Bulan merupakan satelit Bumi yang rajin menghiasi langit setiap hari. Walau tak selalu nampak bulat sempurna, Bulan menghadirkan variasi bentuknya di waktu tertentu.
Bentuk berbeda yang disuguhkan Bulan disebabkan oleh sebuah aktivitas bernama fase Bulan. Fase Bulan terjadi setiap hari dengan sinar Matahari sebagai elemen pendukungnya.
Mengutip jurnal berjudul Metode Perhitungan Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Samarat Al-Fikar Karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah oleh Sa'adatul Inayah dan buku IPA Modul 11 Tata Surya oleh Direktorat SMP Kemendikbud RI, berikut merupakan macam fase Bulan.
Fase Bulan Utama
Bulan memiliki lima fase utama yang juga dijelaskan sebagai berikut:
1. Fase Bulan Baru
Fase ini terjadi ketika Bulan berada dalam posisi antara Bumi dan Matahari. Dalam posisi ini, Matahari tak selalu mengalami gerhana karena bidang orbit Bulan memiliki kemiringan sebesar 5° terhadap bidang ekliptika.
2. Fase Bulan Sabit
Bulan yang terkena sinar Matahari sekitar satu per empat pada permukaannya akan membuat Bulan nampak hanya seperempat dari Bumi. Fenomena ini dinamai Bulan Sabit oleh masyarakat.
3. Fase Bulan Separuh
Bulan yang hanya terlihat separuh di muka Bumi terjadi ketika Bulan berada dalam fase Bulan Separuh di mana cahaya Matahari hanya mengenai separuh bagian Bulan.
4. Fase Bulan Cembung
Sedikit lebih banyak dari fase Bulan Separuh, pada fase Bulan ini, Bulan akan nampak sebanyak tiga perempatnya dari Bumi.
5. Fase Bulan Purnama
Fase ini akan menampakkan seluruh bagian Bulan dari Bumi karena cahaya Matahari akan terpantulkan ke seluruh permukaan Bulan.
Fase Bulan Antara
1. Fase Pertama
Pada fase ini, permukaan Bulan yang terkena Matahari akan minim sehingga membentuk sabit yang semakin hari semakin membesar. Proses ini bernama waxing crescent Moon.
2. Fase Kedua
Bulan Sabit yang terbentuk dalam fase pertama akan mulai bergerak semakin tinggi di atas horizon. Pergerakan ini akan dimulai sejak awal Bulan.
3. Fase Ketiga
Fase ini dinamakan waxing humped Moon atau waxing gibbous Moon yang disebabkan karena bulan yang kian terlihat membesar. Waktu terbit bulan juga menjadi sedikit terlambat jika dibandingkan dengan Matahari.
4. Fase Keempat
Pada fase ini, Bulan mencapai titik oposisi terhadap Matahari. Kondisi ini merupakan kondisi sempurna pantulan sinar Matahari terhadap permukaan Bulan sehingga dinamakan fase Bulan Purnama. Fase ini akan menyebabkan Bulan mengalami keterlambatan waktu sekitar 12 jam dari Matahari.
5. Fase Kelima
Fase ini menjadi awal Bulan terlihat mengecil dari Bumi. Fase ini bernama waning humped Moon atau waning gibbous Moon. Bulan akan terlihat 9 jam lebih awal dari Matahari.
6. Fase Keenam
Bulan akan nampak separuh permukaan seperti pada kuartal pertama karena pergerakan yang terus-menerus. Bulan akan terlihat 6 jam lebih awal dari Matahari.
7. Fase Ketujuh
Fase ini akan membentuk Bulan menjadi bentuk sabit tua karena permukaan Bulan yang memantulkan sinar Matahari akan semakin mengecil.
8. Fase Kedelapan
Fase ini Bulan akan berada tepat di antara Bumi dan Matahari sehingga seluruh bagian Bulan akan terlihat gelap karena tidak menerima pantulan sinar Matahari. Sehingga, fase ini dinamakan fase Bulan mati.
Demikian beberapa fase bulan yang terbagi atas dua kelompok fase yakni fase utama dan fase antara. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Novyana peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video Mitos atau Fakta: Nikah di Bulan Muharram Bikin Sial?"
(sto/rih)