Mengenal Pulo Picis, Dusun di Klaten yang Nyempil di Wilayah Sukoharjo

Mengenal Pulo Picis, Dusun di Klaten yang Nyempil di Wilayah Sukoharjo

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 24 Agu 2024 16:54 WIB
Suasana Dusun Pulo Picis Klaten yang menyempil di wilayah Sukoharjo, Sabtu (24/8/2024).
Suasana Dusun Pulo Picis Klaten yang menyempil di wilayah Sukoharjo, Sabtu (24/8/2024). Foto: Achmad Hussein Sauqi/detikJateng
Klaten -

Wilayah Kabupaten Klaten di sisi timur, tepatnya di Desa Serenan, Kecamatan Juwiring, dipisahkan dengan Kabupaten Sukoharjo oleh aliran Bengawan Solo. Wilayah Klaten berada di barat sungai, sedangkan Sukoharjo berada di timur sungai.

Namun, ternyata ada satu dusun kecil di Klaten yang menyempil di sisi timur sungai. Dusun tersebut seolah dikepung oleh wilayah Sukoharjo. Dusun itu bernama Pulo Picis.

Sisi barat Dusun Pulo Picis adalah Bengawan Solo. Sedangkan sisi timur, selatan dan utaranya berbatasan langsung dengan wilayah Sukoharjo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dusun tersebut cukup kecil, hanya memiliki 1 RT. Rumah-rumah warga umumnya sudah tembok permanen. Kebanyakan warga menjadi perajin kayu.

"Ini cuman satu RT, isinya 35 kepala keluarga. Hunian asli ten mriki (hunian asli disini)," ungkap Ketua RT 02 Dusun Picis, Landung Santoso kepada detikJateng di lokasi, Sabtu (24/8/2024) siang dengan bahasa Jawa campuran.

ADVERTISEMENT

DIa menjelaskan, awalnya dusun tersebut menyatu dengan dusun lainnya di Serenan. Namun, proyek pelurusan Bengawan Solo yang dilakukan pada 1983 membuat dusun itu akhirnya harus terpisah.

"Sungai itu (sungai Bengawan Solo baru) dulu kampung tapi karena sungai lama diluruskan warga dipindah. Sebagian pindah ke kulon kali atau dusun lain, ada yang ke Bladon Pasar Cuplik ( wilayah Kabupaten Sukoharjo)," tutur Landung.

Menurut Landung, dulunya Sungai Bengawan Solo tidak di barat kampungnya tapi di selatan dan timur kampung Picis. Bekas sungai lama kini jadi tegalan wilayah Sukoharjo.

"Sungai lama jadi tegalan dan sebagian ya tetap sungai. Meskipun terpisah ya hubungan silaturahmi tetap baik, yang pindah cuma sekitar 10 rumah," terang Landung.

Untuk berkomunikasi dengan pemerintah desa, sebut Landung, tidak ada kendala karena jarak ke balai desa hanya dipisahkan sungai. Jika rapat RW atau pemdes tetap harus ke barat sungai.

"Tidak kesulitan bagi warga sini tapi ya memang harus nyeberang jembatan, malah semangat luar biasa, bantuan juga dapat tapi sini memang ketinggalan informasi," katanya.

Kades Serenan, Kecamatan Juwiring, Sri Suhadi mengatakan sebelum pelurusan Sungai Bengawan Solo antara kampung Picis dengan Serenan jadi satu. Tapi karena diterjang pelurusan akhirnya pisah.

'"Akhirnya pisah, Picis di timur sungai Bengawan Solo tapi secara administratif masih wilayah Desa Serenan. Sebagian penduduk pindah ke Desa Ketitang," jelas Sri Suhadi kepada detikJateng.

Menurut Sri Suhadi, bekas sungai Bengawan Solo lama yang tidak dipakai menjadi lahan kosong. Ada yang jadi lapangan dan sampai sekarang dimanfaatkan warga.

"Ada yang jadi lapangan dimanfaatkan warga. Untuk warga Picis kegiatan normal saja, tetap kita libatkan, kita perhatikan juga dalam hal pembangunan sehingga tidak tertinggal dengan RT lain," sebut Sri Suhadi.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads