Sejarah Lomba Makan Kerupuk Peringatan HUT RI dan Makna di Baliknya

Sejarah Lomba Makan Kerupuk Peringatan HUT RI dan Makna di Baliknya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Senin, 12 Agu 2024 15:09 WIB
Sejumlah anak mengikuti lomba tradisional di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (18/8/2022). Lomba itu untuk memeriahkan HUT ke-77 RI.
Ilustrasi lomba makan kerupuk. Foto: Pradita Utama
Solo -

Pada momen peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, sebagian besar masyarakat merayakannya dengan berbagai perlombaan dan salah satu yang paling populer adalah makan kerupuk. Siapa sangka jika sejarah lomba makan kerupuk sudah dimulai sejak 1950-an dan terus dilestarikan sampai sekarang.

Lomba makan kerupuk memang seru dan kerap menjadi ajang hiburan bagi masyarakat. Namun, lomba ini sebenarnya bukan hiburan semata. Di baliknya terdapat makna yang menggambarkan perjuangan dan penderitaan.

Penasaran seperti apa awal mula kemunculan lomba makan kerupuk? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Lomba Makan Kerupuk

Dirangkum dari buku Permainan Kerupukan karya Gilar Ginanda dkk, lomba makan kerupuk merupakan salah satu tradisi yang muncul pada tahun 1950-an untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Setelah berakhirnya masa peperangan yang penuh tantangan dan krisis ekonomi pada 1945 hingga 1950-an, masyarakat Indonesia mulai merayakan kemerdekaan dengan berbagai perlombaan, salah satunya adalah lomba makan kerupuk. Selain itu juga ada panjat pinang dan tarik tambang.

Pada masa peperangan dan krisis ekonomi tahun 1930 hingga 1940-an, kerupuk menjadi makanan pelengkap yang sangat populer. Kerupuk adalah makanan rakyat kecil yang harganya terjangkau dan berfungsi sebagai penyambung hidup. Karena kondisi politik dan keamanan yang tidak stabil, masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk merayakan kemerdekaan dengan meriah.

ADVERTISEMENT

Ketika keadaan mulai kondusif pada 1950-an, masyarakat Indonesia ingin merayakan kemerdekaan dengan berbagai acara. Lomba makan kerupuk menjadi salah satu cara untuk menghibur rakyat sekaligus mengingatkan mereka akan kesulitan yang dialami pada masa perang. Lomba ini juga mencerminkan semangat baru dan harapan untuk masa depan yang lebih baik setelah periode yang penuh perjuangan.

Makna Lomba Makan Kerupuk

Kemudian apa makna yang bisa kita petik dari perlombaan 17 Agustus ini? Dirangkum dari buku Permainan Kerupukan karya Gilar Ginanda dkk, dan Ketika Huruf V Digugat karya Jehan Fiqhi Y, lomba makan kerupuk memiliki makna yang mendalam dalam konteks perayaan kemerdekaan Indonesia. Selain menjadi bagian dari perayaan 17 Agustus, lomba ini juga mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan. Sebab, kerupuk dan nasi adalah makanan favorit para pejuang, dan melalui lomba ini, kita menghormati jasa serta semangat perjuangan mereka.

Lomba makan kerupuk bukan hanya sebuah acara hiburan. Perlombaan ini juga melambangkan kedaulatan bangsa yang pernah dikoyak oleh penjajah. Dengan berlomba memakan kerupuk, kita seolah-olah mengingat kembali bagaimana penjajah berusaha menggerogoti kebebasan kita. Ini adalah simbol kesadaran sejarah dan upaya untuk menjaga kedaulatan agar tidak kembali dirampas.

Selain itu, lomba makan kerupuk menumbuhkan rasa syukur. Peserta yang mengikuti lomba ini tanpa disadari memupuk rasa bersyukur atas rezeki dan kemerdekaan yang telah diperjuangkan. Perlombaan ini juga menjadi sarana untuk mempererat rasa persaudaraan di antara masyarakat, mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur dan menjaga persatuan.

Aturan Lomba Makan Kerupuk

Lomba makan kerupuk memiliki aturan yang cukup sederhana. Meski begitu, perlombaan ini tidak bisa dimenangkan dengan mudah. Penasaran dengan aturan lomba makan kerupuk, detikers? Mari simak penjelasannya berikut ini!

1. Lomba Makan Kerupuk Biasa

Panitia umumnya menggunakan sejumlah kerupuk putih yang digantung dengan tali. Kerupuk ini pun digantung berjajar pada sebuah tali panjang.

Kemudian, para peserta akan berlomba untuk menghabiskan kerupuk masing-masing. Namun, ada satu peraturan yang wajib dipatuhi, peserta tidak boleh menyentuh kerupuk tersebut dengan tangan. Jadi, kedua lengan peserta diikatkan ke belakang. Peserta yang paling cepat menghabiskan kerupuk akan menjadi pemenangnya.

2. Lomba Makan Kerupuk Katrol

Beberapa tahun belakangan, muncul inovasi berupa lomba makan kerupuk katrol yang berbeda dari versi biasa. Dikutip dari laman resmi Humas Provinsi Jawa Tengah, dalam lomba ini, kerupuk tidak hanya digantung pada sebuah tali. Sebaliknya, lomba ini menambahkan unsur tantangan dengan menggunakan katrol. Salah satu ujung tali diikatkan pada kerupuk, sementara ujung lainnya diikatkan pada jempol kaki peserta.

Ketika mengikuti lomba ini, peserta harus menghadapi tantangan besar. Mereka harus mengangkat kaki yang terikat tali agar kerupuk yang tergantung di ujung tali dapat dijangkau. Sementara itu, mereka harus berdiri dengan satu kaki untuk menggigit kerupuk. Jika kaki yang terikat jatuh ke tanah, kerupuk akan otomatis naik dan menjadi sulit dijangkau.

Untuk memenangkan lomba makan kerupuk katrol, peserta harus memiliki keseimbangan yang baik. Semakin tinggi kaki yang diangkat dan semakin stabil peserta berdiri, semakin mudah pula mereka meraih dan menggigit kerupuk. Lomba ini bukan hanya menguji kemampuan fisik tetapi juga kesabaran dan keseimbangan peserta.

Demikian penjelasan mengenai sejarah lomba makan kerupuk lengkap dengan makna di baliknya. Semoga bermanfaat!




(par/dil)


Hide Ads