Polisi Beberkan Hasil Visum Mahasiswi Kedokteran Undip yang Tewas Bunuh Diri

Polisi Beberkan Hasil Visum Mahasiswi Kedokteran Undip yang Tewas Bunuh Diri

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 16 Agu 2024 21:43 WIB
Garis polisi, police line. Rachman Haryanto /ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi kasus meninggalnya mahasiswi kedokteran Undip. Foto: Rachman Haryanto
Semarang -

Polisi membeberkan hasil penyelidikan sementara terkait meninggalnya seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Polisi menemukan tiga bekas suntikan di tubuh korban.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengatakan terkait hasil visum luar diketahui ada tiga bekas suntikan di punggung lengan kiri korban. Obat diduga disuntikkan di tubuh korban karena ditemukan sisa obat tersebut di lokasi yaitu di dalam kamar kos di daerah Lempongsari, Semarang.

"Hasil visum ditemukan perlukaan di punggung lengan kiri, memang perlukaan ada tiga titik, besarannya nol koma sekian sentimeter. Diduga bekas suntikan karena di TKP ditemukan bekas suntikan. Ada sisa obat untuk memperlemah otot yang kaku menurut medis," kata Irwan di Mapolrestabes Semarang, Jumat (16/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pemeriksaan luar ada tanda-tanda mati lemas namun tidak ada luka bekas kekerasan. Meski demikian penyebab pasti kematian belum bisa dipastikan karena pihak keluarga tidak bersedia untuk dilakukan autopsi.

"Karena tidak ada bekas kekerasan, keluarga bermohon tidak dilakukan autopsi. Tetapi walau tidak dilakukan autopsi sudah dilakukan visum dengan kesimpulan visum dari RSUP Kariadi," jelas Irwan.

ADVERTISEMENT

"Didapatkan tanda mati lemas, sebab kematian tidak dapat ditentukan dari pemeriksaan luar. Harus melalui autopsi," imbuhnya.

Terkait dugaan bunuh diri, dari saksi dan barang bukti di lokasi belum bisa membuktikan hal tersebut. Karena ada beberapa kemungkinan termasuk kelalaian karena korban juga dalam pengobatan sakitnya.

"Itu kemungkinan yang bersangkutan menyuntik itu untuk atasi nyeri, kemungkinan premis pertamanya itu. Sekarang kan kita asumsinya, kan yang bersangkutan sudah meninggal, nah ada upaya untuk menggali motif kalau misalnya itu adalah sengaja bunuh diri. Otomatis sebagai tenaga medis kan tahu berapa ukuran atau seberapa bahaya obat-obat terhadap yang bersangkutan," jelas Irwan.

"Apakah ini sengaja atau lalai nggak tahu. Apakah tidak sadar kelebihan dosis atau gimana sehingga menyebabkan efek yang mematikan bagi korban," imbuhnya.

Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk dengan pihak Kemenkes yang sempat mendatangi Polrestabes Semarang. Terkait dugaan perundungan yang berkaitan dengan kematian korban.

Untuk diketahui, korban ditemukan meninggal di dalam kamar kosnya, Senin (12/8) lalu. Muncul dugaan korban bunuh diri dampak dari perundungan saat menjalani PPDS. Kemenkes menghentikan sementara PPDS tersebut dan melakukan investigasi. Sementara itu pihak Undip membantah kematian korban akibat perundungan.

Diberitakan sebelumnya, Kemenkes menaruh perhatian terkait isu perundungan di balik tewasnya mahasiswi dokter spesialis prodi anestesi Undip yang diduga bunuh diri. Pihak Kemenkes bahkan mengirim surat berisi pemberhentian program studi anestesi Fakultas Kedokteran (FK) Undip Semarang di RSUP DR Kariadi.

Dilansir dari detikHealth, diketahui perintah pemberhentian program studi anestesi FK Undip dikeluarkan oleh Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan dr Azhar Jaya, melalui surat kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

"Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di SUP Dr. Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro," tulis dr Azhar dalam surat tertanggal 14 Agustus 2024 tersebut.

"Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan Langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP," lanjutnya.




(rih/apu)


Hide Ads