Sebagai informasi, ziarah ini merupakan rangkaian HUT KE-78 Pemkot Solo. Pantauan detikJateng, ziarah dihadiri Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Sekretaris Daerah Budi Murtono, Komandan Kodim 0735/Surakarta yang baru Letkol Inf Eko Hardianto, Kepala Kejari DB Susanto, Kepala OJK Solo Eko Hariyanto.
Selain itu juga hadir pula kepala OPD dari masing-masing dinas. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tak terlihat.
Ziarah dibagi menjadi dua rombongan yakni rombongan pertama ziarah ke makam almarhum Sindoeredjo, dan almarhum Slamet Suryanto. Dilanjutkan ke makam almarhum Soekatno, dan berakhir di makam almarhum Imam Soetopo.
Sedangkan rombongan kedua, berziarah ke makam almarhum Budi Suharto dan bertemu dengan rombongan pertama di makam almarhum Imam Soetopo.
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengaku awalnya janjian dengan Gibran untuk bertemu di titik akhir ziarah di astana utara. Namun, rencana itu batal dan Gibran tidak jadi hadir.
"Kemarin kencannya di sini (astana utara) ya, tapi nggak jadi (hadir). Tapi ini kan sore nanti Pak Presiden (Jokowi) hadir di Solo, landing jam 17.00 atau jam 18.00 WIB. Tapi memang titik akhir katanya mau ketemu," ujar Teguh kepada awak media di Astana Utara, Jumat (14/6/2024).
Menurutnya, ini merupakan momen pertama Gibran absen dalam ziarah mantan Wali Kota Solo. Sebelum-sebelumnya, Teguh menyebut Gibran selalu hadir.
"(Pertama nggak ikut ziarah) Iya, kemarin (tahun lalu) hadir ya. Di makam almarhum Sindoeredjo kemarin hadir, mungkin barengan itu (kedatangan Presiden) aja," bebernya.
Menurutnya, tradisi ziarah ke makam-makam wali kota sudah dilakukan sejak lama jelang HUT Pemkot Solo. Selain ke wali kota yang telah wafat, Pemkot juga masih menjalin silaturahmi dengan wali kota yang masih hidup.
"Kan ada dua, dua maksudnya yang masih sugeng, masih hidup dan yang sudah meninggal. Silaturahmi mengirim doa ke yg yang sudah meninggal, kemudian silaturahmi sama-sama mendoakan yang masih hidup," ungkapnya.
Menurutnya, ada beberapa makam yang belum ditemukan. Salah satunya makam Oetomo Ramelan yang menjadi anggota PKI.
"Kita belum menemukan (makam Oetomo Ramelan) apa itu kena PKI, apakah itu juga bagian di Jurug yang kasusnya dengan PKI apakah atau seperti apa, kita hanya delapan yang kita ziarahi. Selain Oetomo Ramelan banyak, wali kota kedua, ketiga, keempat sebelum tahun 66 nggak bisa kita temukan. Kecuali wali kota pertama karena bagian Keraton," pungkasnya.
(ams/apl)