9 Keutamaan Bulan Dzulhijjah Lengkap dengan Amalan yang Dianjurkan

9 Keutamaan Bulan Dzulhijjah Lengkap dengan Amalan yang Dianjurkan

Rayza Teguh Prastiyo - detikJateng
Jumat, 07 Jun 2024 14:01 WIB
Ilustrasi puasa Arafah
Ilustrasi amalan di bulan Dzulhijjah Foto: Zaki Alfarabi/detikcom
Solo -

Keutamaan bulan Dzulhijjah perlu diketahui umat Islam agar dapat memaknainya dengan baik. Selain itu, pada bulan Dzulhijjah terdapat amalan-amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW dan sahabat untuk dilakukan oleh kaum muslim di dunia untuk menyempurnakan ibadah.

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 dalam urutan kalender Hijriah. Merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) RI, awal bulan Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 8 Juni 2024, dan akan berakhir pada 6 Juli 2024.

Pada bulan Dzulhijjah terdapat beberapa keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan umat Islam untuk beribadah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzulhijjah juga dikenal sebagai bulan untuk beribadah haji dan berkurban bagi kaum muslim yang mampu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa saja keutamaan bulan Dzulhijjah dan amalan apa saja yang dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam? Temukan jawabannya dalam penjelasan yang akan disajikan detikJateng berikut ini.

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Dikutip dari laman Kemenag RI, Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, dijelaskan keutamaan dan amalan yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah bagi umat Islam, berikut uraian penjelasan lengkapnya:

ADVERTISEMENT

1. Menjadi Bulan Haji

Pada bulan Dzulhijjah, bagi seluruh umat Islam di dunia yang telah mampu secara syariat berbondong-bondong menuju ke Tanah Suci untuk melaksanakan rukun islam yang kelima yaitu ibadah haji.

Ibadah haji dilakukan umat Islam sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas nikmat dan rahmat Allah SWT. Kaum muslim yang berhaji mengorbankan badan dan hartanya, sehingga cara mengungkapkan syukur yang benar untuk selalu bersyukur nikmat harta dan kesehatan adalah dengan menggunakannya pada jalan yang telah diizinkan Allah SWT.

Untuk melaksanakan ibadah haji, Allah SWT telah berfirman pada Al-Quran, Surat Al-Imran ayat 97 sebagai berikut:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Artinya: "Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam" (QS Ali 'Imran: 97).

2. Termasuk Bulan Haram atau Mulia

Bulan Dzulhijjah termasuk ke dalam bulan haram atau bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, di samping bulan Dzulkaidah, Muharram, dan Rajab.

Hal tersebut diisyaratkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya pada Al-Quran, Surat At-Taubah ayat 36 sebagai berikut:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa."

3. Terdapat Keutamaan di 10 Hari Pertamanya

Bagi umat Islam yang selalu menjalankan ketaatan dan kebaikan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, Allah SWT akan memberikan pahala yang besar baginya.

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma, dari Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ

Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

4. Terdapat Hari Arafah

Hari Arafah merupakan hari yang diagungkan dan sangat mulia. Pada hari ini, jemaah yang sedang melaksanakan puncak ibadah haji yaitu wukuf di Arafah. Sehingga pada hari Arafah disebutkan hari terkabulnya doa dan bagi umat Islam yang berdoa di hari ini doanya merupakan paling baik.

Pada hari ini kaum muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk selalu bermuhasabah diri, berpuasa, bersedekah, beramal soleh, beribadah, bertaubat, dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.

5. Adanya Ibadah Berkurban

Selain dikenal sebagai Hari Raya Haji, pada momen bulan Dzulhijjah juga terdapat perintah untuk melaksanakan ibadah kurban bagi umat Islam. Ibadah kurban ini dilakukan dengan cara menyembelih hewan kurban yang sesuai dengan syariat Islam.

Perintah berkurban bagi umat Islam telah diisyaratkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya melalui Al-Quran, Surat Al-Kautsar ayat 2 sebagai berikut:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ۝٢

Latin: fa shalli lirabbika wan-ḫar

Artinya: Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!

6. Disempurnakannya Islam pada Dzulhijjah

Pada bulan Dzulhijjah, Allah SWT menyempurnakan agama Islam sebagai agama yang diwahyukan kepada para Rasul dan diajarkan kepada para umat manusia. Hal tersebut terdapat pada firman Allah SWT dalam Al-Quran, Surat Al-Maidah ayat 3, sebagai berikut:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian." (Qs. Al Maidah: 3)

Ulama sepakat bahwa ayat tersebut turun di bulan Dzulhijjah saat haji wada berlangsung di hari Arafah. Namun, hal ini berdasarkan atsar dari sahabat Umar bin Khattab, seorang Yahudi berkata kepada Umar:

Wahai Amiirul Mu'miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya."

Umar berkata, "Ayat apakah itu?"

Yahudi itu membacakan ayat tersebut, "Al yauma akmaltu lakum...."

