Peluang Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita kembali maju di Pilwalkot Semarang diyakini memudar usai Pemkot Semarang diterpa kasus dugaan korupsi. Pakar Politik Universitas Diponegoro (Undip) Wahid Abdulrahman menyebut hal itu akan merubah peta politik di Semarang.
"Paling tidak dari internal PDI Perjuangan akan berpengaruh karena bagaimanapun kan figur Bu Ita adalah petahana yang paling besar punya potensi menang pasti PDI Perjuangan juga akan mempertimbangkan kasus ini ya," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Jumat (19/7/2024).
Menurutnya, ketiadaan petahana di Pilwalkot Semarang akan membuka ruang kandidat atau partai lain untuk berani maju. Sebab, memang sudah hal umum bila petahana menjadi lawan paling kuat dalam pemilihan kepala daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira semua kandidat akan diuntungkan karena ketiadaan petahana. Itu kan relatif dalam tanda kutip memberikan berkah ya walaupun belum tentu berkah itu linier dengan elektoral mereka. Paling tidak mengurangi lawan mereka yang memiliki basis popularitas lebih tinggi dalam arti petahana," katanya.
![]() |
Hal tersebut juga termasuk bagi kandidat lain yang masih berebut tiket PDIP. Selain Ita, kader PDIP lain yang mencoba mendapat tiket PDIP ialah Arnaz Andrarasmara.
"Menariknya kemudian selain membuka peluang, nanti kalau Mas Arnaz diusung PDI Perjuangan nantinya figur-figur yang relatif muda ini yang akan bertanding di Semarang, ada Mas Yoyok, Mas Arnaz, Mas Dico," tambahnya.
Meski peluang mengusung petahana memudar, Wahid menilai PDIP masih cukup kuat untuk bertarung di Pilwalkot Semarang. Terlebih, bisa jadi kasus ini justru memunculkan semangat kader PDIP di Pilwalkot.
"Eksistensi petahana di ranah eksekutif itu menjadi salah satu pilar yang cukup menguntungkan PDI Perjuangan tapi ketika pilar ini kemudian hilang, PDIP masih punya beberapa pilar lain, pilar utama mesti mesin politik dan jaringan politik PDIP di bawah Mas Hendi di Kota Semarang saya kira soliditasnya masih sangat kuat. Ini di pileg kemarin kan juga terlihat ya meski di Pilpres Pak Ganjar di Kota Semarang tidak sesuai harapan tapi di pileg menang ya," imbuhnya.
"Ini memang harus dites ya, bisa jadi ini menimbulkan semangat juang PDI Perjuangan, dalam tanda kutip ya misalnya kadernya dikuyo-kuyo ya kalau dimaknai seperti itu ya justru semakin memunculkan semangat untuk memenangkan siapapun yang diusung PDI Perjuangan," sambungnya.
Seperti diketahui, hari ini menjadi hari ketiga KPK melakukan penggeledahan terkait kasus dugaan korupsi di lingkungan Pemkot Semarang. Kasus korupsi tersebut berkaitan dengan gratifikasi dan pemerasan ASN.
Hingga kini, ada empat orang yang saat ini telah dicegah untuk berpergian ke luar negeri. Sejak kasus ini mencuat, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) belum diketahui keberadaannya.
(apl/ahr)