Yayuk Semarang Huni Rumah Mirip Gua gegara Rob, Begini Kata Lurah

Yayuk Semarang Huni Rumah Mirip Gua gegara Rob, Begini Kata Lurah

Afzal Nur Iman - detikJateng
Rabu, 07 Agu 2024 19:10 WIB
Kondisi rumah Yayuk, warga Tambaklorok, Semarang yang nampak tak layak huni, Rabu (7/8/2024).
Kondisi rumah Yayuk, warga Tambaklorok, Semarang yang nampak tak layak huni, Rabu (7/8/2024). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Warga Kelurahan Tanjung Mas, Sri Rahayu atau Yayuk (43) kini tinggal di rumah yang mirip gua akibat rob. Kini dia hanya berharap agar mendapat bantuan agar bisa tinggal di tempat yang lebih layak.

Lurah Tanjung Mas, Sony Yudha Putra Pradana mengungkap bahwa Pemkot Semarang bakal segera melakukan survei untuk menguji kelayakan pemberian bantuan itu.

"Harapannya sesegera mungkin setelah surveinya selesai dan dinyatakan layak dapat bantuan insyaallah nanti akan ditindaklanjuti," ujar Sony saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Ronggowarsito, Semarang, Rabu (7/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan rumah Yayuk sudah terdaftar sebagai penerima bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) yang menjadi program Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Semarang. Saat ini, Disperkim juga tengah melakukan survei terhadap rumah-rumah lain yang diusulkan mendapat bantuan itu.

"Tadi saya telepon Kabidnya karena kebetulan titiknya banyak bukan cuma Tanjung Mas. Jadi sepertinya belum tersurvei tapi ini sedang proses semuanya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengungkap bahwa di Tanjung Mas sendiri ada 50 rumah yang diusulkan mendapat bantuan RTLH dari Disperkim. Selain itu, ada sekitar 400 rumah lain yang mengajukan bantuan RTLH ke Pemerintah Pusat hingga ke swasta.

"Yang diajukan itu ada dari sumber anggaran APBD sendiri ada yang lewat bantuan seperti Baznas, IZI ada juga dari Pemerintah Pusat nah dari beberapa itu memang jumlahnya berbeda. Tapi kira-kira ada di angka 300-400 rumah tidak layak huni. Secara wilayah kami itu KK-nya ada 27-29 ribu jiwa dan yang masuk DTKS sampai saat ini masuk hampir 17 ribu karena warga kami kecenderungannya menengah ke bawah," ungkapnya.

Dia juga menanggapi terkait bantuan sosial yang disebut tak pernah diterima oleh Yayuk. Sony menyebut kemungkinan besar Yayuk sudah terdaftar di DTKS mengingat namanya sudah masuk daftar penerima bantuan RTLH.

"Jadi yang kita prioritaskan yang miskin, yang miskin kan jelas yang masuk data," katanya.

Meski demikian, bantuan yang diterima satu warga dan warga lain bisa berbeda. Karena itu, bisa jadi ketika warga lain mendapat bantuan, Yayuk tak menerima atau sebaliknya.

"Kalau ngomongin PKH (Program Keluarga Harapan) itu kan programnya Kemensos. Kita hanya bisa mengusulkan ketika usulannya tidak bisa diterima pastikan ada alasannya, tapi kalau bahasanya tidak pernah dapat bantuan kok kayaknya kalau dia memang tidak mampu pasti dapat sejarah di kami selalu dapat, cuma ingat atau tidak. Menerimanya sebagai PKH atau BPNT atau penerima bantuan OBI, itu kan bantuan semua tinggal masuk yang mana," sambungnya.

Sebelumnya, Yayuk mengaku hanya bisa pasrah terkait bantuan agar rumahnya bisa diperbaiki. Sebab, saat ini rumahnya bisa dibilang tak layak huni.

"Terakhir sudah disuruh numpuk-numpuk foto rumah terus fotokopi sertifikat rumah, disuruh numpuk ke Pak RW sudah saya tumpuk dulu Pak RW bilang habis lebaran, tapi ya sudah sampai sekarang nggak ada konfirmasi. Dulu sebelum RW itu Pak Imam juga pernah sudah numpuk KK saking seringnya sampe lupa berapa kali. Saya cuma pasrah, ya sudahlah kalau rezeki pasti dapat lah," katanya.

Hal itu diamini oleh Ketua RT setempat, Marsudi. Dia juga mengaku heran mengapa pengajuan bantuan untuk Yayuk tak pernah mendapat hasil.

"Sering kali diajukan jadi dari Pak RT, Pak RW juga mengajukan. Ada pihak-pihak dari dinas-dinas lain datang survei langsung, dari dinas mana kadang saya lupa itu ternyata sampai sekarang tak pernah terealisasi padahal di situ layak dibantu dan sangat layak dibantu," katanya saat ditemui di rumahnya.




(ahr/apu)


Hide Ads