Keluarga Eks Santri Ungkap Banyak Kasus Bullying di Ponpes Grogol Sukoharjo

Keluarga Eks Santri Ungkap Banyak Kasus Bullying di Ponpes Grogol Sukoharjo

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Rabu, 18 Sep 2024 20:24 WIB
Boy showing STOP gesture with his hand. Concept of domestic violence and child abuse. Copy space
Ilustrasi bullying. Foto: Getty Images/iStockphoto/gan chaonan
Sukoharjo -

Seorang santri di Ponpes Al-Quraniyy Az-Zayadiyy Grogol, Sukoharjo, AKPW (13) tewas usai dianiaya oleh seniornya. Kini, keluarga santri lain ikut buka suara mengenai maraknya kekerasan di pesantren tersebut.

Salah satu warga Baki, Sukoharjo, E (40) mengaku memasukkan anaknya ke ponpes itu pada tahun ajaran ini. Namun anaknya hanya menjalaninya selama 2 bulan dan memilih keluar karena juga mengalami kekerasan.

"Dia (anak saya) diminta oleh anak kelas 3 (kelas 9), untuk melakukan pemalakan ke teman-temannya untuk meminta makanan-makanan gitu. Tapi anak saya tidak mau, kemudian dipukul," kata E kepada awak media di kediamannya di kawasan Kecamatan Baki, Sukoharjo, Rabu (18/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena mengalami kekerasan berulang kali, anaknya kemudian memilih untuk memberikan bekal yang dibawa dari rumah kepada seniornya itu. Namun, lama kelamaan bekal yang dibawanya habis.

"Karena anak saya sudah kehabisan bekal untuk setoran, akhirnya dia istilahnya mbabu. Anak saya diminta suruh nyuciin baju, mijitin, daripada dia disuruh ambil makanan dari temannya," kata E.

ADVERTISEMENT

Awalnya, dia sempat merasa curiga saat menengok anaknya ke ponpes karena melihat adanya luka lebam. Namun anaknya pada saat itu tidak mau bercerita.

Baru beberapa bulan lalu dia menemukan adanya wali santri yang mengeluhkan hal yang serupa. Terdapat lima wali santri yang saat itu lantas bersama-sama menemui pengelola ponpes untuk melaporkan. Namun, lanjutnya, dari pihak ponpes tidak menanggapi serius laporan tersebut.

"Kami menghadap ketua yayasan ada kasus itu, menceritakan semua itu," kata dia.

Akhirnya E memilih untuk mengeluarkan anaknya dari ponpes dan mencari sekolah lain. Setelah keluar dari ponpes barulah anaknya berani bercerita. Meski begitu pihaknya tidak membawa kasus itu lantaran luka anaknya sudah hilang.

"Kita sudah tidak bisa visum lagi karena sudah hilang," ujarnya.

Saat dihubungi, Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengaku belum mengetahui adanya kasus kekerasan lain di ponpes tersebut.

Belum ada. Untuk sementara fokus yang kita tangani," kata Sigit saat dihubungi detikJateng.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Quraniyy Az-Zayadiyy, KH Abdul Karim atau biasa dipanggil Gus Karim, belum merespon saat dihubungi detikJateng terkait pernyataan mantan wali murid tersebut.




(ahr/apu)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjateng


Hide Ads