Polisi membuat tim khusus untuk menelusuri adanya dugaan bullying atau perundungan dalam kasus mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang ditemukan tewas di kosnya. Teman-teman korban akan dimintai keterangan untuk mengungkap kasus tersebut.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, dari penyelidikan sementara ada dua kemungkinan dalam peristiwa itu. Pertama yaitu korban menyuntikkan obat untuk mengobati penyakitnya namun meninggal karena kelalaian, atau kedua, korban meninggal karena sengaja melakukan bunuh diri.
"Kematian almarhum kan mengacu dua premis. Apakah kelalaian atau untuk bunuh diri," kata Irwan di Mapolrestabes Semarang, Senin (19/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keterangan itu kan obat Roculax untuk fungsinya obat untuk merelaksasi korban dalam proses pembedahan. Apakah juga digunakan korban dalam rangka obati sakit atau tidak nanti dengan ahli," lanjutnya.
Penyidik juga sedang membentuk tim untuk menggali informasi soal perundungan yang diduga dialami korban saat menjalankan PPDS di RSUP dr Kariadi Semarang. Orang-orang di sekitar korban akan diperiksa.
"Sekarang sudah kami bentuk tim untuk gali informasi terkait adanya dugaan perundungan. Tim sedang bekerja. Minggu ini akan lakukan pemeriksaan di circle, teman-teman, orangtua, sahabat yang bersangkutan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi dokter spesialis di Undip Semarang ditemukan tewas di kosannya dengan dugaan korban bunuh diri. Korban ditemukan dalam kamar kos di Kelurahan Lempongsari, Semarang, Senin (12/8) pukul 23.00 WIB.
Polisi juga sempat memanggil dokter dan diketahui korban meninggal karena obat penenang. Obat penenang itu disebut disuntikkan sendiri oleh korban ke tubuhnya.
Dugaan perundungan (bullying) merebak setelah polisi menemukan buku harian berisi keluhan korban mengenai perkuliahan dan senior yang dihadapi. Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, mengatakan korban sempat menulis pesan keluhan dalam buku harian, termasuk soal perlakuan senior.
Kasus tersebut juga membuat Kemenkes menghentikan sementara PPDS tersebut untuk melakukan investigasi. Pihak Undip pun telah memberikan bantahan adanya kasus perundungan dalam kematian korban.
Selain itu, pihak keluarga juga membantah bahwa korban bunuh diri. Keluarga menjelaskan bahwa korban memiliki riwayat sakit.
(cln/apu)