Sebanyak 21 rumah dan ruko di pinggir Sungai Juwana wilayah Desa Purworejo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, rusak karena fenomena tanah bergerak. Pj Bupati Pati, Sujarwanto Dwiatmoko menyatakan sampel tanah itu dikirim ke laboratorium untuk dikaji buat mengetahui apakah lokasi tersebut layak ditinggali.
"Ya rumah retak ini sudah kami pantau memang satu pasti berisiko karena daerah itu daerah yang lempung, lempung yang sifatnya mengembang kena air dan susut bila airnya tidak ada," kata Sujarwanto saat ditemui wartawan di Pendopo Pati, Rabu (11/9/2024).
Sujarwanto mengatakan, saat debit sungai menyusut, di tanah tersebut terjadi rekahan. Kebetulan di lokasi tanah yang merekah di pinggir Sungai Juwana itu terdapat sejumlah bangunan rumah dan ruko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rekahan ini kebetulan yang dibangun di situ rumah-rumah, jangan di situ ya. Tapi masyarakat ada usaha, ada kios, inilah keprihatinan. Terbawa rekahan itu dan rusak rumahnya," ujar dia.
Sujarwanto menyatakan akan menata kembali permukiman di bantaran Sungai Juwana. Dia juga telah meminta dinas terkait untuk mengambil sampel lumpur tanah di lokasi untuk dikaji.
"Ini sampel kita kirim ke lab, seberapa tingkat susut bila kekurangan air. Beberapa kadar air yang bagus agar dia tidak pecah. Apakah di lokasi layak untuk ditempati apa tidak," pungkas Sujarwanto.
Rumah Nyaris Roboh, 3 KK Dievakuasi
Diberitakan sebelumnya, ada 21 rumah dan ruko di pinggir Sungai Juwana yang mengalami kerusakan parah sejak Sabtu (7/9) lalu karena adanya pergeseran tanah. Sebagian warga pun mengungsi ke rumah saudara yang lebih aman.
Warga setempat, Agus, mengatakan kondisi rumah dan ruko rusak diawali kondisi Sungai Juwana yang kering beberapa hari belakangan. Kondisi tersebut membuat tanah di pinggirnya mengalami pergerakan.
"Kemarin ada tanda-tanda mulai retak, kemarin itu Sabtu malam mulai parah, tembok lantai mulai pecah," kata Agus kepada detikJateng di lokasi, Senin (9/9) lalu.
Kepala Desa Purworejo, Duwi Sumaryono, mengatakan kondisi retakan tanah di Sungai Juwana mulai dilaporkan warganya sejak Jumat (6/9) pekan lalu. Keesokan harinya, retakan tanah semakin bertambah.
"Bangunan yang terdampak 21 rumah dan ruko. Dan yang rusak parah ada tiga rumah dan ruko terus yang lainnya masih kosong tidak begitu rusak," kata Duwi saat ditemui detikJateng di kantornya, Senin (9/9).
"Untuk warga yang terdampak saat ini dievakuasi kepada saudara ada tiga KK," dia melanjutkan.
(dil/rih)