Apakah kamu pernah mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu? Ketakutan yang berlebihan yang tidak realistis terhadap sesuatu, seperti benda dan hewan disebut dengan istilah fobia.
Bagi beberapa orang yang mengalami fobia akan merasa tidak nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Fobia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman traumatis, genetika, atau kondisi medis tertentu.
Ada berbagai jenis fobia yang dialami seseorang dengan gejala ketakutan yang berbeda-beda. Berikut ini detikJateng mengulas tentang fobia yang meliputi, pengertian, jenis, gejala, penyebab, hingga pengobatannya yang dikutip dari laman Harvard Health Publishing dan Healthline.
Apa itu Fobia?
Fobia adalah rasa takut yang berlebihan dan tidak rasional terhadap suatu benda, orang, hewan, aktivitas, dan situasi tertentu. Fobia adalah salah satu jenis gangguan kecemasan, hanya saja yang membedakan dengan kecemasan pada umumnya adalah biasanya ketakutan ini berhubungan dengan sesuatu yang spesifik.
Seseorang yang memiliki fobia akan merasakan rasa takut dan panik ketika menemui sesuatu yang menjadi sumber ketakutannya. Mereka sebenarnya juga menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Fobia yang dialami anak-anak biasanya terjadi pada rentang usia 5-9 tahun dan cenderung berlangsung pada waktu yang singkat. Sedangkan fobia yang bertahan dalam jangka waktu lama biasanya dimulai pada usia dewasa atau 20-an.
Fobia yang dialami orang dewasa bertahan dalam jangka waktu yang lama, bahkan kecil kemungkinan untuk hilang dengan sendirinya. Fobia yang berkepanjangan ini dapat menyebabkan potensi terkena penyakit kejiwaan lain, seperti kecemasan, stress, dan depresi.
Jenis-jenis Fobia
Terdapat tiga jenis fobia yang diakui oleh American Psychiatric Association (APA). berikut ini jenis-jenisnya.
1. Fobia spesifik
Fobia spesifik atau biasa dikenal dengan fobia sederhana adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional terhadap sesuatu, namun penyebabnya masih dapat diidentifikasi. Kemungkinan besar seseorang yang menderita fobia spesifik tidak terlalu berdampak pada aktivitas sehari-harinya.
Contohnya ketakutan terhadap hewan (laba-laba, ular, dan anjing), orang (dokter, polisi, guru, dan badut), dan lingkungan (tempat tinggi dan gelap).
2. Fobia sosial
Fobia sosial adalah ketakutan yang berlebihan terhadap situasi sosial karena takut dihina, dikucilkan, dan dihakimi di depan umum. Ketakutan ini berbeda dengan rasa malu, bahkan jenis fobia ini masuk dalam kategori fobia kompleks karena sulit dikenali penyebabnya dan sulit untuk menghindari pemicunya.
Fobia sosial dapat diturunkan oleh keluarga atau bagi orang-orang yang memiliki pengalaman tidak mengenakkan di masa lalunya juga kemungkinan besar dapat mengalami fobia jenis ini.
3. Agoraphobia
Agoraphobia adalah ketakutan terhadap tempat umum yang sulit dihindari. Orang yang mengidap fobia ini akan menghindari tempat umum, seperti bioskop, bus, dan konser. Penderita agorafobia akan mengalami gejala panik, tubuh gemetar, berkeringat, dan jantung berdebar-debar apabila berada di tempat umum.
Gejala Fobia
Seseorang yang mengalami fobia akan memiliki gejala-gejala tertentu yang dapat mengganggu produktivitas sehari-harinya. Berikut ini gejala-gejalanya.
- Merasa takut dan cemas secara berlebihan, tidak rasional, dan terjadi secara terus menerus karena suatu objek, aktivitas, atau situasi tertentu.
- Ketakutan bersifat irasional dan tidak sebanding dengan kenyataannya. Maksudnya seseorang yang mengalami ketakutan berlebihan terhadap laba-laba sebenarnya tidak sebanding dengan kenyataannya karena kebanyakan orang biasa saja ketika melihat laba-laba.
- Ketakutan tersebut menyebabkan seseorang terus menghindari objek, aktivitas, atau situasi yang memicu fobia. Selain itu seseorang yang mengalami fobia biasanya menyadari bahwa ketakutannya irasional, sehingga merasa malu apabila orang lain mengetahuinya.
- Mengalami gejala fisik yang berhubungan dengan kecemasan. Contohnya , seperti tubuh gemetar, berkeringat, sesak napas, mual, jantung berdebar, dan pusing. Gejala fisik ini muncul karena seseorang merasa dalam situasi yang berbahaya dan ingin segera keluar dari situasi tersebut.
Penyebab Seseorang Mengalami Fobia
Fobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal mulai dari faktor genetik hingga peristiwa traumatis dalam hidup. Berikut ini penyebab-penyebabnya.
1. Faktor genetik
Seseorang mengalami fobia dapat disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan melalui zat penyusun otak. Contohnya variasi dalam gen yang mengatur neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons stres dan kecemasan, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada perkembangan fobia.
2. Faktor lingkungan
Fobia dapat disebabkan oleh faktor lingkungan. Misalnya seseorang yang memiliki teman atau kerabat yang takut terhadap ketinggian, hal ini dapat mempengaruhi orang lain untuk takut terhadap ketinggian. Sebagaimana lingkungan dan mempengaruhi perilaku dan perilaku dapat mempengaruhi lingkungan.
3. Peristiwa traumatis
Peristiwa traumatis, baik terhadap situasi atau orang dapat menyebabkan trauma. Peristiwa yang menyedihkan, seperti pernah mengalami kecelakaan, dapat menimbulkan mengalami ketakutan ketika berada menyeberang.
Pengobatan Fobia
Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah terjadinya fobia, namun terdapat beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala fobia. Berikut ini macam-macam pengobatannya berdasarkan jenis fobia yang dialami seseorang.
1. Fobia spesifik
Fobia jenis ini dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif (CBT), terutama melalui prosedur yang dikenal sebagai terapi desensitisasi atau terapi pemaparan. Teknik ini melibatkan peningkatan paparan bertahap terhadap objek atau situasi yang ditakuti, dengan kecepatan yang sesuai bagi individu dan dalam kondisi terkendali.
Saat menghadapi ketakutan, seseorang diajarkan untuk mengelola rasa takut menggunakan teknik relaksasi, pengendalian pernapasan, atau strategi pengurangan kecemasan lainnya. Untuk pengobatan jangka pendek, dokter mungkin meresepkan obat anti cemas. Jika fobia hanya muncul sesekali, seperti takut terbang, penggunaan obat dapat dibatasi sesuai kebutuhan.
2. Fobia sosial
Fobia jenis ini dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif atau penggunaan obat-obatan. Terapi perilaku kognitif akan membantu melatih mengatasi ketakutan di situasi sosial secara perlahan. Sedangkan penggunaan obat-obatan dokter mungkin meresepkan beta blocker seperti propranolol (Inderal).
Obat ini diminum sesaat sebelum acara untuk mengurangi gejala fisik kecemasan, seperti jantung berdebar atau tangan gemetar, tanpa mengurangi ketajaman mental atau ketangkasan fisik.
Untuk fobia sosial yang lebih umum atau jangka panjang, dokter mungkin meresepkan antidepresan seperti SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors) termasuk sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), paroxetine (Paxil), atau fluoxetine (Prozac). Jika SSRI tidak efektif, alternatif antidepresan atau obat anticemas mungkin direkomendasikan.
3. Agorafobia
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia jenis ini adalah psikoterapi dan penggunaan obat. Psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif, mengingat terapi ini adalah terapi paling umum digunakan untuk mengobati fobia.
Terapi ini akan berfokus untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif, keyakinan disfungsional, dan respons negatif terhadap situasi fobia. Kemudian untuk penggunaan obat-obatan hampir mirip dengan pengobatan gangguan panik.
Obat-obatan tersebut diantaranya antidepresan SSRI, dan berbagai jenis antidepresan lainnya, seperti mirtazapine (Remeron), venlafaxine (Effexor), clomipramine (Anafranil), dan imipramine (Tofranil).
Demikian pemaparan seputar fobia dari pengertian hingga cara mengobatinya. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Syifa`ul Husna peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sto/cln)