Viral satu keluarga di Purworejo, Jawa Tengah hidup terpencil di tengah hutan yang disebut lokasi angker, yakni 'kampung pasar setan'. Lantas seperti apa fakta yang sebenarnya?
Cerita tersebut pertama kali diunggah oleh channel YouTube Wanda Wijaya TV. Video berjudul Ibu & Anak Memilih Bertahan Tinggal di Tengah Hutan Angker Kampung Pasar Setan Purworejo itu kemudian diunggah oleh akun media sosial lain hingga akhirnya viral.
Berdasarkan penelusuran detikJateng, cerita tentang keberadaan kampung pasar setan tersebut tidak sepenuhnya benar. Keluarga Ngatinem (51) yang diceritakan dalam video YouTube itu memang tinggal agak jauh dari permukiman dan terpencil, tapi tidak berada jauh di tengah hutan lantaran masih dekat dengan jalan kampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jalan kampung sendiri, rumah Ngatinem hanya berjarak sekitar 150 meter. Untuk menuju rumahnya, bisa mengendarai sepeda motor atau jalan kaki.
Sebelumnya, rumah Ngatinem sempat dialiri listrik yang berasal dari tetangga, namun kini para tetangga sudah pindah sehingga tak ada lagi listrik di rumahnya. Rencananya, dalam waktu dekat pihak desa akan segera memasang listrik setelah berkoordinasi dengan PLN.
Ditemui detikJateng di kediamannya di Dusun Clapar Kidul, Desa Clapar, Kecamatan Bagelen, Purworejo, Selasa (24/9/2024), Ngatinem yang tinggal berempat bersama adik, menantu serta cucunya itu menuturkan, jika di lokasi ia tinggal memang agak angker. Seringkali anggota keluarga termasuk dirinya diganggu oleh makhluk halus.
"Ya sering diganggu gitu, ada yang ngikutin masuk rumah, terus pas di kamar diintip sama pocong. Di bawah situ ada perempuan duduk sambil gendong bayi, dan lain-lain pokoknya sering lah lihat penampakan gitu-gitu," katanya.
Sang cucu Anindira (5) juga sering mengalami hal-hal mistis yang awalnya membuat ia ketakutan. Namun, karena sudah sering melihat makhluk astral itu, Ngatinem dan keluarga kini sudah terbiasa.
![]() |
"Cucu saya juga sering lihat, ada anak kecil duduk di batu, terus lihat kepala terbang juga," imbuhnya.
Tak hanya penampakan, suara-suara misterius juga sering terdengar di malam hari. Entah dari mana asalnya, suara seperti orang sedang salawatan hingga obrolan orang-orang banyak juga terdengar jelas di sekitar rumah meskipun secara kasat mata tak terlihat apa-apa.
"Bawah situ sama yang atas sering terdengar tengah malam suara salawatan, suara burung. Kadang kayak ada orang ngobrol gitu ramai-ramai kayak mau ngerjain apa," sebutnya.
Rasa takut Ngatinem dan keluarga dikalahkan oleh keadaan yang membuat mereka terpaksa tinggal di rumah itu. Terlintas keinginan untuk pindah ke lokasi yang lebih ramai seperti warga lain, tetapi apa daya ia tak punya lahan selain peninggalan orang tua yang kini ditinggali bersama keluarga puluhan tahun lamanya.
"Keinginan pindah si punya, cuma karena nggak ada lahan mau di mana. Jadi saya punya lahan cuma di sini, rumah juga dulunya gubuk saya tinggali sejak kecil sama orang tua," lanjutnya.
Terkait dengan istilah kampung pasar setan seperti yang diunggah oleh akun YouTube Wanda Wijaya TV, Ngatinem mengaku tidak tahu menahu tentang nama kampung itu. Ia menjelaskan, bahwa nama itu muncul dari sang pembuat video YouTube.
"Itu yang ngasih nama ya orangnya yang bikin video kemarin, saya nggak tahu kalau sini kampung pasar setan, yang namain kampung setan dia bukan saya. Kasih namanya baru kemarin pas datang itu, saya nggak kasih nama, bukan saya yang kasih nama," jelasnya.
Istilah penyebutan kampung pasar setan juga tidak dibenarkan pihak pemerintah desa setempat. Salah satu sesepuh desa sekaligus Kasi Kesra Desa Clapar, Sirot (51) menuturkan jika nama kampung pasar setan tidak pernah ada sejak dirinya tinggal di desa itu.
"Sebetulnya (kampung pasar setan) itu tidak ada. Saya sendiri sudah tinggal dari dulu di sini, tidak ada yang namanya kampung pasar setan dan baru dengar. Saya tidak tahu siapa yang pertama memunculkan istilah itu," ucap Sirot saat ditemui detikJateng di Balai Desa Clapar.
"Ya kalau dibilang angker ada penampakan ya wajar, apalagi ini terpencil. Di kota aja juga ada penampakan, lantas apakah bisa disebut kota pasar setan?" pungkasnya.
(apu/cln)