Hasil PPDB, 530 SD Negeri di Blora Tak Penuhi Kuota

Hasil PPDB, 530 SD Negeri di Blora Tak Penuhi Kuota

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Jumat, 07 Jun 2024 20:10 WIB
Lecture room or School empty classroom with Student taking exams, writing examination for studying lessons in high school thailand, interior of secondary education, whiteboard. educational concept
Ilustrasi sekolah. (Foto: iStock)
Blora -

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SD di Kabupaten Blora sudah tuntas. Dinas Pendidikan (Disdik) Kebupaten Blora mengungkap 530 dari total 572 SD Negeri di Blora tidak memenuhi kuota rombongan belajar (rombel) 28 siswa.

"Hasil PPDB kemarin ada beberapa hal soal keterpenuhan kuota rombel 28 anak. Di Blora terdapat 572 SDN. Sebagian besar tidak memenuhi kuota rombel yaitu sebanyak 530 sekolah," ungkap Sekretaris Disdik Blora, Nuril Huda saat ditemui wartawan di kantor Disdik Blora, Jumat (7/6/2024).

Untuk diketahui, tahapan pendaftaran PPDB tingkat TK dan SD di Blora digelar pada 27-29 Mei 2024. Sementara waktu pengumuman PPDB TK/SD pada 31 Mei 2024.

Nuril menyampaikan beberapa faktor yang memengaruhi kurangnya kuota rombel. Salah satunya banyak orang tua yang memilih menyekolahkan anaknya di luar Blora.

"Faktornya banyak, contohnya banyak juga orang tua yang menyekolahkan anaknya ke luar kota, ada yang di pondok pesantren. Kemudian faktor di desa ada beberapa sekolah, mungkin sebagian ke MI sehingga mengurangi kuota jumlah siswa di sekolah dasar," jelasnya.

Dia mengungkapkan rata-rata kurangnya rombel terjadi di pinggiran wilayah Blora dengan keterbatasan anak didik atau terdapat pula sekolah-sekolah swasta lain.

"Di tempat itu punya sekolah tapi jumlah penduduknya terbatas. Sekolah itu berapapun harus melayani. Walaupun keterpenuhan kuota kecil karena daerah terpencil dan satu-satunya akses ya harus dilayani," jelasnya.

Meski demikian pihak Disdik belum ada rencana untuk melakukan regrouping sekolah. Lebih lanjut, sekolah yang berada di wilayah kota juga ada yang sedikit muridnya.

"Kalau yang di kota kok kurang, mungkin orang tuanya menyekolahkan di swasta atau di pondok pesantren," jelas Nuril.




(aku/apu)


Hide Ads