Yohanes Ande Kala alias Joni jadi buah bibir belakangan ini. Joni merupakan pemuda NTT yang sempat viral karena aksi heroiknya memanjat tiang bendera saat upacara peringatan HUT ke-73 RI.
Joni yang saat itu masih duduk di bangku sekolah SD, viral karena aksinya memanjat tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu tahun 2018. Aksi Joni itu untuk menyelamatkan bendera Merah Putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.
Setelah viral, ia kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Ketika ditanya seputar cita-citanya, Joni mengaku ingin menjadi tentara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.
Namun, setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, dia dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang. Alasannya karena tinggi badannya tidak sesuai dengan syarat masuk TNI. Joni disuruh untuk kembali lagi pada 2025 untuk mengikuti tes yang sama.
Gagalnya Joni masuk TNI ini membuat namanya kembali jadi perbincangan. Hari ini, Joni diundang untuk menghadap Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes.
Joni diundang ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang setelah gagal saat seleksi TNI AD. Ia mengaku tak punya mimpi lebih asalkan masuk TNI AD, baik melalui jalur tamtama maupun bintara.
"Yang penting tentara," ungkap Joni melalui sambungan telepon kepada detikBali, Rabu (7/8/2024).
Joni datang ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang dan diantar langsung oleh sejumlah TNI AD dari Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT. Meski demikian, dia belum mengetahui agenda yang bakal dilakukan di Kupang.
"Sangat senang ketika hari ini saya diundang ke sini (Makorem 161/Wira Sakti Kupang)," ujar Joni.
"Saya ikuti saja perintah Pak Danrem," imbuhnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Joni mengikuti tes masuk TNI melalui jalur calon bintara prajurit karier (Caba PK) tahun anggaran (TA) 2024. Berdasarkan informasi di situs TNI AD, tes Caba PK TNI dapat diikuti oleh seorang WNI hingga batas usia 22 tahun.
TNI AD mengungkap Joni tidak lulus seleksi Caba PK 2024 karena ada syarat yang tidak terpenuhi. Joni, yang tercatat dengan nama Yohanes Ande Kala, lahir di Halimuti dan berumur 19 tahun, memiliki tinggi badan 155,8 cm.
(aku/rih)