Diari Ungkap Mahasiswa Undip Sempat Curhat ke Ibu Sebelum Tewas Bunuh Diri

Diari Ungkap Mahasiswa Undip Sempat Curhat ke Ibu Sebelum Tewas Bunuh Diri

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 16 Agu 2024 13:20 WIB
Ilustrasi diari
Ilustrasi diari. Foto: Getty Images/rdegrie
Semarang -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kematian seorang mahasiswa dokter spesialis Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga bunuh diri menjadi perbincangan. Terlebih, dugaan pemicu wanita 30 tahun nekat mengakhiri hidupnya lantaran adanya bully dari seniornya.

Korban diketahui tengah menempuh Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Undip. Polisi menyebut korban tewas usai menyuntikkan obat penenang di tubuhnya sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum ditemukan tewas, korban diketahui sempat curhat kepada ibunya terkait tekanan yang dihadapinya selama menempuh pendidikan. Hal ini diketahui dari buku harian atau diari korban yang ditemukan oleh polisi di kamar kosnya.

"Dia mungkin kan sudah komunikasi sama ibunya karena lihat buku hariannya itu kan kelihatannya merasa berat dalam arti itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat," terang Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono saat dihubungi, Rabu (14/8/2024).

ADVERTISEMENT

Agus menambahkan, dalam buku harian itu korban juga menyampaikan ingin keluar atau resign karena sudah tidak kuat dengan beban yang dihadapinya. Apalagi, seniornya sering memerintah sewaktu-waktu dan meminta sesuatu darinya.

"Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ucapnya.

Usai kejadian, orang tua korban langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut. Agus mengatakan pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa diautopsi.

"Ibunya menyadari minta dibawa ke Kariadi tidak diautopsi dan langsung dibawa ke Tegal," pungkasnya.

Untuk diketahui, korban ditemukan meninggal di kamar kosnya daerah Lempongsari hari Senin (12/8) lalu. Ada dugaan korban bunuh diri dan merujuk pada perundungan. Kemenkes juga sudah menghentikan kegiatan Prodi Anastesi di RSUP dr Kariadi tersebut dengan menyebut adanya indikasi perundungan.

Sementara itu, pihak Undip membantah adanya perundungan dan menjelaskan korban juga memiliki masalah kesehatan yang kemudian membuat korban ingin mengundurkan diri. Namun sebagai penerima beasiswa, ada beberapa hal administratif sehingga korban mengurungkan niatnya mundur. Undip juga menyampaikan duka dan sudah berkomunikasi dengan Dirjen Yankes.




(apl/cln)


Hide Ads