelasannya!

Proses Pembuatan Garam Dapur

1. Pengambilan Air Laut dan Penguapan Awal

Proses dimulai dengan pengambilan air laut dari sumber sekunder melalui saluran air menuju tambak-tambak di lahan. Air laut ini dialirkan menggunakan kincir angin yang dibuat dari kayu dan bambu.

Di tambak, air laut diendapkan dan diuapkan secara alami dengan bantuan sinar Matahari hingga volumenya berkurang sekitar 60%. Selama proses ini, senyawa seperti CaCO3 dan CaSO4 mulai mengendap.

2. Pengolahan dengan Media Isolator

Setelah air laut mencapai konsentrasi tertentu, air tersebut dialirkan ke kolam kristalisasi yang dilapisi dengan plastik isolator. Isolator ini membantu mencegah kontaminasi dari tanah dan meningkatkan kualitas garam yang dihasilkan. Proses kristalisasi berlangsung selama 10-15 hari, menghasilkan garam kasar yang siap dipanen.

3. Pencucian Garam Kasar

Garam kasar yang dihasilkan dari tambak kemudian dikumpulkan dan dicuci untuk menghilangkan kotoran seperti pasir, lumpur, serta senyawa-senyawa yang tidak larut seperti kalsium dan sulfat. Proses pencucian dilakukan secara berulang menggunakan larutan pencuci, dengan bantuan alat seperti static drainer dan screw conveyor. Pencucian bertujuan untuk meningkatkan kemurnian garam sebelum diproses lebih lanjut.

4. Pengeringan Garam

Setelah dicuci, garam dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya hingga mencapai sekitar 5%. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami, yaitu dengan membuat gunungan garam di lahan terbuka, atau menggunakan tungku atau oven untuk mempercepat prosesnya. Pengeringan ini penting untuk memastikan garam benar-benar kering dan bebas dari kotoran terlarut.

5. Iodisasi

Proses berikutnya adalah iodisasi, di mana garam dicampur dengan kalium iodat untuk menambah kadar iodium. Iodisasi dilakukan dengan cara manual atau menggunakan mesin iodisasi, yang menyemprotkan larutan iodat dengan konsentrasi tertentu ke dalam tumpukan garam. Iodisasi ini bertujuan untuk memenuhi standar kesehatan dengan menambahkan iodium yang penting bagi tubuh.

6. Pengemasan Garam

Tahap akhir dalam proses ini adalah pengemasan. Garam beryodium yang sudah siap dikemas dalam kantong plastik yang kedap air dan rapat. Kemasan ini harus sesuai dengan standar SNI, dengan ketebalan plastik tertentu untuk memastikan garam tetap terjaga kualitasnya dan siap dipasarkan sebagai bumbu masakan.

Manfaat Konsumsi Garam

Dirangkum dari laman Healthline, konsumsi garam dalam jumlah yang cukup dan tidak melebihi batas aman (1.500-2.300 mg per hari) dapat memberikan sejumlah manfaat untuk tubuh manusia, berikut detailnya.

1. Menjaga Keseimbangan Cairan

Garam membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Sodium yang merupakan komponen utama garam, berperan penting dalam mengontrol jumlah air di sel dan jaringan. Ini membantu menjaga tekanan darah dan mendukung fungsi organ yang optimal.

2. Mendukung Fungsi Saraf

Sodium juga sangat penting untuk fungsi saraf. Ia membantu mentransmisikan impuls saraf yang memungkinkan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Tanpa cukup sodium, kemampuan kita untuk bergerak dan merasakan dapat terganggu.

3. Memperbaiki Fungsi Otot

Konsentrasi sodium yang tepat membantu otot berkontraksi dan rileks. Ini sangat penting untuk aktivitas fisik dan mencegah kram otot. Ketika kita berolahraga, asupan garam yang cukup membantu mempertahankan stamina.

4. Meningkatkan Penyerapan Nutrisi

Selain itu, sodium juga berkontribusi pada proses penyerapan nutrisi di usus. Ini membantu tubuh kita mendapatkan manfaat maksimal dari makanan yang kita konsumsi, termasuk mineral dan vitamin penting.

5. Bermanfaat untuk Kesehatan Pencernaan

Terakhir, garam juga berfungsi dalam memproduksi asam lambung yang diperlukan untuk pencernaan. Asam lambung membantu memecah makanan dan menghindari masalah pencernaan seperti kembung.

Demikian penjelasan lengkap mengenai proses pembuatan garam air laut hingga menjadi bumbu masakan. Semoga bermanfaat!




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads