Aliansi Mahasiswa Solo Raya melakukan unjuk rasa bertajuk 'Pulangkan Jokowi'. Aksi menolak revisi UU Pilkada ini dimulai dengan melakukan orasi di Bundaran Gladak sekira 1 jam.
Mahasiswa membentangkan berbagai spanduk dalam aksi demo itu yang bertuliskan 'Tukang Kayu Sedang Mempersiapkan Kursi Untuk Anaknya', 'Koalisi Indonesia Melawan', dan sebagainya.
Massa kemudian melakukan long march dari Gladak ke Balai Kota Solo. Dalam aksinya itu, massa melakukan aksi jalan mundur, sebagai bentuk ungkapan kemunduran demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pulang, pulang, pulang Jokowi. Pulang Jokowi sekarang juga," teriak yel-yel mahasiswa saat long march, Kamis (22/8/2024).
Akibat aksi ini, jalan Jendral Sudirman jalur selatan ke arah utara ditutup. Dinas Perhubungan Kota Solo, memberlakukan dua arah jalur berlawanan.
Sesampainya di Balai Kota Solo, massa memasang spanduk cukup besar bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama kedua anaknya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep. Mereka juga memasang boneka pocong.
Koordinator lapangan aksi Agung Luky Pradita mengatakan, aksi ini untuk menyikapi demokrasi di Indonesia. "Mengenai ambang batas dari parpol yang bisa mengusung calonnya sendiri, ketika KIM plus sangat gemuk dengan 12 Parpol, maka akan lebih dari 150 daerah yang akan melawan kotak kosong dan tidak baik untuk demokrasi. Kita harus memilih calon pemimpin yang terbaik," kata Agung kepada awak media, Kamis (22/8/2024).
Agung juga membahas terkait Sidang putusan perkara nomor 70/PUU-XXII/2024 oleh MK terkait batas usia calon. Jika aturan itu diubah, bisa menguntungkan segelintir orang.
"Ketika putusan MK bersifat mengikat dan final terkait usia calon gubernur dan wakil gubernur syaratnya minimal 30 saat penetapan yang diubah saat pelantikan. Tentu ini menguntungkan salah satu pihak utama dari Solo Raya sendiri," jelasnya.
Koordinator Pusat BEM Solo Raya Rosin Afianto menambahkan, aksi ini diikuti dari mahasiswa UNS, Unisri, GMNI, IIM, dan lainnya. Kerisauan mereka menyebut KIM sebagai Kabinet Indonesia Mundur.
Dia juga membeberkan alasannya menggelar aksi di Balai Kota Solo bukan di Kantor DPRD Solo. Pasalnya Jokowi dan Gibran pernah menjadi Wali Kota Solo.
"Indonesia hari dengan Kabinet Indonesia Mundur, bukan lagi maju, atas kepimpinan Jokowi yang dulunya Wali Kota Solo, sehingga kita menyuarakan di sini. Kami memaksa Presiden Jokowi untuk pulang hari, dan jajarannya kembali menjadi warga negara, agar tidak merusak lagi Indonesia," ucap Rosin.
Diberitakan sebelumnya, Wakapolreta Solo AKBP Catur Cahyono mengatakan, pihaknya mengerahkan 439 personel gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, dan Dishub Kota Solo dalam pengamanan aksi ini.
Catur mengatakan, aksi demo sedianya dimulai pukul 13.00 WIB. Massa akan parkir di halaman Benteng Vestenberg, lalu berjalan ke Bundaran Gladak, dilanjutkan ke Depan Balai Kota Solo.
"Adik-adik BEM membuat surat (pemberitahuan) kurang lebih partisipannya seribu orang," kata Catur.
(apu/aku)