Umar pun berkata, "Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jum'at." (HR. Al Bukhari)

7. Bulan Muktamar Islam Dunia Ada di Dzulhijjah

Umat Islam dari segala negara di dunia datang ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Kemudian, pada momen puncaknya yaitu hari Arafah mereka semua berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan rukun haji yaitu wukuf.

8. Dzulhijjah Bulan Tanpa Kekurangan

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan tanpa kekurangan, keutamaan tersebut sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakrah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Dua bulan Id, ramadhan, dan Dzulhijjah, tidaklah berkurang keutamaannya (meskipun kadang-kadang 29 hari)." (HR> Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits tersebut menunjukkan, meskipun Dzulhijjah terkadang memiliki 29 hari, namun tidak mengurangi setiap kemuliaan dan pahala di dalamnya, sama seperti bulan Ramadhan dan Syawal.

9. Terdapat Hari Tasyrik

Hari Tasyrik merupakan hari raya umat Islam yang dirayakan pada tanggal 11,12, dan 13 Zulhijjah berdasarkan kalender Hijriah. Ketiga hari tersebut merupakan rangkaian penting dalam Islam dan berlangsung tepat setelah Hari Raya Idul Adha.

Tasyrik atau tasyriq berasal dari bahasa Arab yang merupakan serapan dari kata "syaraqa" yang memiliki makna "matahari terbit" atau "menjemur sesuatu".

Amalan Yang Dianjurkan Pada Bulan Dzulhijjah

Setelah mengetahui berbagai keutamaan yang ada di dalam bulan Dzulhijjah, kaum muslim perlu mengetahui amalan apa saja yang dianjurkan Rasulullah SAW pada bulan Dzulhijjah. Masih dikutip dari sumber yang sama, berbagai amalan dapat dilakukan oleh umat Islam saat bulan Dzulhijjah tiba, berikut uraian lengkapnya:

1. Puasa Sunnah Bulan Dzulhijjah

Pada bulan Dzulhijjah terdapat beberapa puasa sunnah apabila dilakukan umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Di antaranya terdapat puasa sunnah Arafah, Tarwiyah, dan Ayyamul Bidh.

Puasa Arafah

Puasa sunnah Arafah dianjurkan untuk diamalkan oleh kaum muslim karena memiliki keutamaan yang begitu besar. Pelaksanaannya jatuh setiap tanggal 9 Dzulhijjah tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah.

Pahala yang akan diterima oleh umat muslim ketika menjalankan puasa Arafah dapat disimak dalam hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Qatadah r.a berikut:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).

Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah biasa dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum pelaksanaan puasa Arafah. Puasa Tarwiyah sangat dianjurkan untuk diamalkan bagi umat Islam karena memiliki keutamaan yang sangat berharga. Hal tersebut tercantum dalam sebuah hadits riwayat sebagai berikut:

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

Artinya: "Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun." (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

2. Perbanyak Bertakbir dan Berdzikir

Memperbanyak berdzikir dan bertakbir pada bulan Dzulhijjah termasuk bertahlil, bertasbih, beristighfar, bertahmid, dan memperbanyak doa merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada bulan ini.

3. Menunaikan Ibadah Haji

Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima dan wajib dilaksanakan bagi setiap muslim yang telah mampu secara ekonomi dan syariat Islam. Ibadah haji dilakukan setiap bulan Dzulhijjah, puncaknya pada pelaksanaan rukun wukuf di padang Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Ibadah haji telah diisyaratkan melalui firman Allah SWT dalam Surat Al-baqarah ayat 196 sebagai berikut:

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌۗ ذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِࣖ ۝١٩٦

Artinya: Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu'), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Mahakeras hukuman-Nya.

4. Berkurban

Hari Raya Idul Adha identik dengan pelaksanaan ibadah kurban bagi umat Islam di seluruh dunia, maka tak heran jika hari ini biasa disebut sebagai Hari Raya Kurban.

Para Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan "Berkurbanlah pada hari Idul Adha (yaum an-Nahr). Udhiyah merupakan bentuk rasa cinta dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah".

Keutamaan berkurban telah disebutkan Allah SWT melalui firman-Nya dalam Surat Al-Hajj, ayat 37 sebagai berikut:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ۝٣٧

Artinya: "Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin."

5. Bertaubat atau Tidak Bermaksiat

Bagi umat Islam, perintah bertaubat dan tidak bermaksiat merupakan sesuatu yang wajib dilakukan karena hal tersebut merupakan perintah dari Allah SWT. Di momen bulan Dzulhijjah yang sangat mulia, akan lebih baik jika kaum muslim memanfaatkannya dengan cara bertaubat dan menjauhi segala perbuatan tercela.

Allah SWT berfirman melalui Al-Quran, Surat An-Nahl ayat 119 sebagai berikut:

ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ عَمِلُوا السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْٓا اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ ۝١١٩

Artinya: "Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang-orang yang melakukan keburukan karena kebodohan (tidak menyadari akibatnya), lalu bertobat dan memperbaiki (dirinya). Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Demikian penjelasan tentang keutamaan dan amalan yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah. Semoga bermanfaat ya detikers!

Artikel ini ditulis oleh Rayza Teguh Prastiyo peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(par/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads