Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menggelar Klaten Coffee Festival 2024 dalam rangka memeringati Hari Jadi Klaten ke-220. Puluhan kedai kopi turut meramaikan kegiatan yang tak boleh dilewatkan para pecinta kopi itu.
Klaten Coffee Festival telah dihelat sejak Sabtu (13/7/2024) sore. Puluhan orang tampak sudah memadati alun-alun sejak pukul 19.00 WIB untuk berburu kopi sambil menikmatinya di atas tempat duduk yang tersedia, maupun sembari duduk di atas rerumputan alun-alun.
Plh Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Itok Yulianta menjelaskan, ada sebanyak 20 stan kedai kopi dari berbagai daerah yang akan meramaikan gelaran Coffee Festival yang diadakan Sabtu-Minggu (13-14/7/2024) mulai pukul 15.00-22.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mengenalkan produk-produk kopi UKM yang khususnya ada di Merapi dan di seluruh Kabupaten Klaten biar mulai dikenal dan masyarakat mulai tertarik untuk ngopi, sehingga produk kopi kita makin dikenal," kata Itok, ditemui detikJateng di Alun-alun Klaten, Sabtu (13/7/2024).
Ia memaparkan, selain pameran kopi, akan ada pula lomba meracik kopi atau Fun Battle V60 yang akan dilaksanakan sore nanti. Dihadirkan pula The Jeblogs, De Java Keroncong, serta band-band lokal Klaten untuk menghibur para pengunjung.
"Pesertanya sekitar 60 orang daei berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ada uang pembinaan, ada sertifikat. Termasuk sertifikat buat teman-teman yang ikut di mendirikan stan di sini," terang Itok.
Ia berharap, Klaten Coffee Festival dapat meningkatkan geliat perekonomian para pelaku usaha kopi di Klaten. Sebab, menurutnya Klaten juga memiliki produk kopi unggulan dari lereng Merapi yang ramai jadi incaran pecinta kopi berbagai penjuru.
Salah satunya Kopi Petruk, yang dikenal sebagai kopi asli Deles Indah, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang. Founder Kopi Petruk, Ahmad Sulistyo mengatakan, Kopi Petruk menawarkan kopi arabika hasil olahan petani di lereng Merapi Klaten yang memiliki rasa dan aroma khasnya sendiri.
"Produk yang ditampilkan (di festival) hanya natural sama semi wash, karena wine-nya habis. Natural itu tipikal yang rasa buahnya itu pekat, jadi ketika dibuat roasting-an hitam pun rasa buahnya masih terasa, cerinya," kata Ahmad kepada detikJateng.
Ahmad pun mengapresiasi Klaten Coffee Festival yang digelar DKUKMP. Sebab menurutnya, dengan hanya menghadirkan stan pelaku usaha kopi, membuat pengunjung dapat fokus berburu kopi sambil mencicip produk dari masing-masing kedai yang memiliki ciri khasnya masing-masing.
"Jadi fokus kita mengikuti kegiatan ini bukan menghitung berapa banyak yang terjual, tapi berapa banyak orang yang ingin mengambil kartu nama untuk dikunjungi di lain hari," tuturnya.
Hal senada diungkapkan salah satu perwakilan pelaku usaha kopi dari Kedai Mbangtelon, Gunawan, yang menghadirkan kopi asli Sapuangin, Klaten. Ia mengaku kegiatan ini mampu mengenalkan produk kopi khas lereng Merapi Klaten, agar bisa ikut berkembang menjadi potensi Kabupaten Klaten.
"Acaranya sangat bagus. Stannya ini termasuk unik, kalau biasa pameran seni stannya biasa. Tapi ini pakai bambu jadi berasa ngopi banget," kata Gunawan.
Ia berharap agar kegiatan semacam itu bisa terus digelar Pemkab Klaten. Selain bisa mengenalkan produk kopi, ajang festival kopi juga mampu mengedukasi dan menanamkan budaya ngopi masyarakat Klaten agar semakin bangga mengonsumsi produk kopi lokal unggulan masyarakat setempat.
"Tadi juga sudah beberapa kali brewing, jadi bukan hanya sekedar kopi yang berbasis susu. Rata-rata yang datang ke sini itu pecinta kopi, bahkan tadi ada yang dari Wonogiri," jelasnya.
Gunawan pun berharap, kegiatan yang mampu mendongkrak perekonomian serta potensi warga Klaten ini bisa terus dilaksanakan secara rutin. Agar produk kedai kopi di Klaten dengan berbagai nilai jual tersendiri itu bisa semakin dikenal masyarakat secara luas.
(akn/ega)