Idul Adha 2025 Berapa Hijriah? Ini Penjelasannya

Idul Adha 2025 Berapa Hijriah? Ini Penjelasannya

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 04 Jun 2025 05:00 WIB
Tradisi malam satu Suro bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Malam satu Suro menandakan awal bulan pertama kalender Jawa. Apa itu malam satu Suro?
ilustrasi tahun hijriyah Foto: Getty Images/iStockphoto/kertu_ee
Jakarta -

Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, adalah salah satu hari raya umat Islam yang penuh makna. Idul Adha dirayakan setiap 10 Dzulhijjah pada kalender Islam. Idul Adha tahun ini bertepatan dengan tahun berapa Hijriah?

Perayaan Idul Adha tidak hanya menjadi momen kebahagiaan, tetapi juga menjadi waktu yang sangat istimewa bagi setiap muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ibadah, termasuk penyembelihan hewan kurban. Untuk merayakan Idul Adha, umat Islam harus mengetahui penanggalan Hijriah.

Perhitungan sistem penanggalan Hijriah dan Masehi berbeda, sehingga Idul Adha pada kalender Masehi selalu berubah setiap tahunnya. Sejumlah orang masih bingung dengan tahun Hijriah yang berjalan saat ini. Pertanyaan yang muncul, Idul Adha 2025 berapa Hijriah?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idul Adha 2025 Bertepatan 1446 Hijriah

Idul Adha tahun ini, 2025, bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah, yang jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Penetapan ini diumumkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia setelah sidang isbat yang menetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H pada Rabu, 28 Mei 2025.

Dalam konversi kalender Hijriah ke Masehi, pada 28 Mei 2025 memasuki bulan ke-12 Hijriah yakni Dzulhijjah. Tahun yang berjalan masih 1446 Hijriah, belum terjadi pergantian tahun.

ADVERTISEMENT

Dengan begitu, Idul Adha pada tahun ini jatuh pada 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah yang bertepatan 6 Juni 2025.

Dengan demikian, umat Islam di Indonesia akan merayakan Idul Adha 1446 H pada Jumat, 6 Juni 2025.

Sejarah Idul Adha

Mengutip buku Bercermin pada Nabi Ibrahim karya Dr. H. Otong Surasman, asal-usul perayaan Idul Adha berakar dari kisah luar biasa antara seorang ayah dan anaknya, yakni Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an dan menjadi simbol utama dalam ibadah kurban yang dilakukan umat Islam setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Nabi Ibrahim AS mendapatkan ujian berat dari Allah SWT. Setelah bertahun-tahun menanti kehadiran seorang anak, akhirnya lahirlah Ismail, anak yang sangat beliau cintai. Namun, ketika Ismail beranjak remaja dan mulai membantu ayahnya, datanglah perintah dari Allah SWT yang sangat mengejutkan, Nabi Ibrahim AS diperintahkan menyembelih anaknya sendiri.

Perintah itu datang melalui mimpi. Perlu diketahui, mimpi yang dialami para nabi bukanlah bunga tidur, melainkan wahyu dari Allah SWT.

Peristiwa ini tertuang dalam Surah As-Saffat ayat 102,

ΩΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω‘ΩŽΨ§ Ψ¨ΩŽΩ„ΩŽΨΊΩŽ Ω…ΩŽΨΉΩŽΩ‡Ω Ω±Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΨΉΩ’Ω‰ΩŽ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ ΩŠΩŽΩ°Ψ¨ΩΩ†ΩŽΩ‰Ω‘ΩŽ Ψ₯ِنِّىٓ Ψ£ΩŽΨ±ΩŽΩ‰Ω° فِى Ω±Ω„Ω’Ω…ΩŽΩ†ΩŽΨ§Ω…Ω Ψ£ΩŽΩ†Ω‘ΩΩ‰Ω“ Ψ£ΩŽΨ°Ω’Ψ¨ΩŽΨ­ΩΩƒΩŽ ΩΩŽΩ±Ω†ΨΈΩΨ±Ω’ Ω…ΩŽΨ§Ψ°ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΨ±ΩŽΩ‰Ω° ۚ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ ΩŠΩŽΩ°Ω“Ψ£ΩŽΨ¨ΩŽΨͺِ Ω±ΩΩ’ΨΉΩŽΩ„Ω’ Ω…ΩŽΨ§ ΨͺΩΨ€Ω’Ω…ΩŽΨ±Ω Ϋ– سَΨͺΩŽΨ¬ΩΨ―ΩΩ†ΩΩ‰Ω“ Ψ₯ِن Ψ΄ΩŽΨ§Ω“Ψ‘ΩŽ Ω±Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ω…ΩΩ†ΩŽ Ω±Ω„Ψ΅Ω‘ΩŽΩ°Ψ¨ΩΨ±ΩΩŠΩ†ΩŽ

Artinya: Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."

Saat Nabi Ibrahim AS hendak melaksanakan perintah tersebut dan keduanya telah berserah diri sepenuhnya, Allah SWT menggantikan tubuh Ismail dengan seekor kambing dari surga. Peristiwa inilah yang menjadi dasar ibadah kurban dalam Islam.

Dalam buku Qashash al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir, disebutkan bahwa kambing tersebut memiliki ciri khusus: tubuh besar, mata hitam pekat, dan bertanduk besar.




(dvs/kri)

Hide Ads