Ada pemandangan tidak biasa saat melihat seorang pedagang mi ayam dan bakso yang berjualan di kompleks Alun-alun Purwokerto. Bagaimana tidak, bakul bakso dan mi ayam yang diketahui bernama Edy Dwi Santoso (37) ini berpakaian ala anak punk.
Gayanya berjualan pun viral setelah diunggah di akun Instagram pribadinya @tutung_hitam. Dalam unggahanya, terlihat Edy mengenakan pakaian layaknya seorang anak punk.
Mulai dari gaya rambut, jaket, dan pernak-pernik yang dipakainya pun layaknya seorang anak punk. Ia juga kerap mengenakan sepatu boots yang identik dengan penampilan punk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bergaya Punk Sejak 4 Bulan Lalu
Edy atau akrab disapa Tutung ini merupakan warga Kelurahan Sokanegara, Kecamatan Purwokerto Timur. Ia berjualan di sebelah timur Alun-alun Purwokerto. Sudah sejak 2015 Tutung berjualan mi ayam. Namun penampilan nyentriknya itu baru ia perlihatkan sejak 4 bulan lalu.
"Jualan mi ayam sudah sejak tahun 2015, hampir 10 tahun. Dahulu awal jualan masih biasa (pakaiannya) tapi karena suka musik punk, terus sering ikut acara punk jadi suka sama penampilan punk," kata Tutung kepada detikJateng, Kamis (13/9/2024) malam.
"Terus pakai penampilan punk akhir-akhir ini saja. Karena sering lihat acara, kalau mau berangkat kan dandan dulu terus dorong gerobak, habis itu berangkat nonton. Kurang lebih 4 bulan ini penampilan punk sambil jualan," lanjut dia.
Tutung mengaku sudah menyukai musik punk sejak masih berusia belasan tahun. Latar belakangnya ini yang akhirnya memperkuat keyakinannya berpenampilan punk saat berjualan.
"Saya memang dari lulus SMP sudah sering berangkat nonton acara musik punk. Kalau orang umum saya penampilannya biasa saja tidak selalu penampilan punk. Tapi setiap hari saya bawa jaketnya, dipakai kalau buat konten atau kalau lagi ada teman komunitas yang beli," terangnya.
![]() |
Ingin Ubah Stigma Negatif
Tutung mengaku ingin mengubah stigma anak punk yang selama ini melekat di masyarakat. Pasalnya, selama ini banyak yang menganggap negatif anak punk.
"Selama ini tidak ada tanggapan negatif dari pembeli. Karena rata-rata pembelinya juga teman-teman komunitas. Saya ingin mengubah stigma tidak semuanya itu minta-minta, atau tidak mandi," jelasnya.
Sampai saat ini ia masih kerap berangkat acara pertunjukan musik punk. Terakhir belum lama ini ia bahkan berangkat ke Banjarnegara berboncengan dengan istrinya.
"Saya masih suka berangkat acara tetapi tergantung sikon. Kemarin saya boncengan sepeda motor ke Banjarnegara sama istri. Itu yang ngadain acara teman saya," ungkapnya.
Pada masa mudanya, Tutung juga sempat membentuk beberapa band. Ia berposisi sebagai vokalis.
"Sempat juga band-band an. Terakhir 2015 sebelum jualan, keluar dari band. Nama bandnya Setengah Liter terus juga Chaos Squad, itu saya additional, karena saya basicnya vokal," ujar dia.
Awal Jualan Mi Ayam
Usaha dagang mi ayamnya ini diakui sebagai warisan dari orang tua. Kedua orang tuanya merupakan perantau dari Malang yang sudah berpindah-pindah kota berjualan Bakso Malang hingga akhirnya sampai di Purwokerto tahun 1999.
"Ini memang usaha keturunan, bapak jualan bakso Malang di depan Unsoed, terus digusur karena dibangun PCW (Purwokerto City Walk). Lalu pindah ke Karangklesem tapi kemudian bapak ibu sudah tidak ada, tinggal saya yang nerusin. Sebelumnya juga sempat merantau ke Bandung. Dahulu bakso malang, terus tambah menu mie ayam buat variasi," kata dia.
Mi yang dijual merupakan buatan sendiri. Tidak beli jadi dari orang. Ia belajar secara autodidak meracik bahan mi ayam.
"Bahannya saya bikin sendiri semua. Mulai menyiapkan bahan dan masak itu dari siang. Tapi bikin minya dari setelah waktu Subuh. Saya menyiapkan bahan dari jam 12 siang," terangnya.
![]() |
Pada hari biasa Tutung mengaku menyediakan 50 porsi mi ayam dan 20 porsi bakso. Sedangkan pada akhir pekan porsinya ditambah dua kali lipat.
"Hari biasa saya standarnya bawa bahan mi ayam 50 porsi, kalau bakso lebih sedikit paling 20 porsi. Kalau malam Minggu sedia bahan lebih banyak sampai dua kali lipatnya. Porsi 50 itu habis kalau terang. Tapi kalau hujan ya bisa tidak habis," ujar bapak dua anak ini.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
Harga Mulai Rp 14 Ribu
Satu porsi mi ayam biasa dijual dengan harga Rp 14 ribu. Tapi jika ada teman komunitas yang membeli akan ada harga khusus yang lebih murah.
"Mi ayam biasa Rp 14 ribu, kalau pakai pangsit basah Rp 15 ribu. Kalau teman komunitas harganya lebih murah Rp 12 ribu. Kalau ada teman dari luar kota ya malah bisa gratis kalau. Itu karena saya pernah ngalamin, kalau misal saya main ke luar kota juga kaya gitu," akunya.
Ia berdagang mulai dari Selasa-Minggu, liburnya hari Senin. Tapi kalau ada acara besar di sekitar Alun-alun ia tetap buka dan mengganti hari liburnya.
"Biasanya libur hari Senin, tapi kalau lagi ada acara ya tetap buka saja. Buka dari jam 19.00-01.00 WIB. Dahulu sempat jualan siang awal-awal jualan. Terus ada peraturan daerah yang mengatur jam pedagang jadi di sini buka malam hari," jelasnya.
Ia berujar jika ada event musik punk di luar kota tetap buka seperti biasa. Karena ada istrinya yang berjaga. Istri juga memaklumi kondisi ini.
"Kalau ada acara musik punk warung tetap buka, karena ada istri yang jaga, tetap jualan. Istri memaklumi karena dari awal kenal sudah tahu kalau suka berangkat acara. Sudah 13 tahun menikah," pungkasnya.