AD (17) siswa SMAN 1 Cawas yang sempat tersengat listrik saat menolong almarhum FN (18) ketua OSIS kondisinya terus membaik. Korban yang sudah pulang dari RS Islam Cawas kini ditangani psikolog.
"Yang bersangkutan sudah keluar dari RS. Sekarang dalam pendampingan dari psikolog," ungkap Kepala SMAN 1 Cawas, Arik Sulistryorini kepada detikJateng, Senin (15/7/2024) siang.
Menurut Arik, saat ini yang bersangkutan belum masuk sekolah karena sekolah masuk baru tanggal 22 Juli. Untuk pendampingan psikologi, sekolah bekerja sama dengan DisosP3APPKB dan KPAI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pendampingan. Sekolah dalam hal ini bekerja sama dengan Dinsos P3APPKB Pemkab Klaten dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)," jelas Arik.
"Sudah bisa diajak bicara. Dan masih juga terapi di Jogja," imbuh Arik.
Kepala Dinsos P3APPKB Pemkab Klaten, Puspo Enggar Hastuti, menyatakan setelah kejadian Kabid PPA (Pemberdayaan dan Perlindungan Anak) langsung bertemu dengan sekolah dan keluarga. Dinas menawarkan untuk memberikan bimbingan psikologi.
"Kami tawarkan dari bidang PPA bersama pusat pelayanan keluarga akan memberikan pendampingan dan sekolah merespons bagus. Akan disampaikan juga kepada orang tua apakah bersedia didampingi, kita juga akan jemput bola," papar Puspo kepada detikJateng.
"Lembaga yang akan terlibat antara lain Pusat Layanan Kesejahteraan Sosial Anak Integratif, (P2TP2A) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Puspaga Pusat Pembelajaran Keluarga.Itu lembaga yang akan di gandeng oleh dinas," imbuh Puspo.
Sebelumnya diberitakan, Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, FN (18 sebelumnya tertulis 17) tewas di kolam sekolah karena kesetrum aliran listrik. Dari penyelidikan polisi, korban yang tengah berulang tahun ke-18 diceburkan teman-temannya ke kolam yang ternyata beraliran listrik.
Kapolsek Cawas, Iptu Umar Mustofa, menjelaskan dari hasil pemeriksaan saksi, sekitar pukul 09.00 WIB para siswa yang dipimpin korban sekitar 30 orang ke sekolah untuk rapat mencari sponsor kegiatan lomba peningkatan minat dan bakat. Teman-teman korban ternyata mengetahui ulang tahun korban sehingga merencanakan menceburkan ke kolam dan dikasih tepung.
"Setelah selesai salat makan, setelah itu korban dikasih tepung. kemudian dari teman-temannya kurang lebih tiga orang megang korban dan diceburkan ke kolam yang ada di sekolah," jelas Iptu Umar Mustofa kepada wartawan di mapolsek, Senin (8/7) malam.
Dari dua temannya yang berusaha menolong, sambung Umar, juga sempat mengalami sesak napas dan juga dibawa ke RS. Polsek sudah melakukan klarifikasi ke beberapa saksi.
"Kita sudah klarifikasi ke beberapa saksi yang ada dan juga salah satu teman korban yang menolong dan saat ini masih di RS. Kami minta keterangan, orang tua kandungnya tidak membuat laporan dengan meninggalnya korban dianggap musibah," terang Umar.
(apl/cln)