173 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Bangladesh, 1.200 Ditangkap

Internasional

173 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Bangladesh, 1.200 Ditangkap

Novi Christiastuti - detikJateng
Selasa, 23 Jul 2024 14:58 WIB
A demonstrator gestures as protesters clash with Border Guard Bangladesh (BGB) and the police outside the state-owned Bangladesh Television as violence erupts across the country after anti-quota protests by students, in Dhaka, Bangladesh, July 19, 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain     TPX IMAGES OF THE DAY
Demo Rusuh di Bangladesh. Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain.
Solo -

Aksi demonstrasi menentang kuota lapangan pekerjaan di Bangladesh berbuntut timbulnya kerusuhan hingga menewaskan sedikitnya 173 orang. Sementara itu, sejauh ini nyaris 1.200 orang ditangkap otoritas berwenang setempat dalam kerusuhan tersebut.

Dilansir detikNews mengutip AFP, Selasa (23/7/2024), pecahnya kerusuhan berawal dari adanya unjuk rasa menentang kuota penerimaan yang dipolitisasi untuk pekerjaan di pemerintahan Bangladesh. Aksi itu kemudian berkembang menjadi kerusuhan terburuk pada masa jabatan Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina.

Berdasarkan penghitungan AFP data korban tewas yang dirilis kepolisian dan rumah sakit setempat mencapai 173 orang. Jumlah tersebut terjadi dalam rentetan tindak kekerasan selama kerusuhan berlangsung di Bangladesh beberapa hari terakhir. Bahkan di antara korban tewas terdapat beberapa personel kepolisian di antara korban tewas tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan kepala kepolisian distrik Narayanganj dan Narsingdi kepada AFP mengungkap sedikitnya 200 orang ditangkap di kedua distrik tersebut. Kemudian sekitar 80 orang lainnya ditangkap di wilayah Bogra.

Sejumlah pejabat senior kepolisian setempat menyebut sedikitnya 168 orang ditangkap di kota industri Gazipur, 75 orang lainnya ditangkap di kota Rangpur, dan 60 orang ditangkap di wilayah Barisal.

ADVERTISEMENT

Kemudian di area pedesaan dan zona industri di ibu kota Dhaka, sekitar 80 orang ditangkap polisi setempat.

Angka-angka tersebut ditambah dengan laporan sebelumnya yang menyebut sedikitnya 532 orang ditangkap di wilayah Dhaka dalam beberapa hari terakhir, sehingga total ada 1.195 orang yang sejauh ini ditangkap di berbagai wilayah Bangladesh.

Kelompok mahasiswa yang memimpin unjuk rasa di Bangladesh menghentikan sementara aksi mereka selama 48 jam pada Senin (22/7) waktu setempat. Pemimpin kelompok mahasiswa itu mengatakan mereka tidak menginginkan reformasi "dengan mengorbankan begitu banyak darah".

Pada Minggu (21/7) waktu setempat, Mahkamah Agung Bangladesh mengurangi kuota perekrutan pekerjaan pemerintah untuk kelompok tertentu, termasuk kuota untuk anak dan cucu "para pejuang kemerdekaan" dari perang pembebasan Bangladesh melawan Pakistan tahun 1971 silam.

Sementara itu, jam malam masih diberlakukan di wilayah Bangladesh, dengan tentara-tentara dikerahkan ke berbagai area terdampak kerusuhan. Pemadaman internet yang dilakukan sejak Kamis (18/7) pekan lalu telah membatasi aliran informasi secara drastis di negara tersebut.

Pembatasan tetap berlaku hingga Selasa (23/7) waktu setempat, setelah panglima militer Bangladesh mengatakan situasi hukum dan ketertiban telah "terkendali".

Kehadiran sejumlah besar personel militer di Dhaka terpantau pada Selasa (23/7) dan bunker-bunker didirikan di beberapa persimpangan dan ruas jalanan utama diblokir dengan kawat berduri.




(apl/ahr)


Hide Ads