Klarifikasi ini dilakukan oleh Kepala Disdikpora Brebes, Caridah dan Kabid Dikdas, Aditya serta Kabid Ketenagaan, Riyanto. Usai klarifikasi, Kabid Ketenagaan, Riyanto awalnya mengungkapkan pertemuan tersebut untuk klarifikasi terkait pemecatan seorang siswi tersebut. Pihak Dinas meminta keterangan kronologi terjadinya siswi tersebut dikeluarkan.
"Tadi memang ada pemanggilan. Ada empat orang, termasuk kepala sekolah dan wali kelas. Kami meminta keterangan kronologi sampai terjadinya pemecatan," ungkap Riyanto, Senin (10/6/2024).
Dalam kasus ini, lanjut Riyanto, Dinas perlu melakukan klarifikasi karena tindakan kepala sekolah tersebut bertentangan dengan program pemerintah. Pemkab Brebes, kata Riyanto, sedang gencar menggalakkan Gerakan Kembali Bersekolah.
"(Kasek) Mengaku khilaf, sampai keluar SK pemecatan tanpa konsultasi dengan atasan. Alasannya khilaf karena emosi dengan orang tua siswa," ujarnya.
Pembinaan dan Sanksi
Selain klarifikasi, Dinas juga memberikan pembinaan terhadap pihak sekolah. Hal ini untuk mengantisipasi agar tindakan serupa tidak terulang.
Hasil klarifikasi ini, selanjutnya akan dibawa ke rapat Baperjakat. Rencananya, Dinas Pendidikan akan membicarakan soal sanksi tersebut bersama Inspektorat dan BKPSDMD (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah).
"Atas kejadian ini, kepala sekolah tetap akan diberikan sanksi. Tentunya sanksi ini akan dibicarakan dengan Inspektorat dan BKPSDMD," pungkasnya.
Pemkab Turun Tangan
Diberitakan sebelumnya, Pemkab Brebes turun tangan menyikapi seorang siswi kelas 2 SD yang dikeluarkan gegara ibunya berkomentar miring soal keterlambatan ujian di grup WhatsApp (WA). Kedua pihak langsung dipertemukan dan anak tersebut bisa kembali bersekolah.
Sekda Brebes, Djoko Gunawan, mengaku prihatin atas kejadian ini. Dia menyesalkan keputusan sekolah yang justru bertentangan dengan program Gerakan Kembali Bersekolah yang sedang digalakkan.
"Turut prihatin atas kejadian yang menimpa anak didik di Kecamatan Paguyangan. Pemkab langsung bertindak, mengutus jajaran Dinas Pendidikan mempertemukan pihak pihak terkait untuk cari solusi agar anaknya bisa kembali sekolah," ujar Djoko saat dihubungi via telepon, Sabtu (8/6).
(rih/cln)