Dinas Pertanian Kota Semarang masih menunggu hasil uji lab terkait kematian lima sapi secara misterius di Kelurahan Cepoko, Gunungpati. Lima sapi itu diduga mati karena penyakit menular atau diracun.
"Kami koordinasi dengan Balai Besar Veteriner Jogja, kami kirim sampel saat ini sedang diuji hasilnya kurang lebih seminggu, diagnosanya sih antara penyakit hewan menular atau keracunan pakan, hasil pastinya sih harus nunggu hasil lab dulu. Kalau uji antraks negatif," kata Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Semarang, Irene Natalia Siahaan melalui sambungan telepon, Kamis (8/8/2024).
Dia menyebut sapi itu dilaporkan mati mendadak pada Senin (5/8) pukul 05.30 WIB, dan terakhir terlihat hidup pada Minggu (4/8) sore. Sebelum peristiwa itu, dilaporkan juga empat sapi mati dengan gejala demam dan tak mau makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gejalanya mereka nggak mau makan dalam waktu singkat yang empat sapi itu. Kalau yang mati Senin itu Minggu sore masih mau makan tapi pukul 05.30 WIB itu ditemukan sudah mati yang Jumat, Sabtu, Minggu itu hitungannya siang sakit sore-malam mati," ungkapnya.
Berbeda dengan lima sapi yang mati bersamaan dalam satu kandang. Empat sapi lainnya meninggal di lokasi berbeda dalam kandang komunal itu dan dengan jeda waktu masing-masing satu hari.
"Senin itu di satu kandang lima ekor, Jumat, Sabtu Minggu itu total empat ekor. Jumat dua ekor, Sabtu satu ekor, Minggu satu ekor itu kandangnya berdekatan," tambahnya.
Saat ini, petugas dari Balai Besar Veteriner Jogja juga telah mendatangi langsung lokasi untuk mengambil sampel sapi-sapi hidup di kandang komunal itu. Irene mengimbau agar peternak lain melaporkan bila mengalami peristiwa serupa.
"Untuk peternak diharapkan agar tak melalulintaskan ternak dulu kalau pun dalam waktu dekat ada pemasukan disarankan dikarantina. Bila ditemukan sakit atau kematian mendadak kita harapkan untuk lapor segera untuk kami tindak lanjuti," imbaunya.
Seperti diketahui, lima sapi ditemukan mendadak di peternakan sapi Kelurahan Cepoko, Gunungpati, Semarang. Pemilik yang merasa janggal akhirnya melaporkan kasus tersebut ke polisi.
(rih/ams)