Masjid Agung Solo dan Siti Hinggil di Alun-alun Selatan akan direvitalisasi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo. Dana revitalisasi itu bersumber dari hibah Uni Emirat Arab (UEA).
"Dana UEA untuk Masjid Agung, dan landscape Siti Hinggil kita berkontrak Rp 14 miliar. Pekerjaan kita fokus pada penguatan struktur Masjid Agung," kata Kabid Cipta Karya DPUPR Kota Solo, Agus Haryadi saat konferensi pers di Keraton Kasunanan Surakarta, Senin (12/8/2024).
Dia mengatakan pengerjaan revitalisasi Masjid Agung dan Siti Hinggil selatan ini perlu kehati-hatian karena merupakan bangunan cagar budaya. Agus tidak memungkiri adanya keterlambatan pengerjaan karena masalah nonteknis. Sedianya, pengerjaan revitalisasi dimulai pada 31 Juli 2024 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang kita ada masalah nonteknis. Disamping karena bangunan cagar budaya, juga ada kegiatan salah satunya Sekaten yang harus kita akomodir. Nah nantinya metodologi atau pengerjaannya akan kita bicarakan dengan pemangku di Keraton Surakarta," jelasnya.
Dia menjelaskan fokus pengerjaan di Masjid Agung ada di bagian struktur bangunan yang berusia tua. Banyak ditemukan lubang akibat rayap pada bagian saka guru maupun kolom yang melengkung.
Selain itu, rencananya akan ada perbaikan sistem drainase dan kamar mandi, serta penataan lahan parkir. Hal ini agar Masjid Agung lebih terlihat dari luar.
"Sementara untuk Siti Hinggil, itu kita harus mensinkronkan dengan yang telah dikerjakan Kementerian PUPR. Kita diberi lokasi untuk penataan landscape di Siti Inggil, kita akan pasang paving di sana," ucapnya.
Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Solo, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, memastikan pemindahan kandang kerbau bule akan dilakukan sesegera mungkin.
"Menyambung dengan revitalisasi Alun-alun Selatan. Kebo-kebo itu juga sudah dibikinkan kandang. Nanti di situ juga dikembalikan fungsinya, supaya bersih dan dapat digunakan sebagaimana mestinya dan tidak dijadikan kandang kebo," kata Gusti Moeng.
(ams/rih)