Nasib teman-teman Fajar Nugroho, Ketua OSIS SMA 1 N Cawas, Klaten, yang tewas usai mendapat prank atau kejutan ulang tahun, kini menjadi sorotan. Pendampingan akan diberikan secara khusus guna menghilangkan trauma teman-teman Fajar.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, akan memberikan pendampingan bagi siswa yang ikut terlibat dalam tragedi meninggalnya Fajar. Sri Mulyani juga menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait pendampingan tersebut.
"Kami pemerintah daerah sudah kerja sama dengan kepala sekolah, sudah menawarkan untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak," kata Sri Mulyani saat melakukan pengecekan kolam di SMAN 1 Cawas, Jumat (12/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terutama anak-anak kemarin yang ikut dalam kontribusi bermain untuk perayaan ulang tahun almarhum, ini nanti akan diberikan pendampingan biar anak-anak tidak mengalami trauma," lanjutnya.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan tragedi yang menimpa Ketua OSIS SMAN 1 Cawas itu akan dijadikan evaluasi bagi Pemkab Klaten dan seluruh pihak terkait. Dirinya juga berpesan kepada para murid untuk senantiasa berhati-hati agar kejadian serupa tak terulang.
"Pesan saya kepada anak-anak, kita boleh merayakan ulang tahun, berbahagia dengan momen apapun, tapi yang terpenting euforia kebahagiaan itu jangan berlebihan. Asas kehati-hati harus kita ke depankan," ungkapnya.
Terpisah, Kepala SMAN 1 Cawas, Arik Sulistyorini mengatakan para siswa yang terlibat dalam merayakan ulang tahun FN itu kini dalam kondisi trauma. Apalagi, mereka menyaksikan kejadian tragis itu secara langsung.
"Anak-anak yang saat itu hadir menyaksikan kejadian itu merasa trauma, merasa bersalah dan sebagainya. Itu nanti KPAI memberikan pendampingan secara psikologis," ucap Arik.
Kini, pihaknya masih menunggu arahan dari pihak kepolisian terkait perbaikan yang harus dilakukan di sekolah tersebut untuk mencegah kejadian serupa.
Sementara itu diketahui, pihak keluarga Fajar memutuskan untuk tak melanjutkan proses hukum. Mereka menerima meninggalnya Fajar sebagai sebuah musibah.
Paman korban, Suparno (53) mengatakan, ayah dan ibu Fajar memang sempat syok dengan kejadian tersebut. Namun, akhirnya mereka menganggap kejadian tersebut sebagai musibah.
"Setelah dipikir-pikir semua itu kan musibah. Kami dari keluarga sudah bicara dengan bapak sama ibunya yang jelas keluarga menerima ini musibah," lanjut Suparno kepada wartawan di Mapolsek Cawas, Senin (8/7).
(cln/apu)