Air mata haru menetes dari wajah kedua orang tua wisudawan Gilang Ramadhan (24). Mahasiswa S1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto, seharusnya menjalani prosesi wisuda hari ini.
Namun nasib berkata lain, ia lebih dahulu dipanggil yang Maha Kuasa dikarenakan sakit. Alhasil orang tuanya yang mewakili menerima ijazah Strata 1 ini.
Yaya (53), ayah almarhum Gilang tampak lebih tegar. Sedangkan Yanti Tantiyawati (40), ibunya tak kuasa menahan haru. Berulang kali ia mengelap air matanya. Terlebih saat nama anaknya dipanggil untuk menerima ijazah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tangisnya pecah. Yanti bahkan tak bisa berkata-kata. Ia harus ditenangkan oleh civitas akademika yang mendampingi rektor memberikan ijazah kepada Yaya.
Sejumlah wisudawan yang hadir juga nampak menitikkan air mata. Prosesi wisudawan almarhum Gilang memang dibuat terpisah. Sebelum ijazah diserahkan pihak kampus terlebih dahulu menampilkan deretan foto semasa Gilang kuliah.
Ditemui usai prosesi penyerahan ijazah, Yaya mengaku bangga dengan capaian almarhum anaknya. Ia tidak menyangka anaknya bakal berpulang secepat ini. Terlebih sebelum itu Gilang tidak mengalami sakit.
"Ada kurang lebih 100 harian sudah (meninggal dunia). Sakit mendadak, jadi dia itu pulang dari Purwokerto hari Rabu, hari Kamis dia sakit mendadak, terus hari Sabtu meninggal dunia," kata pria asal Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat ini kepada wartawan, Sabtu (8/6/2024).
![]() |
Kesedihannya semakin mendalam, karena Gilang merupakan anak semata wayang. Terlebih selama ini Gilang dikenal sebagai anak yang pendiam.
"Ini anak saya satu-satunya. Dia itu pendiam, sopan dan nggak neko-neko. Terakhir ketemu dia nggak ngomong apa-apa. Nggak ada pesan. Nggak bilang lagi sakit juga. Meninggalnya di rumah," terangnya.
Sebelum meninggal, Gilang sempat mengemukakan keinginannya untuk meneruskan usaha ayahnya. Oleh sebab itu Yaya merasa sangat kehilangan.
"Sedih banget rasanya. Dia itu cita-citanya mau nerusin usaha saya. Saya kan jualan ayam di sana. Bilang katanya mau nerusin usaha saya. Bangga sekali rasanya bisa sampai wisuda," ungkap dia.
Sementara itu, Rektor UMP Assoc Profesor Jebul Suroso menjelaskan Gilang termasuk salah satu mahasiswa berprestasi. Proses studi yang dijalani hanya 3,5 tahun saja. Gilang pun diwisuda bersama 301 mahasiswa lainnya.
"Almarhum sudah selesai proses pembelajaran, skripsi juga telah selesai diyudisium, artinya memang tinggal wisuda saja. Dia termasuk mahasiswa berprestasi di bidang akademik. IPK-nya di atas 3,5 waktu tempuh 3,5 tahun," jelasnya.
Untuk memberikan apresiasi, pihak kampus berencana akan memberikan beasiswa bagi saudara Gilang. Namun hal ini akan dibicarakan lagi mengingat Gilang merupakan anak tunggal.
"Apresiasi kami adalah kami tetap mengundang beliau kami berikan ijazah. Sebenarnya akan kami berikan juga beasiswa kepada adik atau saudaranya kebetulan yang bersangkutan anak tunggal. Untuk teknis lebih lanjut nanti kita komunikasikan dengan keluarga," ujarnya.
(apu/ams)